☄️5

978 156 19
                                    

"geo sumpah gw minta maaf banget, gw ga jadi datang, safira tiba-tiba mau."

Membaca sebaris kalimat itu, senyum geo langsung hilang. Dengan lesu kembali memasukkan hp nya ke kantong jaket. Menghela nafas panjang karena dia sudah berdiri didepan bioskop.

Entahlah... Geo sendiri tidak tau harus merespon seperti apa. Hatinya sakit namun dia tidak bisa menangis. Dia sudah biasa. Mau menangisi apa? Orang-orang takkan peduli kenapa anak muda sepertinya menangis.

Dengan berat hati geo berjalan meninggalkan bioskop itu, namun saat ia sudah mau keluar ada seseorang yang menabrak dirinya. Apes nya lagi seseorang itu tengah membawa banyak es krim cone. Es krim tumpah semua ke dirinya bahkan wajahnya.

Ditambah tubuhnya tertimpa dengan si penabrak.

"LO BISA JALAN GA SIH?! HABIS ES KRIM GW GEGARA LO!!!"

loh.. loh.. geo sampai bingung harus apa, dia yang ditabrak dia yang disalahkan? Gila kali nih orang. Geo bangun lalu melihat dirinya yang seperti habis mandi es krim, manis tapi lengket. Tangannya mengusap matanya yang sedikit kemasukan es krim.

Karena suasana hatinya yang buruk, geo memilih menerima ia disalahkan. Toh memang ia selalu salah. "Maaf.." dia mendongak dan melihat siapa yang menabraknya begitu sebaliknya.

Mereka saling menyadari bahwa mereka kenal. Geo bangun menahan malu semua orang memperhatikannya.

"Dexter.."

"GA USAH PANGGIL NAMA GW! LU ITU NGEREPOTIN TAU GAK!"

Sontak geo mengusap air mata yang turun dari matanya. Dia benar-benar malu dibentak di depan umum seperti ini. Oleh seseorang yang bahkan tidak bisa ia sebut sebagai kenalan dekat.

"SIAL TERUS GW SAMA LU!!" Dan dexter pergi dari sana dengan langkah kesal dalam hati melayangkan sumpah serapah. Geo berlari ke arah toilet. Sesampainya disana ia membersihkan wajahnya.

Ting!

Papa
| Cepat pulang! Ada om bara dan tante ros.

Memang... Belum cukup kesialannya hari ini. Geo diam dulu disana, dia masih malu untuk keluar. Namun berdiam terus juga tidak bisa.

Kalau ia telat pulang papanya pasti akan tambah mengomel.


----:----


Sesampainya dirumah seperti biasa ia langsung mengerjakan banyak tugas. Membuat minum, menyiapkan makanan lalu juga menyiapkan kamar untuk keluarga om nya yang dari luar kota ini.

Neneknya juga ada, nenek yang paling tak berhenti menyuruhnya melakukan ini dan itu. Geo bahkan belum sempat mengganti bajunya dari awal pergi tadi.

Om Barata adalah Anak sulung Keluarga Airlangga. Dia dan anak-anaknya selalu menjadi kebanggaan tiada tara dari eyang dan nenek. Terlebih om barata terbilang sukses dengan pekerjaannya, istrinya tante ros adalah seorang dokter.

Bagian paling menyebalkan adalah anak-anak mereka. Si sulung bernama Auri, dia seumuran dengan Adrian. Mereka selalu merasa paling superior karena selalu diutamakan oleh nenek tina. Terkadang auri juga suka mencari keributan dengan gendis yang temperamental.

Geo tidak suka jika Gendisara, Adrian dan Auri disatukan. Mereka akan menciptakan suasana keributan entah itu fisik atau verbal. Yang bisa mendamaikan mereka hanyalah eyang. Tapi sekarang... Geo cuma bisa berdoa saja jika ketiganya membuat keributan lagi.

Never Enough Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang