Selalu nampak bahagia bukan patokan seseorang merasakan hal yang sama pada kenyataannya, pun juga sebaliknya. Sebagian dari mereka memang sedang bermain drama.
***
Author POV
"Nih uangnya, gue balik. Jagain Lili, lecet dikit awas lo ! Kabarin kalau udah sampai." Randy memberikan 3 lembar uang 50 ribuan pada Gino.
"Wiss .. banyak banget." Gino menerima uang itu dengan sumringah.
"Itu sekalian buat makan, dia kalau udah fokus ke volly suka lupa makan."
"Oke."
"Helm Lili gue kasih pos satpam."
Gini menggeleng, "Gue bawa mobil."
"Yaudah." Balas Randy sebelum bergegas pulang.
"Beruntung banget mereka. Yang satu perhatiannya nggak kurang-kurang, yang satu setianya luar biasa. Kapan gue bisa dapat yang kaya Lili?" Gumam Gino menatap kepergian Randy.
Satu tepukan mendarat di bahu Gino, "Minimal lo harus jadi kaya Randy dulu sih biar bisa dapetin yang kaya Lili." Ujar orang itu.
Gino menoleh, menatap orang yang baru saja menepuk bahunya, lalu terkekeh.
"Ada benernya juga omongan lo."
Renaldi ikut terkekeh, "Tapi kayaknya berat sih bro."
"Dah buruan karate, dah ditunggu anak-anak tuh." Keduanya bergegas menuju ke tempat anak karate berkumpul.
"Btw gue baru tau sih alasan kenapa lo jomblo selama ini." Ujar Renaldi.
Dan di sepanjang perjalanan keduanya hanya mampu terkekeh mentertawakan kemalangan yang dialami Gino. Oh poor you Gino !
***
"Jalan pak !" Kata Lili setelah memasang seatbelt nya begitu masuk mobil.
Gino menatap Lili garang, "Yee, lo pikir gue supir lo?"
Lili terkekeh, "Bercanda doang, elah, lo mah emosian, ntar darah tinggi loh."
Mobil Gino mulai meninggalkan halaman sekolah, "Bercanda mulu, kapan seriusnya?"
Kini giliran Lili yang menatap Gino garang, dia bersiap mengeluarkan cubitan mautnya, "Apa lo bilang? Coba ulangin."
"Iya iya ampun, bercanda doang elah."
"Hmm .." Lili mulai fokus pada jalanan kotanya yang tak pernah sepi itu.
"Mau makan kemana?"
"Serah."
Gino memutar bola matanya malas, "Dasar cewek, apapun pertanyaannya, jawabannya selalu serah, serah dan serah."
"Gini nih kalau orang nggak pernah baca kisah nabi-nabi."
Alis Gino terangkat, "Lah apa hubungannya coba?"
"Ya lo bayangin kalau semisal ada cewek yang lo tanyain mau makan apa terus dia ngejawab di tempat a lah, b lah, c lah. Ntar lo mau kasusnya kaya Nabi Adam, diusir dari surga gegara Hawa pengen makan buah quldi?"
Gino semakin tidak paham dengan gadis di sampingnya ini.
"Bisa Randy tahan sama orang kaya gini." Gumam Gino yang masih bisa di dengar oleh Lili.
"Apa lo kata?" Tanya Lili.
Gino menggeleng, "Enggak ngomong apa-apa."
"Awas aja lo ngomongin gue, gue cubit lo !" Ancam Lili.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SELESAI)
Teen FictionIni adalah kisah klasik masa remaja seorang Liliana Narendra Lili selalu menggantungkan hidupnya pada orang lain, hidupnya di kelilingi oleh orang yang sangat menyayanginya. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian buruk terjadi, dia harus kehilangan...