23. Siapa Dia?

114 13 0
                                    

Aku seperti apa, tergantung siapa orang yang kamu tanya.

***

Author POV

"Kamu dimana? Kok aku cari dimana-mana nggak ada?"

"Bisa ketemuan di kafe biasa sekarang?"

"Sekarang? Terus kamu dimana?"

"Di kafe biasa, aku tunggu."

"Terus aku kesananya naik apa?"

"Terserah."

Gino mematikan sambungan telepon itu lalu kembali melajukan kendaraannya. Sedang di seberang sana, Gilda memegang ponselnya erat, dia emosi karena Gino mematikan panggilannya secara sepihak, ini bukan Gino yang biasanya, ada apa sebenarnya ini, pikirannya berlarian kemana-mana, dia harus cepat sampai kafe itu batinnya.

"Gue balik aja deh." Ujar Lili berniat menghentikan mobil Gino dan bersiap keluar.

"Nggak, lo ikut gue !"

"No, itu urusan lo, bukan urusan gue, dan lagi apa kata Gilda kalau tau gue ada sama lo?"

"Justru lo harus ada disana, di samping gue." Karna itu memang tempat lo seharunya berada, lanjut Gino dalam hati. Tangan Gino tergerak menggenggam tangan Lili.

Refleks Lili menarik tangannya, "Kenapa gue harus ada di samping lo disaat kaya gini tapi lo nggak pernah ada di sisi gue kalau gue butuh lo?"

Gino terdiam, dia menelan ludahnya sendiri lalu menatap Lili dengan pandangan bersalahnya, "Li, gue minta maaf."

Lili mengalihkan pandangannya ke arah jalanan, "Terserah lo aja lah, gue capek."

Hanya itu yang terucap dari mulut Lili, cukup sudah dia selama ini memendam rasa kecewa pada lelaki disampingnya itu.

"Gue harus gimana biar lo maafin gue Li?" Tanya Gino sedikit melunak.

Lili hanya mengangkat bahunya acuh.

"Separah itukah gue nyakitin elo?"

"Nggak akan separah itu kalau gue nggak cinta sama lo." Ucap Lili tanpa sadar.

Gino menginjak pedal remnya secara mendadak dan membuat Lili kembali menjerit kaget.

"Lo kenapa jadi hobi ngerem mendadak sih? Lo beneran mau buat gue celaka?" Protes Lili, "Nih gue yakin orang belakang pasti mikir lo lagi kursus setir mobil." Gerutunya.

"Lo tadi bilang apa Li?" Tanya Gino serius.

"Ngomong ap —" Lili langsung terdiam menyadari ada yang salah dengan perkataannya.

"Li, lo tadi bilang apa?" Ulang Gino.

"Ah enggak, emang gue bilang apa?" Tanya Lili merutuki kebodohannya.

"Li, ayolah .. gue tau lo nggak pernah jago bohong."

"Gue nggak ngomong apa-apa."

Dan tiba-tiba Gino menarik Lili ke dalam pelukannya, membuat Lili mencoba melepaskan diri tetapi usahanya gagal, tenaga Gino lebih kuat darinya. Akhirnya Lili menyerah, membiarkan Gino memeluknya, pelukan yang terasa seperti belati baginya, nyaman sekaligus menyakitkan.

Setelah beberapa saat, Gino terlihat mengendurkan pelukannya, sedang bahunya terlihat naik turun.

"No, lo nangis?" Lili melepaskan pelukan Gino, memastikan bahwa perkiraannya salah.

Antara Kita (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang