Tasya menyodorkan gulungan tisu ke depan geo. Wajah gadis itu terlihat sangat khawatir. Dia telah menyayangi geo lebih dari kakaknya sendiri. Dalam hati tasya sudah sangat membenci kakaknya yang selalu membuat orang lain sedih.
"Terimakasih tasya.." geo mengambil tisunya dan mengusap area bawah matanya. Dipikir-pikir kembali geo menyadari kepedulian tasya yang tulus itu.
"Hari ini belajarnya libur dulu ya kak ge."
"Loh kenapa?nanti mama marah kalau kamu ga belajar sya.."
Tasya menggelengkan kepalanya lalu gadis itu mengambil laptop miliknya dan membawanya ke depan geo. Dia menyingkirkan buku-bukunya dan langsung mengambil duduk disampingnya geo.
"Ngga, mama ga akan marah. Sekarang kita nonton aja. Biar kak ge ga sedih lagi."
Tidak bertanya Tasya langsung memilihkan sebuah film fantasi yang sangat ia gemari. Disepanjang menitnya hanya tasya yang nampak antusias dengan filmnya sementara geo bahkan tidak bisa fokus ke apapun.
Tanpa sadar filmnya habis dan mendapat tepuk tangan kecil dari tasya. Tasya lalu menoleh ke samping, geo masih berwajah sendu dan bahkan melamun. "Kak.. kakak percaya kalau semua akan happy ending?"
Geo melirik ke tasya yang menatapnya dalam. Apa tasya sedang mempertanyakan ending filmnya? Geo bahkan tidak tau siapa tokoh utamanya tadi.
"Ngga.."
"Kenapa begitu?"
"Entah."
Tasya menepuk-nepuk tangan geo sambil tersenyum.
"Jangan sedih kak ge, aku sayang sama kak ge daripada kakakku sendiri."Kamu ga akan paham rasa sakit ku, tasya...
Kamu dan aku berbeda.Setelah jam nya selesai, seperti biasa pak pram bersama nyonya arini akan mengajaknya untuk makan malam bersama namun geo menolaknya dengan halus.
Tidak seperti biasanya, geo lebih memilih makan malam bersama keluarga lain daripada rumahnya sendiri namun kini geo malah tersadar bahwa tidak seharusnya ia terus masuk ke dalam keluarga lain hanya demi menonton kehangatan keluarga orang.
Dan pak pram yang sangatlah peka menyadari ada yang berbeda dengan geo.
Sementara dari lantai atas, mengintipnya seseorang yaitu dexter dengan tatapan datar.
------
Malam ini ia tidak akan pulang ke rumah, besok ia juga akan izin sekolah karena ia harus keluar kota. Ke rumah sakit dimana mungkin ia akan menyerahkan salah satu anggota tubuhnya untuk Jiorel.
Di taksi ia menempuh perjalanan sendirian. Sembari menerima telepon yang sebenarnya sangat ingin ia tutup.
"Kamu akan sangat membantu sepupu kamu geo. Mama akan bangga pada kamu."
"Benarkah?"
Bukan hanya mamanya tapi juga ada suara papanya, mereka tak henti-hentinya merasa senang bahwa geo akan menolong jiorel.
"Geomara.. anak papa. Kamu tau kan papa sayang banget sama kamu? Setelah ini kamu boleh meminta apapun."
"Apapun?"
"Ya!" Sahut keduanya. Tanpa mereka tau geo telah berkali-kali mengusap air matanya yang tidak mau berhenti.
Perjalanan dari kota ke kota itu memakan waktu dua jam saja, hujan mengguyur jalanan kota. Setelah sampai dirumah sakit geo langsung mendatangi ruangan dimana ia akan dipastikan dan dites dulu apakah bisa menjalankan operasi saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...