14. I See.

154 12 0
                                    

Rasanya sulit sekali untuk jujur tentang rasa yang tertahan di dada, ya?

***

Author POV

Beberapa bulan kemudian ..

"Li?" Panggil Gino.

Lili menoleh, "Ya?"

"Sampai kapan lo bakalan kaya gini?" Tanya Gino serius.

"Sampai kapan?" Lili mengulang pertanyaan Gino, "Sampai gue capek, mungkin?" Lili mengangkat bahunya.

"Tapi lo tau lo harusnya nggak gini Li."

Lili menghembuskan nafas lelah, "Lo tau harusnya nggak bahas ini No."

Gino menarik rambutnya frustasi, "Kenapa lo selalu nyebelin sih?"

"Kenapa lo masih mau ngomong sama orang nyebelin kaya gue?" Lili melihat langit di hadapannya yang mulai berubah warna menjadi jingga.

"Karena gue —" Gino tak melanjutkan perkataannya.

"Karena lo?" Tanya Lili.

"Udahlah, ayo balik." Gino mulai berdiri.

Lili menggeleng, dia masih terfokus pada senja di depannya, "Kenapa lo selalu mengalihkan pembicaraan pas gue bener-bener pengen tau apa maksud dari perkataan lo sebelumnya?"

Gino menatap Lili geram.

Lili menepuk tempat di sampingnya, "Duduk sini."

Dan mau tak mau Gino mengambil tempat duduk di tempat yang dimaksud Lili.

"Kita cuma butuh waktu lebih buat bicara." Ujar Lili tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya. "Butuh sangat banyak waktu."

Gino diam.

Lili menyenderkan kepalanya pada bahu Gino, hal yang membuat Gino terkaget, jantungnya berdetak lebih cepat kali ini.

"Lo itu unpredictable Li."

Lili mengangguk pelan, "Gue tau, dan lo nggak perlu nyoba buat ngertiin atau pahamin gue."

"Kenapa nggak boleh?"

Lili menarik nafas dalam dan menghembuskannya, "Suatu saat gue bakalan move on dari Randy, lo pun juga bakal find someone yang lo cinta. Kita bakalan berjalan di lintasan masing-masing, mungkin sekarang kita sejalan, tapi besok, bisa aja salah satu dari kita berbalik arah."

Gino kembali terdiam.

"Kita bakal punya jalan masing-masing No, dan untuk sekarang, gue cuma pengen nikmatin masa-masa ini sebelum semuanya berakhir."

"Lo ngapa deh ngomong kaya gini? Lo nggak ada niatan buat bunuh diri kan?" Tanya Gino.

Lili tersenyum, "Ah bunuh diri, sepertinya bisa dicoba."

Gino melotot, "Sebelum lo bunuh diri, gue yang bakal bunuh lo duluan !"

Lili terkekeh, "Bercanda, gue mana berani ngelakuin itu sih?"

"Li, gue nggak bakal ninggalin elo, dan ini nggak mungkin berakhir." Ujar Gino meyakinkan.

Lili menggeleng, "I'm not sure No. Gue cuma berusaha berpikir realistis aja. Lo ganteng, populer, lo baik, banyak di luaran sana yang berusaha narik perhatian lo, mereka berlomba-lomba buat bikin lo bisa tanpa bayang-bayang gue."

Tangan Gino tergerak merangkul bahu Lili, "Iya gue tau gue ganteng, populer, baik, tapi sayang, semua itu nggak cukup bikin orang yang gue suka ngelihat gue."

Antara Kita (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang