21. Menuju Ending.

124 14 0
                                    

Jika harus berpisah, ya sudah lah.

***

Author POV

"Li?" Panggilan itu membuat Lili menghentikan aktivitasnya.

Dia menoleh, "Ya? Kenapa Ga?"

"Kenapa sih lo berusaha mati-matian buat belajar Bahasa Inggris?" Ariga duduk di samping Lili.

"Kenapa?" Dahi Lili berkerut, "Hmm .. karena gue ngerasa butuh, mungkin."

Ariga menatap Lili tak puas dengan jawaban gadis itu, "Serius karena lo pengen? Bukan karena hal lain? Kaya, lo mau lanjutin studi lo di luar mungkin?"

Lili menatap Ariga kaget, dia tak menyangka Ariga akan menanyakan hal ini padanya.

"Enggak, gue pengen coba ambil TOEFL aja."

"Li, kenapa lo masih aja suka sembunyiin hal-hal kaya gini dari gue sih?"

Dahi Lili berkerut, "Maksud lo?"

"Emang perkenalan kita selama ini nggak cukup buat bikin lo yakin ya kalau gue ini bisa keep your secret?" Tanya Ariga lagi.

"Nggak gitu Ga, lo kenapa deh malah mikir kaya gitu?"

Ariga menggeleng, "Selama gue kenal lo, gue tau mana saat lo jujur, mana saat lo bohong dan mana saat lo lagi menyimpan cerita."

Lili terdiam sejenak lalu menghembuskan nafas lelah, "Gue sebenarnya nggak mau cerita bukan karena gue nggak percaya sama lo Ga, gue cuma nggak mau aja ketika gue buat planning terus gue share, eh malah gagal."

Ariga mengangguk paham, "Jadi lo mau ke luar?"

Lili menggeleng, lalu mengangguk ragu.

"Kalau lo mau, gue bisa bantu cari agensi yang bisa bantuin lo buat ngejar cita-cita lo buat studi di luar." Balas Ariga setenang mungkin.

"Lo serius?"

Ariga mengangguk lalu memegang bahu Lili, "Gue cuma mau tebus kesalahan gue selama ini."

"Kesalahan?" Tanya Lili bingung.

Ariga tersenyum, "Udah malam, gue balik dulu ya."

Ariga beranjak dari duduknya, tanpa menunggu persetujuan dari sang empunya rumah, dia terus berjalan menuju pintu dan menghilang di balik pintu.

Sedang Lili masih terheran-heran dengan perkataan Ariga.

Kesalahan? Ke gue? Tuhan, ini apalagi?

Lili langsung berjalan menyusul Ariga, "Ga !"

Ariga yang bersiap masuk ke mobil menoleh, "Kenapa?"

"Masuk lagi yuk, gue bikinin mie instan." Ajak Lili.

Ariga menggeleng, "Gue nggak lapar Li, gue langsung balik aja ya."

Lili berjalan menggandeng lengan Ariga, "Gue bakal ngambek kalau lo nolak." Dia bergegas mengajak Ariga masuk kembali ke rumah.

Sedang Lili tak sadar, ada Gino yang melihat semua perlakuan Lili pada Ariga dari seberang jalan.

"Kenapa hidup lo selalu dikelilingi sama laki-laki yang care sama lo melebihi gue sih Li? Dan lagi, harusnya gue yang ada disana, harusnya gue yang lo gandeng Li, bukan dia atau yang lain." Gumam Gino sebelum kembali melajukan motornya.

Sementara di dalam rumah, Lili sudah berada di dapur, dia memasak dua mie instan kuah untuknya dan Ariga, Ariga hanya menyaksikan Lili yang sedang fokus menunggu mie nya matang.

Antara Kita (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang