☄️41

463 40 4
                                    

Sungguh Geo merasa sangat bersalah karena telah berbohong kepada Arini dan Tasya.

"Enggak, Nya, aku ga tahu dimana Dexter."

Geo pulang ke rumah dengan keadaan hati dan kepala yang bertanya-tanya. Benar...dia baru berpikir, dimana sekarang Dexter?

Tenggelam dalam pikirannya sendiri Geo sampai tidak sadar kalau rumahnya sudah ramai dengan beberapa mobil. Perasaan takut langsung menyerang apakah semua keluarganya datang?

"Geo..."

Setidaknya Geo bisa bernafas lega karena ada Jiorel disana. Menenangkan diri Geo langsung menyalami tangan para keluarganya walaupun diberi respon datar atau tidak dihargai.

"Katanya udah ga mau pulang, kenapa masih disini? Capek kan hidup sendiri, tahu kan keras dunia luar?"

Astaga bahkan belum ada beberapa detik mulut itu tidak tahan untuk mengeluarkan senjatanya. Geo hanya bisa memilih untuk tidak membalas atau keributan akan jadi jalan terakhirnya.

Geo akhirnya memilih ke dapur untuk membereskan belanjaan dibantu oleh Jiorel.

"Padahal mereka juga sama buruknya, perusahaan keluarga kita jadi menurun karena menanggung beban kerja mereka yang ga baik. Kamu liat aja, setelah aku ambil alih mereka yang numpang nama cuma.. "

"Aku ga peduli Ji, penjilat kayak mereka bakal terus menjilat ludah sendiri sampai mati. Aku bener-bener ga peduli apapun lagi.."

Jiorel cuma bisa terdiam, ini selalu menjadi topik yang menyedihkan untuk dibahas. Sedih yang bahkan Geo sendiri tidak tahu lagi harus menanggapi dengan cara apa. Mereka berdua terus bicara kecil sampai seseorang menahan langkahnya masuk ke dapur hanya untuk mendengarkan mereka berdua.

"Jadi kamu ketemu lagi sama Dexter?"

"Ya, dia.. "

"Dia udah pergi dari keluarganya, punya pekerjaan di Hongkong ah atau lebih tepatnya penagih utang dan tukang pukul? Serius?"

Geo tahu bahwa saat ini masih ada ketidaksukaan dari Jiorel terhadap diri Dexter dan Geo tidak mencoba untuk denial bahwa memang seperti itu yang sekarang ia ketahui tentang Dexter.

"Dia udah berhenti dari pekerjaannya, dia bilang kemarin.. "

Geo tidak memaksa Jiorel untuk merasa cocok dengan Dexter dan sebaliknya. Jiorel kembali ke ruang tamu sementara Geo kembali ke kamarnya, dia tidak merasa harus menanggapi keluarganya lagi.

Di dalam kamar Geo mengerjakan beberapa pekerjaannya yang bisa ia kerjakan sekarang. Sampai sebuah telepon masuk memecah fokusnya.

"Halo.. "

"Udah dikasih nomor tapi ga ditelpon tuh kenapa?"

"Siapa?"

"Dexter."

Geo langsung menepuk dahinya. Kapan dia meminta atau memberikan nomornya ke Dexter ya?

"Kapan?dimana?gimana bisa?"

"Dari awal aja Ge tanya 4W1H. Intinya mah lu besok sibuk ga?"

"Jam sembilan pagi sampai jam satu siang gua ada kerjaan dari rumah. Kenapa?"

"Ikut gua, ya?"

"Kalau ga penting ga mau."

Sembari menempelkan handphone diantara pipi dan pundak, dan menunggu jawaban dari satunya Geo cepat-cepat membereskan laptopnya. Sesekali matanya melihat ke kalender yang terpajang di dinding untuk mengingat jadwalnya ke depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Enough Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang