Chapter 22

2.3K 189 94
                                    

Daniel keluar dari mobilnya dengan jasnya sudah tak ia pakai dan dasi nya juga sudah tak beraturan menandakan bahwa hari ini adalah hari berat untuk pria itu. Tentu saja berat karena pertengkaran dengan Elena dan Felicia membuatnya tidak bisa membuatnya berkonsentrasi saat rapat berlangsung dan beberapa kali karyawan nya menegurnya karena tak mendengar presentasi mereka. Daniel memasuki rumahnya tetapi dahi nya mengernyit heran saat Mery dan Nancy terduduk dengan wajah gelisah?

"Ya Tuhan Tuan akhirnya pulang." pekik Mery dan nancy bersamaan dan tergesa mendekati Tuan nya. Daniel menaikan alisnya melihat tingkah mereka berdua yang aneh.

"Ada apa? Kenapa kalian panik sekali?" tanya nya penasaran. Tidak biasanya Mery dan Nancy seperti ini dan entah kenapa ia juga menjadi gelisah tanpa sebab. Elena kemana? Biasanya dia yang menyambut nya atau dia sedang menidurkan Sean?

"Nyonya Elena Tuan! Nyonya Elena pergi dari rumah membawa Sean!" Nancy ikut bersuara sampai membuat Daniel menegang kaku mendengar Elena pergi dari rumah bersama Sean.

"Apa yang kalian katakan hah! Bicaralah yang jelas!" bentak Daniel membuat mereka seketika takut.

"Ya Tuan. Saya sudah menahan nya tetap Nyonya mencoba menahan nya untuk pergi tetapi Nyonya tetap pergi dengan membawa koper. Saya sudah menelpon tuan tetapi tuan Daniel tidak mengangkat nya." jelas Mery menagan nafas saat melihat rahang tuanya mengeras. Tadi ia da Nancy sudah berusaha menelpon tuan nya tadi pagi tetapi tuan nya tidak mengangkat nya.

"Beraninya dia pergi bersama kedua anakku!" geram Daniel murka lalu segera bergegas menuju mobilnya untuk mencari Elena dan Sean.

Rasa lelahnya seketika hilang berganti menjadi kemarahan dan kegelisahan secara bersama saat tahu Elena pergi. Mencengkram setirnya Daniel kembali mengingat kemarahan Elena yang meledak.

Apakah Elena sudah menyerah? Bahkan masih tersisa 1 bulan lagi untuk dia mendapat kan cintanya tetapi dia malah kabur.

Tiba-tiha kemarahan nya memguasainya dan melajukkan kecepatan nya semakin tinggi tidak peduli dengan keselamatan nya karena yang ada di pikiran nya menemukan Elena dan Sean sekarang juga. Daniel segera menelpon anak buahnya untuk mencari keberadaan Elena.

"Kalau sampai kalian tidak menemukan Elena. Aku akan memecat kalian semua!" desisnya tajam lalu menutup sambungan telepon nya dengan rahang yang mengeras. Setelah menelpon anak buat nya Daniel menuju tempat yang mungkin Elena datangi yaitu rumahnya.

Beberapa menit menempuk perjalanan yang terasa lambat Daniel tergesa keluar dari mobilnya berjalan cepat menuju rumah mertua nya. Lalu ia mengetuk pintu beberapa kali sampai akhirnya Mama mertua nya membuka pintunya menatapnya terkejut.

"Daniel? Kau disini nak. Ada apa malam-malam datang? Apa terjadi sesuatu kepada Elena dan kandungn nyam?" tanya Rosaline dengan rahut wajah khawatir nya kepada menantunya.

Tak biasanya Daniel berkunjung ke rumah nya terlebih di malam hari seorang diri tanpa Elena. Daniel menatap dalam kearah Rosaline dan melirik sekilas kearah rumah mertua nya.

"Dia baik-baik saja. Elena memintaku datang ke sini untuk melihat Mama karena tadi dia bermimpi buruk. Dia takut terjadi sesuatu." bohongnya dan Rosaline hanya tersenyum mendengarnya.

"Maafkan dia yang selalu merepotkan mu nak. Dia memang sering berlebihan." ucap Rosaline dan itu malah semakin membuat hati nya gelisah memikirkan kemana Elena pergi.

"Kalau begitu Daniel pulang Ma." pamit Daniel meninggalkan rumah mertua nya. Di dalam mobil Daniel mencengkrem setirnya menahan gejolak kemarahan di saat ia tak menemukan Elena di sini. Anak buahnya bahkan tidak becus karena sampai sekarang ia belum mengabari nya tentang pencarian Elena.

The Guardian Devil (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang