14. Hitungan Detik

678 102 2
                                    

Huhuhu..
ERZA KEMBALI LAGII BESTIE..

Kita bebersih Draf dulu ya bestie.
Yang nungguin ceritanya siapa aja nih???

Yuk Absen, sesuai urutan nama:
A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O. P. Q. R. S. T. U. V. W. X. Y. Z.
???????

Tandai Typonya.....
HAPPY READING
_______________________

"Terimakasih Dok" Ucap beberapa insan yang ada di ruangan.

Perempuan paruh baya yang tak sengaja menabrak Adel berlutut "Maafin saya ya nak, Saya benar-benar nggak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf ya nak"

Adel hanya tersenyum sembari mengelus kepalanya yang sakit setelah terbentur "Nggak papa kok buk, lagian ini salah saya juga kok nyeberang nya ga liat-liat"

"Ya ampun nak. Saya beneran ga enak loh"

"Ga papa buk, lagian cuman ke gores doang. Ga papa saya udah biasa kok" Senyuman tulus Adel dapat meluluhkan hati perempuan tua itu.

"Oh ya" Adel teringat akan sesuatu "Ibuk sendiri nggak papa kan?. Motor ibuk nya gimana?. Apa perlu saya bawa ke bengkel biar di perbaikin?"

"Ya ampun nak, di sini itu kamu lo yang korbannya bukan saya."

"Nggak ada yang jadi korban buk, di sini saya juga salah"

"Saya harus ganti rugi berapa ya nak?" Perempuan itu mengeluarkan beberapa lembar uang dari kantongnya "Saya cuma punya uang segini nak, maaf sekali lagi saya minta maaf banget, saya benar-benar nggak sengaja"

Perempuan paruh baya itu tak henti nya meminta maaf

"Ga usah buk, duit ini ibuk pegang aja" Adel menolak dengan halus.

Netra hitam Adel tak sengaja melihat baju bagain lengan perempuan paruh baya itu sobek dan berdarah "Ya ampun buk, ini tangannya perlu di obatin.. Nov panggilin dokter dong kasian ibuknya" Panik Adel.

"Nggak usah nak, saya nggak papa" Tolak nya

"Buk, Kalau ibuk mau di obatin saya anggap itu sebagai perminta maaf dan ganti rugi dari ibuk"

Mau tak mau perempuan itu mengaguk dan tersenyum "Orang tua kamu pasti orang baik, sampe bisa ngelahirin gadis cantik seperti kamu"

Adel menatap Perempuan tua itu dengan senyuman hangat. "Din.. tolongin Novi bawa ibu ini dong. Sekalian di cek kalau ada luka yang lain langsung di obatin aja"

Selepas kepergian perempuan patuh baya dan Kedua temenan nya Dinda dan Febby menghampiri Adel.

"Del lo serius ga papa nih?. Soalnya kepala lo ngebentur pembatas jalan loh" Panik Febby

"Emang iya?" Adel memijit kepalanya "Pantesan pala gue dari tadi puyeng banget. Semuanya serasa muter cuy"

"Akang gendang" Dinda mengangkat tangannya "Kalau saya bilang muter,muter ya. Muter muter muter"

"Nggak heran sih gue"

Adel pun menyahut "Sama"

"Eh Del.. Gue takutnya lo itu anemia loh"

Febby mentap Dinda kaget "Anemia pala lo peang, mana ada orang kebentur beton jadi Anemia"

"Ada goblok!, itu loh yang lupa ingatan. Kan namanya Anemia"

Adel mendengar ucapan Dinda sontak tertawa "Amnesia dongo. Aduhh tambah puyeng pala gue dengernya" Keluh Adel di tengah tawanya.

"Si monyet udah salah pake ngatain gue goblok segala lagi"

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang