39. Badai

33 2 0
                                    

Aku lelaki normal, kamu yang membuat otakku menjadi tidak normal.

***

Author POV

Lili duduk di ayunan bawah pohon rumahnya, dia baru saja mendownload video yang di kirim Rocky tadi pagi.

Setelah video terunduh secara sempurna, Lili langsung memutarnya.

Wajah pertama yang dia lihat adalah wajah Gino, hal yang membuatnya tersenyum sempurna. Senyum itu bertahan hingga video selesai di putar.

"Asli Rocky kocak banget." Ujarnya, tak lupa dia mengirim pesan balasan pada Rocky. Mengucapkan terimakasih karena telah memberikannya video ini tanpa dia minta.

"Minggu depan masakin apa lagi ya?"

Tangannya berseluncur mencari menu sarapan di YouTube, "Yang simpel-simpel aja biar rasanya nggak mengecewakan."

Lili terus melihat-lihat menu yang sekiranya menggoda selera, "Omurice? Susah lah gue nggak bisa bikinnya."

Aktivitasnya terhenti manakala satu panggilan dari Ariga muncul disana. Dia kemudian mengangkat panggilan itu.

"Ya kenapa Ga?"

"Jalan-jalan yuk."

"Mobilan aja gimana? Kalau jalan capek, hehe."

"Bercanda nih bocah, 15 menit lagi sampai."

"Oke gue siap-siap dulu, hati-hati."

"Iya oke, dah."

Lili langsung bergegas menuju kamarnya untuk berganti pakaian, tak butuh waktu lama untuk dia selesai dengan pakaiannya.

Lili berjalan menuju halaman depan, agar jika nanti Ariga sampai, lelaki itu tak perlu kelamaan menunggu.

"Aduh anak papa udah rapi aja, mau kemana?" Tanya Rudi yang duduk di kursi roda, di temani Lisa yang membawakan buah untuk sang suami.

"Mau pergi sama Ariga pa, anaknya dokter Wira."

Rudi mengangguk, "Tapi nanti kamu pulang kan?"

"Ya pulang lah pa, yakali nggak balik." Jawab Lili sembari mengambil potongan buah di piring Lisa, dia mengambil posisi duduk di samping sang mama.

"Kamu kan nggak lagi di Indo nak, pergaulan disini kan bebas." Ujar Rudi lagi.

"Yaudah nanti Lili nginep rumah Ariga ya, kebetulan Om Wira lagi nganter mama Lina balik Indo." Ujar Lili tanpa dosa.

Rudi mengangguk, "Nggak papa, papa sama mama siap kok besanan sama dokter Wira." Dia menatap Lisa, "Iya kan ma?"

Lisa hanya mengangguk, dia memang paling pendiam di keluarga ini.

"Papa apaan coba, yakali." Lili berdiri dari duduknya, "Tuh motor Ariga."

Ariga turun dari motor dan menghampiri Lili dan orang tuanya, dia menyalami Lisa dan Rudi, "Sore om, tante, saya Ariga, temannya Lili."

Rudi mengangguk, "Lili udah cerita tentang kamu kok, katanya dia malah mau nginep di rumah kamu mumpung papa mama mu nggak ada disini." Ujarnya seraya tersenyum jahil pada sang putri.

"Paaaa." Lili memperingati, "Aku duluan ya." Dia mencium tangan mama dan papanya.

"Hati-hati." Peringat Lisa, Lili mengangguk dan berjalan menuju motor Ariga.

Ariga melajukan motornya, tak lupa dia membunyikan klakson sebelum dia benar-benar meninggalkan halaman rumah Lili.

"Nggak salah kan aku kasih kepercayaan ke anak kita?" Tanya Rudi menatap istrinya.

Antara Kita (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang