Cinta itu tentang dedikasi, dia memberi tanpa berharap kembali, dia berjuang tanpa kata lelah.
Jika kau lelah, itu bukan cinta, itu jatuh cinta sepihak.***
Author POV
"Bee, ntar ke rumah aku dulu ya ambil baju." Lili mulai membuka bekal yang dia bawa.
Randy mengangguk, "Tinggal ambil aja kan?"
Kini giliran Lili yang mengangguk karena mulutnya penuh dengan makanan.
Gino menoleh, "Pada mau kemana dah pakai bawa baju segala? Nggak berbuat yang iya iya kan?"
"Yakali ! Sembarangan kalau ngomong ! Mama gue nyuruh Lili nginep." Balas Randy.
Gino pun hanya bercanda, dia tau Randy tidak akan berani berbuat macam-macam pada Lili, dia sangat menjaga Lili dari dulu hingga sekarang.
"Oh .. Gue ikut !" Gino bersemangat.
"Nggak !" Balas Randy cepat.
Jawaban yang membuat Gino langsung mengeluarkan muka melasnya. Hal yang membuat Lili tertawa puas.
"Kamu jangan ketawa sayang, ketawamu bagus, nanti Gino suka." Randy memperingati.
Sedang Gino melotot, "Ngaco lo !"
"Tenang bee, kan Nono lagi mau aku jodohin sama Gilda." Lili terkekeh.
Perkataan Lili membuat Gino mengeluarkan tatapan lasernya, "Nggak ! Jangan macem-macem ya Li !"
"Kenapa sih No? Gilda orangnya baik kok." Rayu Lili.
"Baik buat lo belum tentu baik buat gue ya." Balas Lili.
"Ayolah, dicoba dulu, kan belum dicoba." Bujuk Lili.
"Nggak ! Dia cerewet banget sumpah."
"Tau dari mana lo kalau dia cerewet?" Lili mulai menatap Gino penuh selidik.
"Ya lo bayangin aja, sepanjang jalan dari rumah lo sampai sekolah, doi ngoceh aja nggak berhenti-henti, padahal udah gue cuekin." Keluh Gino.
"Lo dengar dia ngomong? Bukannya kata Gilda lo pakai headset?" Selidik Lili.
"Iya gue emang pakai headset, tapi nggak gue colokin kemana-mana." Jujur Gino.
Lili hanya mampu geleng-geleng melihat tingkah ajaib Gino, "Waah .. wah gila sih lo."
"Udah sayang, kamu kaya gatau Gino gimana." Randy berusaha menengahi perselisihan antara Gino dan Lili.
Dan Lili pun mengalah, dia lebih memilih untuk melanjutkan makannya, "Oke."
Disela-sela acara makan bekal bersama yang biasa mereka lalukan di jam istirahat kedua, Randy menyenggol lengan Gino.
"Paan?" Balas Gino masih fokus pada bekalnya.
"Lo cari cewek yang ngirim foto lo sama Lili kemarin kan?" Tanya Randy.
Gino langsung melihat sekitar, "Mana-mana?"
"Tuh, yang pakai bandana, yang paling menonjol dari yang lain." Tunjuk Randy.
Gino melihat perempuan yang dimaksud Randy, "Li, ayo samperin."
Lili menggeleng.
"Ck, ayolah Li .. sekali-kali biar mereka jera dan nggak ada dia-dia yang lainnya." Bujuk Gino.
Lili menghela napas pasrah, "Oke."
Ketiganya memasukkan bekal mereka ke tas masing-masing dan bergegas melancarkan aksi yang telah mereka susun untuk membuat salah satu adik tingkatnya jera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SELESAI)
Teen FictionIni adalah kisah klasik masa remaja seorang Liliana Narendra Lili selalu menggantungkan hidupnya pada orang lain, hidupnya di kelilingi oleh orang yang sangat menyayanginya. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian buruk terjadi, dia harus kehilangan...