Geo turun ke bawah dan mendapati meja makan sudah ramai. Argi yang sarapan, papa yang meminum kopinya, adrian masih tidur sepertinya lalu ada gendis yang sehabis mandi dan siap-siap akan kuliah onlinenya.
"Kamu mau bawa bekal?" Tanya mamanya yang baru saja menanak nasi. Melihat lauk cumi di meja sama sekali tidak menggugah selera geo.
Dia ingin menolak tapi ternyata mamanya sudah menyiapkan. "Bawa aja ya, hemat- hemat uang jajan kamu." Geo tersenyum terpaksa.
Dia memasukkan kotak bekalnya ke dalam tas, lalu ia segera memakai sepatu di teras depan. Mama keluar langsung memberi makan Ochi (kucing keluarga mereka). "Nungguin apalagi kamu?"
"Ojol ma."
"Kamu tuh dek, coba belajar naik motor. Masa anak laki ga bisa naik motor. Kan kalau mau pergi kemana-mana ga perlu repotin papa atau adrian lagi buat antar jemput kamu. Kapan mau belajar?"
"Iya..nanti."
"Jangan iya-iya doang, segera secepatnya dong. Kan kalau udah bisa nanti bisa anterin mama ke pasar. Ke pasar pagi-pagi susah, ga ada yang bisa boncengin mama di motor. Pada molor semua.."
Geo jadi diam sebentar, dia sebenarnya juga ingin belajar naik motor. Namun ada rasa takut, takut sekali.
Tidak lama kemudian Abang ojol datang, segera ia berpamitan pada mama.
"Hati-hati ya dek!"
"Iya ma!"
----:----
Disekolah Geo punya tiga teman dekat. Sebenarnya geo dirumah dan disekolah sangatlah berbeda. Seperti dua orang di satu tubuh yang sama.
Geo disekolah itu memang masih terbilang cuek, namun dia punya banyak kenalan. Dia sangat ekspresif terhadap lingkungannya, dia humoris didepan teman-temannya, dan dia juga pandai berbohong.
Teman dekat geo diantara lain adalah... Tirta Rangga. Si paling pendek tapi galaknya ga ada lawan, lumayan pintar di kelas, salah satu anggota futsal sekolah, juga merangkap sebagai wakil kelas. Kalau ketua kelas ga ada, tirta otomatis jagain satu kelas. Di jamin deh ga ada yang berani bikin masalah.
Nah yang kedua namanya Edvin Sagara. Kalau yang ini bisa dibilang jebolan cowok wp, ganteng dan fansnya ada disetiap angkatan. Berduit banyak tapi humornya rendah banget. Kalau dari urutan tanggal lahir, edvin nih yang paling tua. Makanya suka pikunan (ga nyambung sih, tapi ya faktanya dia pelupa).
Yang terakhir si agak lola, agak pintar, agak ceroboh, agak (maaf) mudah di begoin. Namanya Nanden Malik. Berkacamata, dibilang cupu sih ya ga cupu. Anaknya good-looking gitu. Cuma ya emang kekurangannya seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Mereka-mereka ini yang paling tau semua tentang geo, paling dekat dengan geo dan paling sering menghabiskan waktu bersama dengan geo.
Teman sebangku geo ya si nanden. Nanden yang datangnya paling pagi, kadang dateng buat sarapan, ngerjain pr atau gak numpang mandi disekolah. Ga ngerti kenapa bisa ada spesies kayak nanden.
"Pagi nan.."
"Pagi geo, udah kerjain semua tugasnya kan?"
"Oh.. udah."
Geo menaruh tasnya dan memperhatikan apa yang sedang nanden kerjakan dengan fokus itu. "Lu.. ngapain nan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...