Dia berlari, tapi tidak melarikan diri.
***
Author POV
Usai memastikan bahwa Sheikha telah masuk ke pintu keberangkatan, Renaldi berbalik, bersiap untuk pulang.
Satu tepukan di pundaknya membuat dia tersentak kaget, dia menemukan Lili yang tengah tersenyum padanya.
"Hey."
"Lili? Ngapain disini? Kata Sheikha kamu tidur."
Lili tersenyum, "Aku mau pulang Re, aku pamit ya."
Dahi Renaldi berkerut, "Ha? Pulang kemana? Ke rumah? Ayo bareng aku."
Lili menggeleng, "Pulang ke Boston, ke rumah mama papa."
"Sama siapa? Sendirian? Li, jangan bercanda deh, ke Boston tuh jauh, nggak sedekat warung mie ayam ujung kompleks."
"Sama Sheikha kan?"
"Sheikha? Dia aja taunya kamu tidur."
Lili mengangguk, "Iya, aku nggak bilang, tapi nanti kita sepesawat kok, duduknya sebelahan juga."
"Berapa lama?" Tanya Renaldi, "Nggak lama kan?"
Lili menggeleng, "Mungkin butuh waktu paling cepat 4 tahun."
Mata Renaldi terbelalak, "Kamu nggak lagi sakit kan?" Dia menarik tangan Lili, "Ayo deh periksa ke dokter, aku takut kamu habis kepentok apa gitu."
Lili menggeleng dan menarik tangannya, "Aku mau pulang sekaligus kuliah disana Re, aku udah daftar dan keterima."
"Kenapa baru bilang sekarang? Kenapa mendadak?"
"Nggak mendadak, kamu lupa, kamu loh yang udah dengan suka rela jadi guru aku selama ini."
"Jadi ini tujuan kamu minta aku ajarin bahasa Inggris?" Tanya Renaldi.
Lili mengangguk, "Iya ini tujuan aku, aku pamit ya."
"Li — sumpah ini nggak lucu."
"Iya kan aku lagi nggak bercanda."
Renaldi menatap Lili dalam diam, berusaha merangkai kata yang tepat untuk mengakhiri perpisahan ini.
"Kalau kamu pergi karna pengen ngejar cita-cita kamu, aku ikhlas, tapi kalau kamu pergi karna mau menghindari kenyataan, aku bakal jadi orang pertama yang nahan kamu, nggak peduli berapa uang yang udah kamu keluarin buat beli tiket ke Boston."
Lili tersenyum tulus, dia menarik Renaldi ke pelukannya, "Aku pamit ya, jaga diri baik-baik disini."
Renaldi membalas pelukan dari Lili, "Kamu yang harusnya jaga diri baik-baik disana, jangan nakal, jangan lupa pulang ya Li."
Lili melepaskan pelukannya, "Pasti ! Dah !" Dia berbalik, meninggalkan Renaldi yang masih berdiri di tempatnya, menyaksikan punggung orang yang di cintainya yang kian lama kian menjauh dan menghilang di kerumunan.
"Jadi ini rasanya kehilangan orang yang bahkan nggak pernah gue milikin? Pedih ya." Gumam Renaldi sembari berbalik meninggalkan bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SELESAI)
Teen FictionIni adalah kisah klasik masa remaja seorang Liliana Narendra Lili selalu menggantungkan hidupnya pada orang lain, hidupnya di kelilingi oleh orang yang sangat menyayanginya. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian buruk terjadi, dia harus kehilangan...