Sejujurnya mau dibela sebagaimana pun kalau memang bukan tempatnya disini maka Geo tidak pernah merasa bisa berada disini. Berada diantara acara keluarga yang sebenarnya tidak ada dia di dalamnya.
Arini mungkin menerimanya tapi seluruh pandangan keluarga sungguh membuatnya tidak nyaman, Geo ketakutan sendiri. Di keluarga sendiri saja ia terbuang apalagi di keluarga orang lain?
Sementara Dexter, ia terus lari menghindari orang-orang. Jika ia berlari, mengapa ia mengajak dirinya yang bahkan tidak tahu harus berjalan atau berlari.
Melihat Geo yang tidak nyaman Arini pun paham, situasi ini memang sangatlah sulit. Dia pun membawa Geo langsung ke ruangan lain. Memberikan ini anak itu air putih untuk sekedar menenangkan diri.
Arini satu-satunya yang tahu masalahnya. Jadi dialah yang paham situasi kondisinya saat ini, ketakutan berada di keramaian keluarga. "Dimana Dexter?dia yang membawa kamu kenapa dia tidak ada?"
Geo menggeleng, dia sendiri tidak tahu kemana pemuda itu pergi. Tiba-tiba saja menghilang. "Saya takut semakin merasa bersalah kepada kamu Ge, kamu mau saya antarkan pulang saja?"
Geo buru-buru menggeleng. "Tidak, tidak apa Nya, saya bakal nunggu Dexter. Dia bisa marah.."
"Kenapa kamu peduliin dia? Dia aja pergi engga tau kemana sekarang."
Arini bahkan sudah geram dengan sikap putranya. Apa sopan meninggalkan tamu gandengan seperti ini ditengah acara sendirian? Arini tidak tahu harus menaruh dimana wajahnya.
Kembali ke tengah acara, setidaknya didekat Arini sekarang ia bisa merasa lebih aman. Claris adalah bintang acara pertemuan ini, banyak anggota keluarga,teman, kerabat dan rekan kerja yang membicarakan hal baik tentangnya.
"Nya.. saya harus ke toilet."
"Cepat kembali."
Tujuan Geo ke toilet adalah untuk mengeluarkan rasa sakitnya, entah kenapa perut sebelah kanannya terasa sakit. Rasa sakit karena operasi ginjalnya jarang datang, bisa ia atasi kemarin, tapi kini datang secara tiba-tiba.
Linglung dan seketika bingung, hingga Geo tidak menyadari ia menabrak seseorang ah tidak, dua orang tepatnya.
Bruk!!
Geo terkejut saat yang ia tabrak adalah seorang perempuan, tunggu, ini toilet laki-laki bukan? Geo membantu perempuan itu berdiri namun betapa terkejutnya ia saat lelaki yang bersama perempuan itu adalah..
"Dexter.. kalian.."
Dua orang dalam satu toilet dengan bekas cumbuan di leher dan kerah yang berantakan. Geo tidak ingin terkejut tapi bagaikan terbentur batu, dadanya langsung terasa sakit. Geo bertumpu pada lututnya,tidak cukup bagian perutnya yang sakit kini disusul oleh dadanya?
Menghempaskan tubuh perempuan yang menempelinya, Dexter panik melihat kondisi Geo yang kesakitan.
Geo menepis kasar tangan Dexter.
"LEPASIN GW DEXTER!!!" Geo marah, tidak tahu mengapa ia sangat marah kepada Dexter. Tidak mempedulikan kata-katanya Geo, Dexter langsung memapah Geo yang sepertinya sudah tidak kuat memapah tubuhnya sendiri.
Keringat dingin yang membasahi dahinya. Pandangan mata yang memburam, kondisi yang sangat membingungkan. Terlalu sakit membuatnya kehilangan kesadaran saat itu juga.
°°°°
Geo membuka matanya, tersadar dari pingsannya. Ruangan putih dengan bau obat-obatan malah membuatnya panik dalam lemas.
Siapa yang membawanya ke rumah sakit? Suara pintu yang terbuka menarik perhatiannya, seorang suster masuk. "Akhirnya kamu bangun, kamu sudah tidak sadarkan diri tiga hari. Sekarang istirahat lah, jangan paksakan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...