24. Confession.

4.4K 753 82
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komennya mana woi, astaga sepi banget.

***
Soobin merasa kesal saat ini, suaminya bahkan gak mengejarnya sama sekali dan masih berada di uks.

Dia sedang duduk di lapangan basket sambil melihat anak-anak basket yang sedang bermain disana.

Salah sepertinya dia duduk disini, karena pasti bakalan ada cowok menyebalkan yang akan menganggunya saat ini.

Lagipula ada apa dengan Soobin? Dia kenapa merasa kesal saja ketika suaminya itu menolong cewek, walaupun dia tau sebenarnya dia atau suaminya bahkan gak kenal sama sekali dengan cewek tadi.

Harusnya Soobin juga tau sih, jika Yeonjun itu adalah ketua osis, wajar jika dia reflek melakukan hal tadi.

Tangannya segera mengacak-acak rambutnya karena merasa malu, bagaimana bisa dia tadi bertindak memalukan seperti tadi, apalagi suaminya bisa melihat dengan jelas ekspresi cemburunya.

Lalu ada Kangmin juga, teman suaminya itu disana, ah dia kesal sekali.

Soobin kaget ketika mendengar suara orang berantem di belakangnya.

Dia reflek menoleh kearah belakangnya dan langsung berdiri ketika melihat bahwa suaminya dan Junghoon yang sedang berantem saat ini.

Soobin langsung memeluk tubuh suaminya dari belakang.

"Kakak kenapa sih harus buang waktu berantem sama dia?" tanya Soobin sambil memeluk suaminya.

"Lagian kakak siapa emangnya?" tanya Junghoon yang tidak terima karena di dorong oleh Yeonjun saat mau merangkul Soobin tadi.

Yeonjun bisa saja berkata bahwa dia suami Soobin, namun dia gak sekonyol itu melakukannya.

Soobin melepaskan pelukannya dari suaminya itu lalu berjalan mendekat kearah Junghoon.

Yeonjun hanya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Soobin saat ini.

Anak-anak sekolahan pada melihat apa yang terjadi saat ini, bahkan yang sedang main basket saja kaget karena melihat Junghoon yang malah berantem sama ketua osis itu.

Jangan bilang konteksnya saat ini anak basket dan ketua osis sedang memperebutkan Soobin.

Walaupun Soobin dulu tampak sombong sekali, tetap saja orang-orang harus mengakui Soobin itu memang wajar untuk diperebutkan.

"Aku akan katakan hal yang jujur denganmu saat ini."

Soobin menatap kearah Junghoon yang sedang menatapnya juga.

"Kak Yeonjun itu suamiku, aku istrinya, aku tidak peduli kamu percaya atau tidak, tapi aku ada bukti sih," jelas Soobin dengan suara yang sangat kecil.

Seperti sedang berbisik, Yeonjun saja tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan Soobin.

Junghoon hanya terdiam ketika melihat sebuah cincin yang terpasang di jari manis Soobin saat ini.

Soobin melepaskan cincin tersebut dan menunjukkannya di depan mata Junghoon.

Dan disana tertulis nama Yeonjun, Junghoon tambah tidak bisa berkata apa-apa lagi saat ini.

"Oh iya, jika kamu memberitahu tentang hal ini ke orang lain, perusahaan orang tuamu bisa saja hancur oleh keluargaku," ancam Soobin sambil kembali mundur berjalan kearah suaminya.

Yeonjun hanya bisa bingung namun dia berjalan pergi dengan Soobin yang sudah berada di sebelahnya lagi.

"Kamu bicara apa ke dia?"

High On Life -yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang