Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Ujian semester akhirnya datang, disinilah Soobin harus membuktikan ke orang tuanya kalau dia bisa dapat nilai besar.Ayolah, orang tuanya pasti akan berpikir percuma menikahkan Soobin dengan Yeonjun kalau ujungnya bakalan tetap dapat nilai kecil.
Eh sebenarnya, Soobin masih bingung sih, dulu kan dia memang senang kalau dirinya dapat nilai kecil agar bisa lepas dari Yeonjun.
Namun untuk saat ini pikiran itu sudah hilang dari kepalanya, ayolah dia suka ke suaminya sendiri, bodoh emang.
Kalau kata orang benci sama orang itu bisa membuat ujungnya kita suka sama orang itu juga dan benar ternyata.
Soobin meletakkan kepalanya ke meja dengan buku yang dia letakkan ke meja.
Hari ini ulangan bahasa inggris dan matematika, bagus deh matematika di hari pertama, biar dirinya gak cemas lagi.
Walaupun bakalan tetap cemas sih jika melihat hasil nilainya nanti.
Mata Soobin menoleh kearah mantan temannya, kan Jiwon itu pasti bakalan ujungnya tetap dekat dengan Chanyoung dan juga Seoyoung.
Berarti selama beberapa bulan ini, dia hanya pura-pura menjauh saja, disaat seperti ini malah kembali dekat.
Untung saja Soobin gak terpengaruh sama sekali, Jiwon memang suka mendekatinya, namun Soobin gak terlalu menanggapi.
Dirinya lebih baik untuk sendiri atau enggak ya bersama suaminya, lalu ada Kangmin juga yang gabung di antara mereka.
Setidaknya itu lebih ok dan bahkan lebih berguna juga, jika dia dekat ke suaminya memang sih dirinya disuruh untuk belajar terus.
Seperti kemarin, dirinya belajar matematika ke suaminya, jadi Soobin harus optimis, dirinya gak boleh mengecewakan suaminya yang berusaha mengajarinya matematika itu.
Soobin segera mengangkat kepalanya ketika ada guru yang masuk ke dalam kelas, buku yang ada di mejanya langsung dia taruh ke dalam tas.
"Ayo taruh tas kalian ke depan, handphone kalian taruh disini," suruh gurunya sambil menunjukkan tangannya ke meja.
Semuanya langsung bangkit dari duduknya lalu meletakkan handphone mereka ke meja guru tersebut.
Soobin juga melakukan hal yang sama, dia kembali ke bangkunya lagi setelah menaruh tas dan handphonenya ke depan.
Lalu dia melihat sesuatu di laci mejanya, sebuah kertas, Soobin segera mengambilnya dan membaca isi kertas tersebut.
Untung saja dia periksa dulu laci mejanya, ini adalah jebakan, karena berisikan angka dan huruf disana, seperti kunci jawaban.
"Itu apa, Soobin?" tanya gurunya ketika melihat tangan muridnya yang memegang kertas di tangannya.
Soobin memberikan kertas tersebut ke gurunya, raut mukanya biasa saja.
"Gak tau, sebelum saya menaruh tas ke depan gak ada apapun di laci saya, saat saya menaruh tas ke depan disana ada kertas ini," jelas Soobin dengan sesopan mungkin, soalnya guru di hadapannya itu suka asal nuduh sembarangan.
Terlihat seperti saat ini mata gurunya sedang memperhatikan mata Soobin.
Soobin gak takut, diakan gak melakukan kesalahan sama sekali, jadi gak ada gelagat aneh dari Soobin saat ini.
"Baiklah, buat kalian yang menaruh ini ke laci Soobin, hati-hati, di kelas ini ada cctv lho," ancam gurunya membuat Soobin menoleh kearah mantan temannya itu.
Mereka tampak cemas sendiri disana, mereka itu gak pernah melihat pengalaman sebelumnya apa? Jelas-jelas sudah tau di setiap kelas itu ada cctv.
Soobin menerima kertas yang diulurkan oleh anak kelasnya dan mengambil satu lalu mengulurkannya lagi ke belakang.
Saat melihat soalnya membuat Soobin hanya terdiam, kan sialan, dia mendadak gak fokus sendiri, ayolah Soobin jangan bego, dia harus mendapatkan nilai besar saat ini.
Lalu setelah berdiam beberapa menit, Soobin segera kembali fokus dan membaca soal di hadapannya itu.
Dia segera menjawab soal tersebut di kertas jawaban.
Gak perlu cepat-cepat asal dia teliti dan berhasil menjawab dengan benar.
Mata Soobin melihat ada suara pena yang di belakangnya.
Biasa itu taktik anak kelasnya ketika ulangan sih, pura-pura mengambil pena padahal aslinya mengulurkan jawaban ke murid yang lain.
"Kalian yang di belakang, hentikan taktik kalian untuk mencontek itu, kerjakan ulangan kalian sendiri-sendiri, ini bukan untuk dikerjakan bersama," tegur gurunya yang membuat anak kelas ini mendadak langsung terdiam.
Sial, mereka emang salah sih mencontek ketika yang menjaga kelas mereka adalah guru killer.
Soobin bisa melihat mata gurunya yang memperhatikan semua murid di dalam kelas ini dengan intens.
Pada akhirnya Soobin berhasil menjawab semua soal yang ada disana, gak tau sih benar atau salah, setidaknya dia sudah berusaha.
Waktunya bentar lagi habis, Soobin akhirnya mengumpulkan kertasnya tersebut ke depan lalu mengambil handphonenya.
Dia mengambil bukunya dan segera keluar dari kelas.
Baru keluar dari kelas, dia melihat ada suaminya yang berjalan dengan Kangmin di sebelahnya.
"Mukamu kusut banget, susah?" tanya Kangmin saat sadar ada Soobin yang baru saja keluar dari kelas.
Yeonjun ikutan menoleh sambil tersenyum melihat Soobin yang sedang memeluk buku matematika di tangannya.
"Susah."
Kangmin cuma mengangguk, dia gak mau ngejek orang sih, soalnya dia juga tadi kesusahan menjawab soalnya.
"Mau belajar bersama? Ada yang kamu gak ketahui?" tanya Yeonjun sambil menarik tangan Soobin agar berjalan bersamanya.
Lagipula mereka berniat untuk ke kantin, Soobin sepertinya cemas sekali dengan ulangan berikutnya yaitu matematika.
"Santai astaga."
"Takut nilaiku jelek."
Yeonjun cuma tertawa kecil melihat tingkah Soobin yang malah tampak mengemaskan di matanya saat ini.
Iya gitu aja terus, biarkan saja Kangmin menjadi seperti nyamuk karena harus menyimak pasangan di sebelahnya itu.
"Kalau kamu menjawabnya dengan baik, nilainya pasti akan baik juga, santai aja, kita makan dulu, lalu baru belajar, ok?"
Setelah ditenangin oleh suaminya, Soobin akhirnya mengangguk sambil merasakan tangan Yeonjun yang mengacak rambutnya dengan lembut saat ini.
Kan, murid di sekolahan ini hanya bisa melihat hal tersebut, mereka pikir gak akan pernah melihat hal romantis dari Yeonjun, ternyata bisa dan itu dilakukan ke pada orang yang gak mereka sangka-sangka.
Siapa juga yang akan menyangka kalau Yeonjun akan dekat dengan Soobin, kan?
Tbc.
Update yuhuu, maaf gak jelas, pas lagi ngetik, tiba-tiba ngerasa gak enak aja badanku, huhuhu.
Dahlah, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
Salam,
Anaknya Taekook.
KAMU SEDANG MEMBACA
High On Life -yeonbin
FanfictionHidup di dalam kemewahan membuat Soobin tidak memperdulikan apapun termasuk pendidikannya, hal itu membuat orang tuanya marah dan memberikannya hukuman. #1 in Soobin || 090122 #1 in Yeonbin || 020922 #1 in Yeonjun || 211022 ©2021