Kemudian aku hanya perlu menerima, tanpa menangisi yang seharusnya pergi, tanpa menolak yang seharusnya datang — Lili.
***
Author POV
"Li, gue langsung pulang ya?"
Lili mengangguk, "Lo hati-hati ya Re, makasih loh udah traktir gue." Lili mulai tertawa aneh kali ini.
Renaldi tersenyum tulus, tangannya tergerak mengacak-acak rambut Lili, "Lo tuh gemesin tau kalau ketawa gitu."
Lili terkekeh kali ini, "Gue nggak tau apa yang bakal terjadi kedepannya, tapi gue harap gue bisa terus kaya gini sama lo."
Renaldi mengangguk, "Gue nggak bakalan pergi kok, santai aja. Gue balik ya."
Lili mengangguk, "Lo hati-hati, kabarin kalau udah sampai rumah."
Renaldi menyipitkan mata, menatap gadis itu dengan nada jahil, "Pengen banget nih gue kabarin?"
Lili terkekeh, "Jangan gitu dong, gue orangnya baperan nih."
"Gue siap tanggungjawab kok Li kalau lo baper."
Lili mendorong tubuh Renaldi, "Dah sana balik buru, makin lama lo disini makin nggak jelas nanti arah pembicaraan kita."
"Nggak papa kalau cuma arah pembicaraan kita yang nggak jelas, asal arah hubungan kita jelas."
Lili menggelengkan kepalanya, "Renaldiiiiiii."
Renaldi terkekeh, "Iya iya gue balik." Dia kembali masuk ke mobilnya, sedang Lili masih setia menunggu hingga mobil Renaldi meninggalkan rumahnya.
Setelah memastikan mobil Renaldi benar-benar sudah tidak terlihat, Lili berbalik memasuki rumahnya.
Belum sempat dia membuka pintu rumahnya, sebuah mobil sudah berhenti di halamannya.
Lili tau itu mobil siapa, Ariga.
"Siang Li." Sapa Ariga begitu turun dari mobilnya.
"Eh iya, siang Ga. Ada apa kok lo tiba-tiba ke rumah gue?"
Ariga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Gue cuma mampir doang sih kebetulan tadi lewat sekitaran sini."
Lili mengangguk, "Oh kirain ... Masuk Ga." Lili mempersilahkan lelaki di depannya untuk masuk ke rumahnya.
Ariga tampak terkaget dengan perlakuan Lili, tidak biasanya gadis ini terlihat welcome padanya. Memang selama ini Ariga selalu mencoba mendekati Lili, namun dia lebih sering mendapat penolakan daripada sinyal welcome.
"Ga, ayo !" Seru Lili yang sudah membukakan pintu untuk Ariga.
"Eh, iya." Dan ini adalah kali pertama Ariga masuk ke rumah Lili, setelah beberapa penolakan yang dia alami selama hampir setengah tahun ini.
"Duduk Ga, lo mau minum apa?" Lili mempersilahkan.
"Apa aja deh Li." Jawab Ariga sembari berjalan menuju tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita (SELESAI)
Teen FictionIni adalah kisah klasik masa remaja seorang Liliana Narendra Lili selalu menggantungkan hidupnya pada orang lain, hidupnya di kelilingi oleh orang yang sangat menyayanginya. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian buruk terjadi, dia harus kehilangan...