☄️16

684 95 13
                                    

Disekolah ini ada dua orang siswa terkenal namun dengan jalannya masing-masing. Si berandal, begundal, preman, dan minus akhlak yaitu Dexter dan satu lagi si Prestasi, kebanggaan, topeng si Jiorel.

Jio dan Dex saling mengenal satu sama lain, ya gimana ga kenal kalau satu sekolahan selalu gosipin mereka terus kayak ga ada bahan gibahan lain. Tapi memilih cuek satu sama lain.

Fokus terhadap dunia mereka masing-masing.

Namun untuk hari ini tidak akan lagi. Tidak akan lagi cuek satu sama lain saat Jio melihat Dex membawa Geo ke acara festival yang diadakan oleh sekolahnya.

Jio langsung berspekulasi bahwa Geo bergaul dengan orang yang salah. Dexter adalah pengaruh buruk terbesar di sekolah ini. Hatinya seolah mengendalikan, menyuruhnya menjauhkan sepupunya itu dari si Iblis.

Langkah penuh keangkuhan dan sedikit amarah membawanya ke hadapan Dexter dan Geo. Dilihatnya ekspresi wajah Geo yang cuek dan tidak senang sementara Dexter hanya tidak peduli.

Setidaknya mereka harus menyadari jika semua mata memperhatikan mereka. Menunggu-nunggu apa yang akan terjadi diantara dua nama kebesaran sekolah. Satu aset sekolah dan satu berandalan sekolah.

Seandainya Geo lebih cepat menyadari jika lambang sekolah Dexter sama dengan lambang sekolah Jio maka sejak awal ia akan menolak mentah-mentah ajakan Dexter.

"Lu ngapain disini?" Pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulut Jiorel dengan pandangan mata seperti ingin membunuh.

"Lu nanya ke siapa sih? Gw?Dexter?" Galang yang membalas, Galang sudah paham. Dexter ogah menanggapi Jiorel.

"Dia." Jio menunjuk Geo jelas. Geo memejamkan matanya sambil memaki dirinya sendiri.

Mampus aja, ribet urusan. Begitu didalam hatinya.

Dexter langsung menoleh dan membalas tatapan mata Jio tak kalah tajamnya. Rasa penasaran langsung mendobrak hati Dexter tentang hubungan apa dan bagaimana Jiorel mengetahui Geo.

"Dia gw yang undang, kenapa?mengusik lu?" Kali ini Dexter yang membalasnya langsung.

Anggap saja Geo egois tapi sungguh saat ini yang ia inginkan adalah kabur dari situasi ini. Dia tidak peduli apakah Dexter akan menghajar Jiorel atau tidak.

"Dia..." Omongan Jio terhenti begitu Geo lari dari sana tanpa sempat ditahan oleh Galang. Dexter pun demikian meninggalkan tempat dan kerumunan untuk mengejar Geo.

Royce yang baru bisa membelah kerumunan pun berdiri disamping Jio. Galang terlihat kesal, "lu ada masalah apa sih? Ga ada aturan buat ga boleh ajak orang luar."

Royce ingin membela Jio tentu saja tapi ia belum tau akar masalahnya.
Yang ia lihat malah Galang yang langsung mengikuti jejak temannya itu.

Jiorel makin memperlihatkan ekspresi tidak sukanya.







.❄️.





Dexter pada akhirnya bisa menarik tangan Geo untuk berlari dari pelariannya. Keduanya dengan nafas tersengal-sengal.
"KENAPA LARI HAH?!!! Dexter langsung membentak Geo di depan wajahnya.

Tidakkah Geo melihat wajah panik Dexter ketika Geo berlari begitu saja? Apa yang Geo takutkan pikir Dexter. Karena Jiorel? Kekonyolan paling sampah terlintas dipikirannya.

Tapi emosinya melenyap begitu saja ketika melihat mata Geo yang berkaca-kaca. Dexter memenangkan dirinya dan membawa Geo ke pinggir jalan.

"Kenapa?gapapa ge.. ga ada yang larang lu untuk datang."

Geo tidak menjawab dengan cepat yang ada hanyalah tangannya yang memegang perut sebelahnya dengan raut wajah kesakitan. Dan sekarang kepanikan kembali melanda Dexter.

Never Enough Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang