9. Rooftop

815 127 2
                                    

SAYA KEMBALI!!!!
KAYA PEMBUKAAN SPESTOON NGGAK SIH???
😅😅😅😅

Happy Birthday lah pokoknya ya guys
Jangan lupa tandai Taypo, masih mode revisi soalnya.....
___________

-Adel POV-

Jika rumah adalah tempat ternyaman bagi kebanyakan orang tapi itu nggak berlaku bagi gue. Kalau gue ada di rumah hawanya panas mulu kaya syaiton di bacain ayat kursi.

Gue lebih betah berada di luar, dan pulang kalau gue mau istirahat doang, tapi istirahat dalam artian nyampe rumah langsung pacaran sama mas kasur. Bukan untuk pulang yang benar-benar berpulang.

Heh kalau berpulang berarti mati dong bego!!
Diem lo thor, gue ga ngomong sama lo!!, udah lanjut...

Gimana ya caranya ngejelasin nya, ah pokoknya gitu deh guys. Pahamin aja yang nggak paham bodo amat dah. Heheheh, canda deng.

Itu lah alasan kenapa gue lebih suka menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas di sekolah. Sampai hampir semua ekskul gue ikutin. Terkecuali dunia perolahragaan. Karena banyak faktor penghalangnya.

Faktor yang sangat-sangat menghambat adalah gue nggak bisa olahraga. Kalaupun bisa, gue cuman bisa lari doang itupun kalau di kejar anjing, di jamin dah bisa ngalahin atlet lari jarak jauh. Yang awalnya cupu kalau di kejar anjing bisa jadi suhu guee.

"Anjay suhuu. Heheheh"

Seperti sekarang ini gue lagi menyendiri di gramedia, sudah pastinya dapat di tebak ngapain gue di sini?.
Yap para penggemar manusia fiksi pasti tau nih, ya pokoknya itu lah.

Entah kenapa kalau udah berada di antara para suami-suami fiksi gue ini, bawaannya anteng banget, dunia serasa adem ayem aja. Kehidupan serasa mulus tanpa hambatan udah kaya jalan tol. 

Walaupun tadinya sempet jengkel dan emosi gegara satu makhluk yang ngancurin rencana gue. Kalian pasti tau lah siapa ye kan?

"Siapa hayoo?"

-Author POV-

Udah cukup si Adel ngebacot nya, kalau di biarin ga bakal ada ujungnya.

Seperti biasa Adel selalu menghabiskan waktu senggangnya untuk menyenangkan dirinya sendiri, karna kalau kata Adel.

"Bahagia itu kita yang cipatain bukan orang lain"

Adel yang tengah berkutik dengan buku-buku dan pastinya tak akan pernah lupa mengabsen setiap deretan rak buku, dari urutan terbesar sampe terkecil pun tak akan gadis itu lupakan.

Beberapa hari setelah insiden di lapangan tak ada perubahan di hidup Adel. Gadis itu sempat berpikir sepertinya benar apa yang dikatakan sahabat nya kalau Elio hanya main-main dengan ucapannya. Tapi siap yang tau kedepannya.

"Eh kok gue jadi kepikiran kejadian itu lagi sih?" Keluh Gadis itu.

"Kak Nadhil, maafin Adel, harusnya Adel nembak kakak bukan manusia setengah iblis itu" Adel jengah membayangkan muka Elio.

Selesai dengan aktifitas berkutik dengan buku-buku di surganya para masyarakat dunia Fiksi, Adel berakhir pada tempat yang juga sering dirinya kunjungi.

Rooftop salah satu gedung pencakar langit. Berlantai dua puluh tiga, disinilah gadis bersurai hitam pekat itu berada. Duduk di bibir rooftop, dengan kaki yang terjuntai di awang-awang sembari menikmati hiruk-pikuk perkotaan dari ketinggian, sudah merupakan hobinya akhir-akhir ini.

Gadis yang tadinya berniat menenangkan diri malah seketika berubah haluan.

"Kalau di pikir-pikir terjun dari atas sini seru kali ya" Monolog nya sembari memandang jauh lebih bawah.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang