Rooftop gedung berlantai dua puluh tiga, disinilah gadis bersurai hitam pekat itu berada. Duduk di bibir rooftop, dengan kaki yang terjuntai di awang-awang sembari menikmati hiruk-pikuk perkotaan dari ketinggian, sudah merupakan hobinya akhir-akhir ini.Gadis yang tadinya berniat menenangkan diri malah seketika berubah haluan.
"Kalau di pikir-pikir terjun dari atas sini seru kali ya" Monolog nya sembari memandang jauh lebih bawah.
Entah hasutan setan dari mana yang membuatnya berfikir seperti itu. Seketika otaknya buntu, tatapannya kosong, bayangan masa lalu yang telah ia kubur jauh di dalam benaknya seketika muncul kepermukaan.
"Cape juga... Apa gue mati aja kali ya biar ga mikirin beban hidup lagi"
"Hmm.... Terjun bebas dari gedung setinggi ini mati nggak ya?"Gadis itu mengusap dagunya seraya berfikir
"Kalau nggak mati gimana?. Ntar nambah beban idup lagi dong?"
Gadis yang sedari tadi bermonolog dengan dirinya sendiri itu tengah berdiri di bibir rooftop memandang lalu lalang manusia yang tampak kecil dari ketinggian.
"Ah pasti mati lah... Orang tinggi gini. Kecuali gue cosplay jadi spiderman, baru tuh berkemungkinan selamat"
"Eh tapi kalau nggak mati gimana ya?"
Dilema itulah posisi Adel saat ini.
"Heh lo ngomong dong!!" Adel menendang beton pembatasan rooftop "Menurut lo kalau gue lompat, mati nggak?" Lagi-lagi Adel berbicara dengan benda mati itu "Yah diam-diam baek, ngomong napa, ngomong!"
"Bismillah aja dulu kali ya, kalau mati ya syukur kalau nggak nikmati saja... Untung-untung uji adrenalin, sekaligus pedekate sama malaikat"
Katakan saja gadis itu gila. Ya seperti yang sama-sama kita ketahui, mana ada manusia yang saat ingin mengakhiri hidupnya bernegosiasi terlebih dahulu. Dan nggak ada orang yang mau bunuh diri cuman beralasan uji adrenalin. Seperti nya hanya Adel manusia yang berucap seperti demikian kala ingin mengakhiri hidupnya.
"Eh tunggu--" Langkahnya seketika terhenti di, kakinya menggantung di udara.
"--Kalau gue mati sekarang posisi gue pasti bakalan di gantiin dong, sama nenek lampir dan anaknya?. Harta warisan gue?. Rumah gue?. Barang branded gue?. Baju, sepatu, tas, skincare, make up gue?"
"OH NO!!. Wah wah wah nggak bisa di biarin nih. Nggak bisa!"
"Matinya entah aja deh!!"
Adel kembali mentap kebawah. "Eh Bujubuset tinggi juga yak" Adel menari kakinya kembali mundur beberapa langkah menjauhkan diri dari bibir rooftop.
"Kapan-kapan dah gue bundir nya kalau gue mood, sekarang gue udah nggak mood. Sorry ye.. Gue mau nyelamatin hidup gue dulu.... Bye bye" Adel menepuk-nepuk beton besar itu.
Adel, gadis bersurai hitam itu berbalik melangkah meninggalkan rooftop.
Tanpa di sadari seorang pria berbadan tinggi tegap yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Adel, tersenyum tipis
"Ada gila-gila nya juga tu cewe" Imbuhnya.
_____________
My Home
11-01-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Teen FictionDILARANG PLAGIAT.🚫🚫🚫 [FOLOW SEBELUM MEMBACA!] USAHAKAN MENJADI PEMBACA YANG BAIK, HARGAI AUTHOR DENGAN CARA FOLLOW, VOTE, COMENT!!!! -AREA BANYAK TYPO!!- Follow Coment Vote -Usahakan menghargai karya seseorang ya guys, Jadilah pembaca yan...