Kita memang berjarak, tapi aku tak akan pernah beranjak.
***
Author POV
Lili menatap langit yang mulai menggelap, udara sekitar sudah berubah dingin, dia kedinginan, dalam hati dia mengumpat karena tidak membawa jaket juga payung.
Ini bukan sepenuhnya kecerobohan Lili karena tadi ketika Lili berangkat ke kampus, langit begitu cerah. Kesalahan dia hanya satu, lupa bahwa dia tidak sedang berada di Indonesia dimana cuaca masih bisa dia perkirakan sendiri.
Tangannya tergerak menghubungi Ariga, berharap lelaki itu juga ada kelas sehingga dia bisa meminjam payung lelaki itu, atau setidaknya jaket.
"Ga, di kampus nggak?"
"Enggak Li, gue hari ini nggak di kampus."
"Yah, yaudah deh."
"Kenapa? Lo kejebak hujan lagi?"
"Iya, mana gue harus buru-buru sampai rumah lagi."
"Yah gue juga lagi jauh dari kampus nih."
"Iya nggak papa, gue minta tolong Sheikha aja, thank you ya."
"Oh oke, sorry ya Li."
"Iya nggak papa, bye."
Lili mematikan sambungan telepon dan langsung beralih men-dial nomor Sheikha. Namun lelaki itu tidak menjawab, besar kemungkinan bahwa lelaki itu sedang berada di dalam kelas.
"Pasti lagi ada kelas, kalau enggak lagi molor." Lili memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, mau tak mau dia harus menunggu hingga hujan reda.
Sementara di lorong yang sama dengan Lili berdiri, Gino dan Rocky, teman barunya sedang berjalan menuju kelasnya, sembari sesekali melihat sekitar yang ramai oleh mahasiswa yang sedang berdiri menunggu hujan reda.
Dia ada kelas 20 menit lagi sehingga harus segera bergegas. Hingga pandangannya terhenti mana kala dia menyadari bahwa ada seseorang yang dia kenal sedang berdiri membelakanginya, tak perlu tau wajahnya karena Gino hafal betul siapa pemilik bahu itu. Gadis itu nampak menunggu hujan berhenti, sepertinya gadis itu terburu-buru ingin pulang namun terhalang hujan.
Tanpa pikir panjang, Gino meminta bantuan temannya untuk memberikan payung yang dia bawa pada gadis itu, juga jaket yang sedang dia kenakan karena gadis itu nampak sedang kedinginan.
"Ky, tolong kasih jaket sama payung gue ke cewek itu dong." Gino melepaskan jaketnya.
"Yang mana?" Rocky mengikuti pandangan Gino.
"Yang itu, pakai baju putih, tas hitam, panggil aja Lili, kalau noleh berarti bener dia." Gino memberikan jaket pada Rocky.
"Kenapa nggak lo aja sih?" Rocky menerima jaket dan payung dari Gino.
"Panjang ceritanya, kalau gue ceritain ini keburu summer."
"Yaudah deh." Rocky berjalan menjauhi Gino.
"Jangan bilang dari gue !" Seru Gino yang tak di gubris oleh Rocky, namun Gino tau, Rocky mendengarnya.
Rocky berjalan menghampiri Lili, menepuk gadis itu dari belakang, "Excuse me, Lili?"
Lili menoleh, "Ya?"
Rocky memberikan payung hitam dan jaket milik Gino, "For you."
Lili mengerutkan keningnya bingung, "Sorry? For me?"
Rocky mengangguk dan mengarahkan pandangannya ke sekeliling, bertingkah seolah sedang mencari keberadaan Gino, namun bukannya melihat ke tempat Gino, Rocky malah melihat ke arah berlawanan lalu mendesah kecewa, "Ah, he's gone."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SELESAI)
أدب المراهقينIni adalah kisah klasik masa remaja seorang Liliana Narendra Lili selalu menggantungkan hidupnya pada orang lain, hidupnya di kelilingi oleh orang yang sangat menyayanginya. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian buruk terjadi, dia harus kehilangan...