Terkadang berbohong itu perlu, namun kau juga harus bersiap dengan segala resikonya.
***
Author POV
"Makan dulu apa jalan-jalan dulu?" Tanya Gino seraya memasukkan kunci mobil ke sakunya.
"Makan."
Gino menoleh, "Lo serius?"
"Emang gue kelihatan kaya lagi ngelawak?" Balas Lili tanpa menoleh.
Gino menggeleng, "Yaudah."
Keduanya berjalan beriringan tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
Setibanya di tujuan, Gino langsung memesan makanan tanpa menanyakan menu apa yang diinginkan Lili, sebab dia sudah hafal betul kesukaan Lili.
"Lo tuh aneh, cewek kebanyakan jalan-jalan dulu baru makan, lo malah kebalikannya."
"Gue nggak aneh, gue beda." Sahut Lili membela diri.
"Iya, lo emang beda."
Susana kembali hening hingga makanan yang mereka pesan datang.
"Kenapa lo nggak pernah mau nyoba menu lain? Kenapa setiap kesini lo pasti pesen menu itu?" Gino kembali bersua, belakangan ini memang dia harus berusaha keras agar Lili mau berbicara sedikit lebih banyak padanya, perihal tak dibalas, itu sudah menjadi makan sehari-hari baginya, jadi dia cukup kebal dengan hal ini.
"Kenapa harus nyoba yang lain kalau lo udah nemu yang bikin lo nyaman?" Lili balik bertanya.
"Kalau lo cuma stay di satu tempat, gue yakin lo nggak bakal bisa tau dunia luar yang mungkin bisa menghadirkan jutaan kejutan. Atau malah lo nggak punya second options."
"Gue cuma takut nggak tau jalan pulang kalau gue tetep jalan, gue takut tersesat atau malah dihadang orang jahat."
Tanpa sadar, Gino menggenggam tangan Lili, "Ada gue."
Lili melepas genggaman tangan Gino, dia kembali melanjutkan makannya. Sedang Gino mengumpat dalam hati, bodoh pikirnya, bisa-bisanya dia menggenggam tangan Lili dalam keadaan seperti ini.
Tanpa keduanya sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang memperlihatkan dan mendengarkan semua perkataan keduanya.
Senyum licik tercetak jelas di wajah lelaki itu, perempuan yang menarik, gue harus dapatin dia ! Pikirnya.
***
"Mau kemana lagi?" Tanya Gino setelah membayar makanan yang dia pesan.
"Balik."
"Kata tadi abis makan mau jalan-jalan?"
"Gue mau balik."
"Gue turutin deh semua mau elo, asal bukan balik. Atau gue bayarin semua belanjaan elo hari ini." Tawar Gino.
"Balik." Ujar Lili lagi.
Gino menarik tangan Lili, "Li, please .."
Lili menghembuskan nafas lelah lalu menarik kembali tangannya hingga terlepas dari genggaman Gino, "Oke, gue mau ke gramed."
Dan Gino tersenyum puas atas kemenangannya. Sedang Lili sudah terlebih dahulu berjalan menuju tempat yang dia inginkan.
Sedang di dalam resto, seorang laki-laki terus memperhatikan Lili dan Gino.
"Sayang, mama barusan chat aku, katanya aku harus buru-buru balik, kamu nggak papa kan aku tinggal?"
Dinda mengangguk, "Yaudah nanti aku pesen taksi online aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SELESAI)
Novela JuvenilIni adalah kisah klasik masa remaja seorang Liliana Narendra Lili selalu menggantungkan hidupnya pada orang lain, hidupnya di kelilingi oleh orang yang sangat menyayanginya. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian buruk terjadi, dia harus kehilangan...