30. Permintaan Maaf Lili

121 12 0
                                    

Aku ingin memanggilmu, namun lidahku kelu, kamu tak mendengar, lalu menghilang.

***

Author POV

"Re, kamu ada waktu nggak? Bisa ketemu aku sekarang nggak?" Suara Lili terdengar parau.

"Kamu kenapa Li? Suara kamu kok kaya abis nangis?"

"Kita ketemu di taman biasa ya."

"Nggak, kamu tunggu di rumah, aku kesana sekarang."

"Oke."

Renaldi mematikan sambungan teleponnya, dia bertanya dalam hatinya, apa gerangan yang telah terjadi pada Lili.

Dia mengambil kunci mobilnya dan mulai bergegas menuju rumah Lili.

Tak sampai 20 menit, mobil Renaldi telah terparkir di halaman rumah Lili. Renaldi memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu, dia menemukan Lili dengan kondisi mata sembab dan sisa air mata di pipinya.

Lili menatap kedatangan Renaldi, lalu berlari menghampiri lelaki yang masih di ambang pintu. Tanpa menunggu lama, Lili menghambur ke pelukan Renaldi lalu menangis sejadi-jadinya disana.

"Li, kamu kenapa?"

"Maaf." Ujar Lili masih dengan tangisnya.

"Li, kenapa?"

Lili tak menjawab dan malah semakin terisak.

Renaldi menatap Sheika yang duduk di sofa seolah bertanya apa yang telah terjadi. Namun Sheika hanya menggeleng mengisyaratkan bahwa dia juga tidak tau hal apa yang telah terjadi pada gadis itu.

"Li, ayo duduk dulu, cerita kamu kenapa bisa gini?"

Lili melepas pelukannya, Renaldi membimbing Lili untuk duduk di sampingnya.

Sheika yang sempat menghilang kini telah kembali dengan segelas air putih di tangannya, "Minum dulu Li."

Lili mengambil gelas itu dan meminumnya hingga habis.

"Udah tenang?" Tanya Renaldi perlahan.

Lili mengangguk.

"Bisa cerita?"

"Maaf." Ujar Lili parau.

Dahi Renaldi berkerut, "Maaf kenapa Li? Tolong jangan sepotong-sepotong gini."

"Aku salah udah nggak percaya omongan kamu tentang Ariga."

Renaldi menarik Lili kepelukannya, "It's okay, kamu nggak perlu kaya gini."

"Tapi aku salah Re." Ujar Lili kembali terisak.

Renaldi tidak membalas perkataan Lili, lama kelamaan isakan Lili mulai tak terdengar, Lili tertidur pulas di pelukan Renaldi.

"Bawa ke atas, gua bukain pintunya." Ujar Sheika yang dijawab dengan anggukan oleh Renaldi.

Renaldi mengangkat tubuh Lili dan bergegas menuju kamar gadis itu.

Direbahakannya tubuh Lili, Renaldi menyingkirkan beberapa helai rambut Lili yang menutupi wajah gadis itu. Dia menyeka air mata yang masih menggenang di pipi gadis yang dia cintai itu.

Ditatapnya Lili yang terlihat begitu tenang dalam tidurnya.

"Kamu nggak seharusnya kaya gini Li, apapun kesalahan kamu, bagiku kamu nggak pernah salah."

Renaldi bergegas untuk keluar kamar, Sheika yang sedari tadi berada di belakangnya, menahan tangan Renaldi.

"Kenapa?"

Antara Kita (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang