Chapter kali ini untuk Claris dan bagaimana hubungannya bermula dengan Dexter.
.....
Claris menatap jalanan melalui jendela mobilnya yang entah bertujuan pergi kemana ia pun tidak diberi tahu. Sebenarnya jarang sekali mamanya mengajaknya keluar untuk jalan-jalan. Biasanya mama akan mengajak Zara entah berbelanja atau bekerja bersama.
"Sebenarnya kita mau kemana?"
Sang mama menoleh ke arahnya dan tersenyum sangat lebar, Claris menyadarinya sejak beberapa hari yang lalu bahwa mamanya menjadi lebih ceria dari biasanya. Claris terlalu sering melihat mamanya dalam raut muka sedih dan setress tapi hari ini berbeda dan ia bertanya apa alasannya.
"Ke rumah teman mama, mereka yang bantu kerjaan mama jadi lebih sukses sekarang. Namanya Arini dan hari ini kita diajak bertamu ke rumahnya. Kamu harus bersikap manis, ya?"
Claris langsung menjadi diam, ini berarti ia harus mempersiapkan dirinya bertemu dengan orang baru.
Sesampainya disana mereka jelas disambut baik dengan sikap sopan Arini. Rumah mewah mereka adalah pemandangan indah menyegarkan mata Claris yang jarang keluar rumah. Di matanya Claris, Arini adalah wanita cantik yang sangat perfeksionis akan pekerjaan juga hidup seimbang antara kerjaan dan keluarga.
"Claris.. manisnya. Sayang anak perempuan Tante sedang tidak ada sekarang jadi tidak bisa dikenalkan."
"Tidak apa kok Tan, masih ada lain waktu."
Iya, benar, lain waktu bagi Claris untuk datang ke rumah indah ini lagi. Maksud dari rumah indah di benak Claris adalah suasananya. Apalagi Arini punya anak perempuan membuat Claris semakin yakin rumah ini penuh kehangatan. Terlihat bagaimana setiap sudutnya terdapat jejak foto si anak perempuan kecil.
Mereka dibawa ke taman samping rumah, ada meja dan kursi cantik disana. Menikmati pemandangan taman dengan memakan strawberry manis juga teh. Claris seketika merasa bosan apalagi dengan obrolan para ibu-ibu di depannya.
Ternyata sama saja kegiatannya disini. Cuma duduk diam tak ada keseruan lain. Untung saja masih terselamatkan dengan pemandangan baru di depan matanya.
BRAK....
PRANG....
Claris,Arini dan mamanya terlonjak kaget sampai berdiri dari kursi masing-masing. Tiba-tiba barusan ada sebuah bola baseball menghantam meja mereka membuat strawberry dan cangkir mereka jatuh pecah berserakan.
Bola itu berasal dari tembok tinggi yang membatasi antar rumah. Dan seseorang lompat turun dari atas tembok itu, seseorang dengan stik baseball di tangannya. Wajah datar tanpa rasa bersalahnya membuat Claris menaruh fokus.
Ditengah fokusnya Claris kembali terkejut dengan bentakan yang berasal dari Arini. "DEXTER!!!" dari langkah kakinya Claris memastikan inilah sisi lain Arini. Amarah yang menguasai wanita itu benar-benar tidak bisa diremehkan. Arini mencengkram lengan Dexter.
"Kamu lihat gak mama sedang ada tamu! Kalau kamu emang ga punya sopan santun coba pakai otak kamu untuk ga merusak suasananya!"
Claris terkejut, pemuda itu anak Arini juga? Mengapa terlihat berbeda dan tidak akur?
Dexter masih saja tenang di tempatnya berdiri. "Mama harusnya marahin tetangga sebelah yang ga bisa lempar bola dengan benar." Dexter berjalan ke arahnya, Claris dan Mamanya yang masih berdiri didekat kekacauan.
Dexter datang dan mengambil bola baseball nya.
"Maaf Tante, Mamaku Arini memang orang kaya membosankan yang menyambut tamunya dengan cara kuno ini. Anggap saja ini sebagai sambutan dari ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...