2021
Geomara, biasanya keluarganya memanggilnya Geo. Tapi kalau sama teman dekat atau sahabat ndableknya. mereka akan memanggil geografi, geometri, geofisika. Ya terserah mereka lah.
Kalau mandang fisik sih. Dia ganteng kok, iya ganteng ga jelek-jelek amat ditambah tahi lalat dibawah matanya yang katanya jadi pemanis. Tinggi juga ke atas ga ke samping. Otaknya? Ya lumayanlah dia bisa mempertahankan 10 besar dikelas.
Nah kurangnya ini, dia kurang uang. Makanya sekarang geo sedang menelpon papanya untuk menjemputnya. Papanya bilang kalau dia tidak ada uang untuk pulang maka telpon saja. Tapi ini udah ditelpon 10 kali tetap aja ga ke angkat. Asal kalian tau aja, geo itu ada kerjaan jadi guru les anak Sd. Kalau telat gajinya dipotong cuy.
Akhirnya di telpon ke sebelas papanya mengangkat.
"papah dimana?!" Sedikit sewot geo menyapa papanya.
"Dirumah."
"Kok dirumah?! Pah aku telponin papa sebelas kali masa iya papa ga notis sama sekali sih?!"
"Aduh iya, papa lupa. Tadi jemput kak gendis kerja kelompok. Kamu kenapa telpon?kamu dimana sih?"
Geomara terdiam sebentar. Menggigit bibirnya, "aku telpon papa sebelas kali buat jemput aku. Terus papa jawab telpon kak gendis ga liat spam telpon aku? Pah, aku telat 10 menit ke tempat les tau gak?!"
"Kok kamu jadi marah-marah ke orangtua? Gatau papanya capek ini abis jemput kakakmu. Makanya sekolah tuh bawa motor, jangan nyusahin orangtua mulu. Pengertian bisa ga sih?"
Geo mengepalkan tangannya menahan kesal, makin kencang genggaman pada handphonenya. "Kenapa papa nyalahin aku sih? Papa kan yang larang aku buat bawa motor. Takut inilah itulah, salahin kak gendis! Dia udah gede tapi masih aja ga mau ngalah sama aku!"
Tut..
Papanya mematikan teleponnya sepihak. "Pa?papa! PAPA!!!" geo benar-benar kesal sekarang ini. Seenggaknya bisa ga sih papanya hubungin dia? Tau gini geo ga akan nolak tebengan temannya tadi.
Dia ga punya uang buat bayar ojol apalagi naik bus, dia takut karena sekarang kan wabah masih marak. Telponnya berbunyi, melihat siapa yang menelpon membuat geo menenangkan jantungnya yang berdetak ga karuan.
"H-halo nyonya.."
"Kamu dimana sih? Ini tasya sampai ketiduran nungguin kamu. Bisa datang ga sih?kalau ga bisa ya kabarin dong geomara."
"Iya maaf nyonya, saya ada kendala."
"Saya ga masalah kalau kamu ada kendala dan izin ga datang atau izin telat. Tapi saya ga suka kalau kamu tanpa kabar 10 menit gini. Kasian tasya."
Geo menduduki bangku halte depan sekolah, dia kena semprot nyonya arini. Dia meminta maaf dan merasa bersalah sama muridnya si tasya dan ada satu lagi yang menunggunya. Biar bagaimanapun ia harus profesional.
Akhirnya mau tidak mau geo terpaksa pulang jalan kaki. Yang namanya jalan kaki tuh ga enak apalagi kalau jaraknya jauh, jadi kalian sudah membayangkan lah ya gimana pegelnya nanti.
Beruntung banget baru jalan lima menit ia bertemu dengan om aziz salah satu teman papanya dan menawarkan tumpangan.
---:---
Sampai dirumah, ia bisa melihat adrian yang senang-senang dengan teman-temannya. Geo melewatinya dengan agak sinis, delapan tahun terlewati banyak yang berubah. Argi dan adrian menjadi yatim piatu, membuat hak asuh diserahkan kepada papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...