Chapter 8

1.8K 162 27
                                    

Hari ini Elena berjalan kaki berkeliling rumah agar proses lahiran nya berjalan lancar nanti. Itu adalah saran dari beberapa sahabatnya dan dokter yang menangani nya. Kaki nya yang sudah membengkak berjalan menelusuri jalan dengan perut buncitnya. Baru beberapa menit Elena sudah kelelahan dan mengelap keringatnya yang sudah mulai bercucuran.

"Sepertinya sudah cukup untuk hari ini." gumam Elena lalu kembali pulang.

Sesampai nya di rumah Elena langsung mandi agar tubuhnya lebih segar tetapi setelah selesai mandi tiba tiba perutnya mules dan memegangi perutnya dengan wajah kesakitan. Elena berpegang kepada lemari menahan sakit yang luar bisa lalu berteriak agar Sumi datang.

"Mery!" erang nya kesakitan tetapi tidak ada jawab.

Elena sadar bahwa jarak kamarnya dengan dapur bawah sangat jauh maka dari itu Elena menahan sakit dan berjalan keluar kamar. Elena terus memegang perutnya berdoa agar bayi nya baik-baik saja.

"Mery..." lirih Elena benar benar sakit bahkan air mata nya menetes.

Elena tidak kuat dengan rasa sakit ini! Bagaimana bisa semua wanita melahirkan kalau rasa sakitnya seperti ini?

Mery datang dari tangga dan terbelalak melihat majikan nya tengah kesakitan.

"Nyonya Elena!" pekik Mery keras dan langsung mendekati Elena.

"Saya.. Akan melahirkan Mer." Elena berkata dengan terbata menahan sakit yang luar biasa. Sangat sakit sampai ia tak mampu mengungkapkan nya.

"Ya Tuhan Nyonya. Saya harus telpon Tuan Daniel." panik Mery langsung menelpon majikan nya karena Mery tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

Melihat majikan nya kesakitan Mery menjadi bingung dan panik. Mungkin kalau di tempatnta Mwry bisa membantu tetapi kalau di kota Mery tidak tahu apa-apa.

"Nanti saja Mer. Antar kan aku ke mobil. Nanti saja. Arghh.." pekik Elena tidak kuat lagi menahan nya.

Kalau menunggu Daniel datang itu cukup lama belum lagi kemacetan di jalan sana. Maka dari itu Elena meminta pembantu nya membawa nya turun dengan hati hati dan setelah itu mereka masuk ke dalam mobil.

"Cepat! Beno! Beno cepat kemari!" teriak Mery kepada supir pribadi Elena.

Beno berlari tergopoh-gopoh dan terbelalak melihat majikan nya yang terus saja berteriak karena kesakitan. Satu tangan Mery memegang tangan Elena dan satunya memegang telpon menghubungi Daniel tuan nya.

"Bagaimana...?" Elena sudah pucat dengan wajah kesakitan nya. Mery menatap tak enak kearah majikan nya itu dan menggeleng.

"Tidak di angkat nyonya dan sekarang tidak bisa di hubungi. Sepertinya Tuan langsung Daniel mematikan ponsel nya karena saya terus saja menelpon" Mery berkata pelan.

Seketika Elena memanas karena Daniel tidak bisa di hubungi, harusnya Daniel ada di sampingnya di saat ia kesakitan karena akan melahirkan anaknya. Mencengkram erat tangan Mery mencari kekuatan agar mengatasi rasa sakitnya ini.

Sepanjang Jalan Elena terus saja menangis dan memegang perutnya yang kesakitan lalu tak lama akhir nya mereka sampai di rumah sakit membuat mereka semua lega. Langsung saja Sumi turun bersama Beno yang memanggil suster membawa majikan nya itu.

"Itu di sana! Tolong majikan saya! Tangani dia Sus!" Panik Beno kepada suster.

Suster pun membawa kursi roda dan mendudukan Elena di sana. Setelah itu mereka membawa nya menuju ruang bersalin.

*****

"Terima kasih kau sudah mau datang." suara seorang gadis menatap seorang pria yang berdiri di depan nya.

The Guardian Devil (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang