26. Rating.

3.9K 623 59
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Soobin dengan takut-takut melihat kearah mading yang gak jauh dari kelasnya, sial mengerikan sekali.

Biasanya dia melihat hasil ujian semester sebelumnya tampak biasa saja, mau dapat nilai jelek juga biasa saja, tapi untuk saat ini sepertinya dirinya gak akan sama seperti sebelumnya.

Ayolah, orang tuanya menjodohkannya, bukan menjodohkan lagi sih, tapi sudah menikahkan dirinya dengan cowok yang juara umum di sekolahnya, jika dirinya saat ujian masih saja mendapatkan hasil nilai yang jelek, artinya percuma saja orang tuanya itu menikahkan dirinya dengan orang yang pintar sekalipun.

Dia gak mau dikatain bodoh oleh orang tuanya, walaupun kenyataannya memang iya sih.

"Bagaimana hasilnya?"

Soobin reflek menoleh kearah Yeonjun yang sudah berada di dekatnya saat ini.

Dia hanya menggelengkan kepalanya membuat Yeonjun memiringkan kepalanya, jadi Soobin berdiri di depan mading buat apa jika gak melihat hasilnya?

"Kakak hasilnya bagaimana?"

"Sua-"

Kangmin yang tiba-tiba muncul di hadapan Yeonjun dan Soobin langsung meringis ketika kakinya diinjak oleh Yeonjun.

"Eh, maksudnya Yeonjun mah gak usah di tanya, tentu saja dia akan tetap bertahan dengan posisinya," balas Kangmin yang masih menatap tajam Yeonjun karena kakinya diinjak oleh tuh cowok.

Salah sendiri asal ceplas-ceplos saja kalau ngomong, Kangmin tadi hampir saja bilang suami, kalau hanya ada mereka sih gak masalah, tapi ada anak-anak lain disini.

Soobin yang mendengar ucapan Kangmin tambah ketakutan, sial, dia jadi tambah ngeri saja, dia mah harusnya tau kalau suaminya itu gak perlu di tanya juga hasilnya bakalan bagus.

Bukan dirinya yang gak mungkin bisa dadak masuk ke 3 besar di kelasnya, kalau masuk 10 besar saja sepertinya sudah bersyukur.

"Sana lihat."

"Gak berani, kakak saja yang lihat," suruh Soobin yang malah menyuruh suaminya agar melihat hasil dari nilai dan peringkatnya.

Yeonjun dan Kangmin menoleh satu sama lain.

"Kami sudah tau sih hasilmu," balas mereka berdua langsung membuat Soobin tambah ketakutan.

Berbeda dengan Yeonjun yang hanya tertawa kecil, dia mulai mendorong pelan tubuh Soobin agar melihat kertas yang tertempel di mading itu.

"Pasti terjun bebas," balas Soobin yang mau menutup kedua matanya dengan tangannya, namun tangannya malah di pegang duluan oleh Yeonjun.

Ayolah, Soobin berasa mau melihat apa saja, karena segitunya lho, padahal cuma mau lihat nilai.

Matanya melihat kearah urutan bawah terlebih dahulu, karena biasanya namanya selalu nangkring di sana dan saat itu Soobin santai aja walaupun pas pulang orang tuanya langsung mengomel.

Kalau gak marah, mana mungkin orang tuanya menikahkan dirinya dengan Yeonjun.

Tidak ada namanya di sana, apakah salah kelas ya? Tapi nama-nama yang ada di sana, nama anak-anak kelasnya semua.

"Aku gak salah kelas, kak?"

"Gak, itu memang daftar anak-anak di kelasmu," balas Yeonjun yang tertawa kecil saat melihat ekspresi muka Soobin yang tampak kebingungan.

Tidak percaya jika namanya tidak ada di urutan terbawah di kelasnya, namun nama-nama mantan temannya itu ada semua di sana.

Padahal dulu mereka berempat selalu berurutan namanya di posisi terbawah.

High On Life -yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang