44. Tragedi Pohon Mangga

242 31 2
                                    

Erza Kembaliii!!!
Sorry guyss telat Up lagii..

Lagian ga ada yang ngingetin sih.
Udah ga di ingetin ayang, malah ga diingetin readers lagii...
NASIB-NASIB😭😭😭
AH.. SYUDAHLAH SAYYA LELAHH!

Jangan lupa tandain typonya..
Komen dan Vote jugaa, AWAS AJA KALAU NGGAK!!

Komen dan Vote jugaa, AWAS AJA KALAU NGGAK!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°D∆ND€LION°°°

Pagi ini di hiasi dengan suara soundsystem yang beradu, suara paduan suara dan hentakan kaki para pengibar bendera juga mendominasi. Tak lupa juga para anggota OSIS yang tengah merapikan barisan sebelum para guru dan instruktur ucapara memasuki lapangan.

Seperti rutinitas di hari Senin pada biasanya. Entah mengapa setiap hari Senin pagi itu sembilan puluh tujuh persen cuaca terdeteksi cerah, jangan kan untuk hujan awan mendung saja enggan menampakkan dirinya.

Setelah kurun waktu seminggu akhirnya Adel menapakkan dirinya kembali ke sekolah, berdasarkan rumor yang beredar gadis itu sakit, tapi nyatanya tidak ada yang tau pasti akan hal itu.

Bukan Adel namanya jika tidak membuat kerusuhan dalam kurun waktu sehari saja. Di buktikan dengan fenomena kejadian di pagi ini.

Gadis itu kini tengah bertengger di atas pohon mangga belakang sekolah. Sehingga membuat penjaga sekolah meneriakinya.

"ASATAGAAA!!.. HEH KAMU NGAPAIN DI SANA!" Sahut seorang pria patuh baya yang di tugasnya menjaga sekolah sekaligus kepala bidang keamanan dan kebersihan di sekolah itu.

"KAMU MANUSIA APA MONYET SIH!?."

"YA SAYA MANUSIA LAH PAK.. Ada gila-gilanya bapak ini, masa kembaran Lisa blackpink malah di katain monyet."

"Sasa Sisa Sasa Sisa. Saya nggak mau tahu siapa itu sasa-sasaan. Mau dia Sasa kek, Ajinomoto kek, Roiko kek, Masako sekalipun saya ga peduli!!. POKOKNYA KAMU HARUS TURUN!!"

"LISA PAKK. LI I LI ES A ASA. LISA!!" Adel mengejakan setiap kalimat.

"SAYA NGGAK PEDULI" Kalimat itu diakhiri dengan bunyi dentuman yang cukup keras tak jauh dari posisinya berada.

Dipandanglah sumber suara. Alangkah terkejutnya saat penjaga sekolah itu melihat dua buah mangga yang jatuh diikuti dengan beberapa ranting dan dedaunan yang ikut berguguran seakan merestui jatuhnya buah tersebut.

Berbanding terbalik dengan gadis yang tengah bertengger di atas pohon, dirinya tersenyum bahagia menatap buah yang sukses ia jatuhkan setelah berusaha semaksimal mungkin.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang