Geo bersiap-siap untuk kembali pulang, setelah tadi menghabiskan waktu berbincang dengan Arini perihal anak-anaknya. Lelah sekali rasanya mau pulang, mengunci kamar dan tidak memikirkan apapun. Tidur tanpa rasa peduli pada sekitar maupun dirinya, dia hanya ingin istirahat.
Pulang dengan suasana malam, sampai ke kosan yang sepi sunyi karena penghuni sebagian sudah menjelajah ke alam mimpi. Selesai mandi dan membereskan beberapa hal, akhirnya Geo merebahkan dirinya. Menghirup udara tenang.
Tubuhnya hampir terbawa tidur sebelum akhirnya sebuah notifikasi pesan menghancurkan ketenangannya sesaat. Geo mencoba mengabaikan tapi pesan itu disusul oleh beberapa yang masuk. Baik, baiklah, Geo akan menahannya.
Bangun lantas mengambil handphone yang ia simpan di atas laci. Kali ini bukan pesan notifikasi yang masuk melainkan dering telepon yang membuat Geo geram mau membuang handphonenya. Sayang dia teringat jika sekarang dia dalam keadaan miskin.
Geo akhirnya mengangkat telepon itu, dia tidak bersuara duluan.
"Halo! Geo! Lu masih disana kan?!"
"Iya, kenapa?"
"Mau ikut gw ga besok?"
"Ga mau, besok kerja."
"Gw bayar dua kali lipat dari gaji bulanan lu."
"Gw bukan pria panggilan, maaf.."
"Pandangan lu terlalu kasar, kita kan temen. C'mon, cuma temenin gw."
"DEXTER GW MAU ISTIRAHAT!!!!" Geo berteriak di teleponnya, dia lelah, berdebat dengan Dexter malah semakin membuang waktunya.
"Alright, sleep tight, see you mate!"
Masa bodo! Geo berencana bangun siang, Dexter tidak akan semena-mena kali ini. Dengan kesal banting hp nya...ke kasur, dan Geo pun langsung tidur lelap.
Keesokan paginya, Geo merasa risih dalam tidurnya. Merasa terganggu dan merasa pengap. Merasa gatal juga merasa geli di beberapa bagian tubuhnya.
Ya dekapan setan dimana-mana memang terasa nyaman ya ge? Tunggu... Geo mencoba membangunkan dirinya sendiri alias melek. Dia ga lagi ketindihan kan?
"SETAN!!!!!"
BRAK!!!!
Geo berdiri diatas kasurnya sendiri sambil membawa bantal sebagai senjatanya setelah barusan menendang jatuh seseorang disampingnya.
"Anjing! Maling! NENEK---MPHHH---!!!!"
Geo tidak melihat jika itu Dexter, Dexter dengan cepat membekap Geo dan membanting tubuh mereka berdua ke kasur. Ingatkan Dexter, kasur Geo ini termasuk kasur murah tidak ada garansi apabila mengalami kejebolan.
Plak!
Geo menampar tangan Dexter yang membekap mulutnya. Kemudian menatap seseorang ini dengan tatapan paling malasnya.
"Tendangan lu bagus juga ge, kapan-kapan kita latihan taekwondo ya?"
"Ga mau!"
Enak saja! Sudah menawarkan dengan senyum tidak waras pula. Tangan Dexter menyelinap dibawah lehernya dan meremat pundaknya.
"Jauh-jauh Dex! Mepet banget sih! Sesek ini pantesan gw ngerasa ketindihan elah!!"
"Ketindihan emangnya gw setan apa?" Dexter dengan wajah polosnya berucap demikian.
"Ga pantes pertanyaan itu keluar dari mulut bau rokok lu!!"
Harap bersabar, biarkan Geo saja yang kesabarannya setipis tisu basah melawan setan neraka ke tujuh modelan Dexter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...