Chapter 24

2.3K 217 82
                                    

Daniel kembali pulang dengan menahan kemarahan karena lagi-lagi Elena dan anaknya tidak di temukan. Sebenarnya apa yang di pikirkan Elena sampai dia kabur dari rumah? Ia tahu bahwa Elena marah kepadanya karena masih mencintai wanita lain tetapi apakah harus kabur di saat dia sedang mengandung? Saat melihat rumah yang di sewa Elena membuatnya murka karena anaknya pewarisnya tinggal di rumah kumuh.

Apakah tidak ada rumah sewa yang lebih baik daripada itu? Bahkan rumah kacungnya saja tidak seperti yang Elena tinggali.

Saat memasuki rumahnya suasana hening tidak ada sambutan atau celotehab Sean yang bisa menghilangkan pusingnya. Daniel sangat merindukan Sean padahal baru seminggu ia tak bertemu dengan putra nya. Harusnya sekarang ia mendekap putra nya yang sudah semakin aktif tetapi Elena malah pergi membawa anaknya. Tak ingin semakin murka Daniel berniat beristirahat tetapi dering ponselnya berbunyi dan nama Bram tertera di layar ponselnya.

"Halo." mau tak mau Daniel mengangkatnya karena mungkin terjadi sesuatu di proyek yang mereka kerjakan.

"Akhirnya nam Daniel mengangkatnya. Felicia sekarang di rumah sakit karena dia menolak makan selama 3 hari." ujar Bram di sebrang sana.

"What!" pekiknya keras mendengar Felicia belum makan beberapa hari.

"Bagaimana bisa itu terjadi Pak Bram?" sungguh kepala nya yang sudah terisi penuh oleh Elena dan kedua anaknya sekarang di tambah Felicia yang sakit karena tak makan. Yang benar saja!

"Bisakah kau datang? Dia tidak mau kalau kau kau tidak ada di sini." mohon Bram dan Daniel mengepalkan tangan nya karena ia tak bisa menolak permintaan Bram apalagi ini tentang Felicia.

"Saya segera ke sana." ujarnya lalu menutup panggilan nya.

Daniel kembali berjalan menaiki mobilnya meski tubuhnya rasanya letih. 20 menit Daniel untuk sampai ke rumah sakit dan segera mencari ruangan yang sudah Bram berikan. Saat sudah menemukan nya Daniel langsung masuk dan hal pertama yang ia lihat adalah Felicia terbaring di ranjang dengan infus di tangan nya di temani Bram yang terduduk dengan wajah sedihnya

"Pak Bram." panggil Daniel membuat Bram menoleh dan wajah bahagia nya terlihat saat Daniel sudah datang.

"Syukurlah kau datang. Kemarilah agar Felicia tahu kau ada di sini bersama nya." ucap Bram lalu Daniel mendekati Felicia dan rasa bersalahnya menyeruak karena ia tahu pasti ini semua karena nya.

"Dia tidak mau makan karena dia berkata sangat merindukan mu." jelas Bram lagi membuat Daniel menoleh kearah paruh baya itu. Seketika tubuhnya menegang kaku menyadari bahwa Bram tahu tentang mereka.

"Kenapa Pak Bram terlihat biasa saja saat mengatakan itu? Tidak ingin menghajarku karena menyakiti putri anda?" Daniel penasaran dengan benak Bram.

Harusnya dia marah karena Daniel mempermainkan putrinya di saat ia sudah menikau bahkan memiliki anak. Bram seketika tersenyum dan menepul bahu Daniel.

"Saya tahu kau tidak mencintai istri anda Pak Daniel. Saya tidak tahu kenapa kalian bisa menikah mungkin istri anda menjebak anda sampai akhirnya anda menikahinya." perkataan Bram sontak saja membuat Daniel terbelalak.

"Saya tahu anda mencintai putri saya dan putri saya juga mencintai anda. saya tidak keberatan dengan hubungan rahasia kalian sebelum kau menceraikan istri anda." lanjutnya lagi membuat kepala Daniel pusing dan langsung saja ia memijat pelipisnya.

Hubungan rahasia? Bisa di bilang bukan seperti itu karena Daniel sama sekali tidak mencintai Felicia. Dirinya hanya melihat Felicia sebagai sosok yang menyerupai wanita yang Daniel cintai tidak lebih.

"Sepertinya anda.." Ucapan nya terhenti karena seseorang memegang tangan nya.

"Daniel.." panggil Felicia lemah sembari memegang tangan pria itu. "Kau datang? Aku tahu kau pasti akan datang." lanjutnya lagi dengan senyum bahagia nya.

The Guardian Devil (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang