Arena balapan yang tak jauh dari tempat Geo bekerja. Telah ramai tentunya dengan orang-orang yang berkecimpung di dunia ini.
Tak terkecuali Dexter, Galang dan beberapa orang temannya yang lain. Dexter sudah lama tidak turun ke jalanan untuk pertaruhan dan sensasi ketegangan pada adrenalin ilegal.
Hampir semua orang sudah kenal siapa Dexter. Cowok Red flag abad 21 yang benar-benar menggambarkan gambaran iblis dalam raga manusia. Mereka bilang seperti itu.
Alkohol, judi, dan wanita adalah tiga hal lekat pada Dexter.
"Kamu kemana aja sih Dex?jarang sama aku lagi." Wanita berbaju seksi bergelayut manja di lengan Dexter. Dexter tidak meladeninya sedikitpun walau biasanya semalaman penuh mereka akan bersama.
Teman-temannya yang lain juga sangat penasaran kemana Dexter selama ini, dia biasanya tidak pernah absen dalam dunia ini. Dan mungkin yang bisa menjawabnya cuma Galang seorang.
"Geng sebelah mau nya elu yang turun, ratusan juta hadiahnya plus pacar cewek mereka." Ucap Joshua salah satu kawannya sembari ditangannya tergantung kunci motor tepat di depan mata Dexter.
"Kalau gw berhasil menangin berapa bagian gw?"
"Tentu saja lu boleh ambil 70 persennya, Dex.." Joshua tidak pernah keberatan menyerahkan hadiah uang yang berhasil Dexter raih karena tujuan dia sebenarnya adalah mendapatkan para wanita yang ditawarkan oleh para geng-geng penantang itu.
"Lu ga mau ambil satu ceweknya?ah..apa sekarang karena ada Claris dan mau nikah, lu jadi tobat sama cewek dex?"
Beberapa diantara mereka tertawa. Menganggap Dexter akan menjadi suami siaga di masa depan dan akan segera bertobat.
"Siapa yang bilang gw mau nikah sama Claris?"
Wanita disampingnya menampilkan senyuman lebar dan semakin merapatkan tubuhnya ke Dexter. Yang tak luput dari pandangan Galang, entah kenapa Galang merasa tidak nyaman seperti biasanya.
"Mana mungkin kamu mau jadi duda muda kan?ah tapi kalau kamu jadi duda muda pun bakal aku terima, dex.." wanita itu dengan segala kemanisan dalam bibirnya. Yang malah membuat Dexter mual.
"Kapan mau datang lagi ke apartemen dex?" Tangan wanita itu tidak diam, tangannya menyusuri wajah Dexter.
"Never again... Bianca."
Wanita itu, Bianca. Melototkan matanya dan bertanya-tanya apa maksud dari jawaban yang dilontarkan Dexter kepadanya. Bianca telah berharap bahwa dialah 'wanita' favoritnya Dexter.
Dengan kasar Dexter menyingkirkan tangan Bianca dari tangannya sendiri, Dexter berdiri dan menyambar kunci motor dari tangan Joshua. Memastikan ia memenangkan balapan malam ini dan mempermalukan geng-geng penantang itu.
Di tempatnya bekerja, sekitar lima menit yang lalu terjadi insiden kecil. Menimpa Geo tepatnya, jadi tadi ada Arinta kembali datang dan niatnya ingin menyeduh mie instan dan makan disana.
Karena keteledorannya membawa dua porsi mie, dia menabrak Geo yang berakhir tangan Geo tersiram kuah air yang masih sangat panas.
Arinta jelas panik dan langsung membeli es batu dan mengompres ke tangan Geo. Kontras sekali merah dan warna kulitnya Geo.
"Geo beneran sumpah aku minta maaf.." ia terus melemparkan kata maaf tanpa henti. Hatinya sungguh tidak enak dengan Geo.
Geo tersenyum tipis, Arinta kan sudah bertanggungjawab terhadap kesalahannya. "Gapapa, rin. Namanya kecelakaan kan ga ada yang mau juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...