☄️38

291 49 4
                                    

Dexter membuka pintu Apartemennya, melangkah masuk dengan makhluk mungil dalam gendongannya. Karena sedang hujan yang belum berhenti sejak pagi, Dexter menyalakan alat penghangat ruangannya.

Segera ia mengambil handuk untuk membalut kan Anjing kecilnya. Dexter tersenyum melihat bagaimana makhluk kecil ini bergerak-gerak memperhatikan lingkungan sekitarnya.

"Besok pagi kita ke Dokter hewan." Ucap Dexter kepada Anjing kecilnya, wajahnya sebenarnya sedang berpikir nama apa yang bagus untuk anggota keluarga barunya ini.

"Karena ditemukan saat Hujan, Rain aja gimana? Klasik tapi aku ga mau buang-buang tenaga cuma buat mikirin nama. Namamu Rain, oke?"

Ya, Anjing ini cuma diam memperhatikan satu orang keluarga barunya.

Kemudian Dexter berjalan ke dapur membuka kulkasnya. Wajah bahagianya berubah menjadi datar dan memandang Rain kecil yang mengikutinya. "Aku lupa aku ga punya susu kotak, aku cuma punya kopi sama alkohol. Gadis kecil ga boleh minum ini.."

Pada akhirnya Dexter memberikan beberapa butir sereal, mencoba apakah Rain mau melahapnya dan ternyata anjing itu mau-mau saja.
"Besok setelah ke Dokter, ayo kita belanja bahan makanan. Aku punya anggota keluarga baru sekarang, aku tidak bisa lagi cuek pada isi kulkas,kan?"

Oh Dexter.... Aku tahu kamu memang pria yang manis untuk saat ini. Tapi setidaknya keringkan dulu tubuhmu yang terbilang basah kuyup itu.

Baru saja Dexter ingin membuka pakaian basahnya sebuah dering telepon genggam di atas laci nakas mengambil perhatiannya. Langsung segera ia angkat panggilan itu.

"Gua kirim alamatnya, malam ini beresin, utangnya udah bengkak dan malah memberikan jaminan ke peminjam lain."

"Oke."

Terputus sambungan itu, ya pekerjaannya dimulai sekarang. Dexter mengambil setelan pakaian baru dalam lemarinya. Sebuah jaket hitam, kaos putih dan beberapa yang ia butuhkan. Sebelum ia keluar dari unit apartemennya dia menatap Rain yang setia mengikuti langkahnya.

"Lil girl.. kalau besok kita mau buang banyak uang, malam ini aku harus mencari banyak uang. Dah!"

Pintu itu tertutup.



.
.
.
.


"Geo apa rencana makan siang mu hari ini?"

Seorang gadis pirang menghampirinya yang baru saja keluar dari ruangan kelas. Itu temannya memang. "Oh Denise, aku membawa bekal mungkin aku makan di taman sambil belajar lagi. Minggu depan sudah ada tes bukan?"

"Bolehkah aku bergabung?" Denise memang sangat berusaha untuk dekat dengannya. Geo menepis jika gadis ini menyukainya karena kenyataan Denise sudah punya pacar tapi mereka LDR.

"Tentu, asal pria mu tidak salah paham jika ada sesuatu."

Denise tertawa kecil sambil menyenggol lengan Geo, mereka berjalan menyusuri lorong kampus. "Tentu tidak, kami punya rasa percaya masing-masing. Bukankah kamu setidaknya harus mengabari teman satu rumahmu?"

"Hm... Jiorel?"

"Iya."

Denise mengakui jika Jiorel sangatlah menarik perhatian dari segi manapun. Satu Jurusan setidaknya mengenal pria yang sangat bersemangat dalam belajar dan bekerja yang tidak pernah mengenal kata lelah, Jiorel.

"Selama masih daerah kampus aku tidak perlu segitunya."

"Baiklah, c'mon."

Geo dan Denise mengambil duduk diatas rerumputan dekat gedung perpustakaan. Titik pusat para mahasiswa menghabiskan waktu bersantai untuk piknik belajar atau makan. Karena tempatnya yang rindang dan sejuk sangatlah nyaman.

Never Enough Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang