45. Cukup di Pendam

95 14 10
                                    

🔊🔊🔊
Setelah sekian purnama akhirnya Erza Up lagi guysss..

Ada yang masih setia nungguin ga ya?
Makin hari makin sepi aja ni lapak. Jujur jadi makin males tau buat lanjutinya.

Tapi gpp.. 😊😊

dari pada ni cerita lumutan ga ada kejelasan, nih Erza Up buat pembaca setia. Yang masih nungguin kelanjutan ceritanya jangan lupa Komen,Vote dan Follow yahh....

Eh btw yg mau temanan sama aku di IG atau TikTok, yuk cek id nya di bio. Siapa tau di sini juga ada yang suka nulis, bisa lah ntar kita cerita-cerita bareng.

Happy Reading

°°°DND€LION°°°
-

Ramainya Kantin Sekolah, pada siang hari yang di hiasi dengan langit mendung bak hati seseorang pada saat sekarang ini.

"Gua perhatiin lo murung mulu dah, kenapa Del?" Tanya Dini tiba-tiba

Yang benar saja. Aura kesedihan yang berusaha Adel tutupi masih bisa tercium oleh sahabat nya.

"Masa sih?"

"Kalau orang yang sebatas papasan sama lo mungkin ga tau ya. Tapi kita ngeliat lo hampir tiap hari Del"

"Lo kalau ada masalah cerita jangan di pendam sendiri"

Hidup bertopang hanya pada diri sendiri itu sangatlah tidak mengenakkan. Bukan perkara berlebihan atau bagaimana, hanya saja itu lah yang di rasakan oleh Adel saat sekarang ini.

Susah rasanya untuk di jelaskan. Mungkin akibat terlalu lama memendam semuanya sendiri jadi untuk sekedar berbagi kesedihan kecil saja amatlah susah rasanya.

"Ah perasaan kalian doang itu" Bantahnya berusaha menepis semua terkaan yang sialnya itu adalah fakta.

"Alah gue yang udah pernah jadi baby sitter nya selama seminggu aja ga dapet info apa-apa. Malah lo lo pada yang mau nanya ke ni makhluk. Yakin lo?" Remehnya

Adel tersenyum mendengar ucapan Novi yang datang dengan nampan berisi dua piring nasi goreng.

"Lagian mau cerita apa sih, toh gua ga kenapa-napa juga"

Sebisa mungkin dirinya menutupi semuanya, cukup kebahagiaan saja yang ia bagikan kesedihan dan penderitaan bisa ia tanggung sendiri.

"Si paling ga kenapa-napa deh. Tapi nangisnya berhari-hari"

Celetukan Febby membuat Adel kaget. Tatapan penuh tanya ia lontarkan pada Novi, begitu juga dengan yang lain, mereka ikutan kaget mendengar mulut Febby yang lepas kendali.

Sejak kapan berita ini tersebar. Apakah semuanya sudah mengetahui nya?.

"Nov?" Tanya Adel.

Bukan hanya itu saja yang gadis itu pikirkan, tapi juga ada segelintir peristiwa yang membuatnya harus melamun untuk sesaat.

Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bersalah. "Sorry Del. Gue ga tau gimana cara bujuk lo makanya gue ngasih tau yang lain. Gue--"

Tanpa sepatah kata pun Adel meninggalkan kantin tak menghiraukan ucapan Novi yang belum selesai.

"Del.. Del.. Adel lo mau kemana?"

Dini yang kesal dengan tingkah Febby memukul lengan sahabat nya itu "Aelah si Febby ga bisa jaga rahasia banget dah"

"Ya maap, keceplosan" Dengan raut wajah bersalah gadis itu meninta maaf.

Novi hanya menatap punggung Adel dan pastinya juga di penuhi rasa bersalah.

Melihat pergerakan Dinda yang ingin berdiri sontak Novi menahannya "Biarin sendiri dulu. Yang ada ntar dia makin kesal lagi ama kita"

"Bener kata Novi Din, mending biarin Adel sendiri dulu siapa tau abis itu dia mau cerita" Sahut Dini

"Sorry ya guys. Ini semua gara-gara gue"

"Santai. Ntar kita bujuk bareng-bareng"

Novi berusaha menenangkan temannya sambil melihat punggung Adel menghilang di lorong kelas.

°°°D∆ND€LION°°°


Kelas dua belas yang seharusnya sibuk dengan berbagai persiapan ujian, ini berbanding terbalik dengan apa yang di rasakan Elio dan teman sekelanya. Mereka malah banyak sekali mendapatkan jam kosong.

"HOI!!. Belom juga jam overthingking udah bengong aja lo" Fatir menepuk bahu Elio

"Iya nih kenapa lo El. Kaya abis putus cinta aja lo"

"Hiyaa.. Si Abya kalau ngomong suka ngarang, sejak kapan si El punya pacar" Cibir Nino.

"Berisik bego!" Serka Elio.

Abyan menyadari akan satu hal "Eh bentar-bentar, bukannya lo abis di hukum bareng Adel ya?. Kenapa masih murung?"

"Lagi-lagi lo ngomong suka ngaur dah" Tepis Nino "Gue ralat sedikit. Bukan di hukum, tapi menghukum diri"

Sontak ucapan itu mengundang gelak tawa di antara mereka. Benar apa yang di katakan Nino, Elio sengaja menghukum dirinya dengan Adel, agar bisa menemukan semua jawaban atas ribuan pertanyaan di benaknya.

-Flash back on-

Semenjak kejadian beberapa waktu lampau. (Masih inget lah ya kejadian yang mana?. Kalau lupa baca part 42-43). Adel tak pernah terlihat di pelupuk matanya. Sempat bertanya kepada para sahabat gadis itu tapi tak ada satupun yang memberitahu.

"Tumben hari ini upacaranya cepat banget. Biasanya si Amril suka ngelama-lamain" Elio berjalan sembari mengacak-acak dasinya.

"Abis kebagian jatah kayanya tuh" Sahut Nino

"Anjayy... Jatah malam senen ya pren" Abyan ikut menyahut.

"Bentar cuy" Fatir tiba-tiba menahan langkah meraka.

"Apan?" Tanya Elio.

"Arah jam dua coba liat"

Serentak semuanya menatap ke arah yang bersamaan. Tampak lah seorang gadis rambut tergerai tengah hormat pada tiang bendera.

"Upacara dah kelar tu cewe malah hormat sendirian." Sahut Abyan tanpa menyadari siapa perempuan itu.

Sesuai petunjuk arah, sudut bibir Elio terangkat melihat siapa gadis yang dimaksud sahabatan itu.

"Lo paham kan El?" Manusia yang di tanya sudah ngacir menuju lapangan tanpa di beri aba-aba.

Nino spontan membuka suara "Lah tu jin iprit mau kemmmpttt"

Ninoanjing. dengan sigap Fatir membekap mulutnya sembari merangkul kedua temannya untuk menjauh "Udah biarin tu anak memperbaiki kesalahannya"

-Flash back off-

Jarang sekali mereka melihat Elio seperti ini. Entah apa yang tengah di renungi olehnya.

"Roman-romannya beneran udah ke salip ga sih?" Nino mencoba menerka. "Udah sabar aja dulu, kalau kata Afgan...  jodoh pasti bersatu!" Ucapan itu di akhiri dengan lagu yang di plesetkan.

Tiba-tiba Abyan menggetok kepala pemuda itu "Bertemu...!" Membenarkan  "Melanggar hak cipta lo anjeng, masa lagu orang di ganti-ganti"

Di belahan sisi lainnya tepatnya di belakang sebuah bangunan dengan hati gembira seorang gadis membelah kerumunan semak belukar. Matanya berbinar setelah mendapatkan apa yang sedari tadi mengusik pikirannya.

°°°D∆ND€LION°°°

Yang masih mau lanjut silakan di KOMENT sebayak-banyaknya.. typo nya juga jngn lupa
Bye Bye Semuanya..
👻👻👻

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang