Ini hari kedua dimana akhirnya Geo menetap di kosan nenek Alia. Neneknya Galang, total ada 7 penghuni termasuk nenek Alia di rumahnya yang terasa asri ini.
Mengetahui dia anak rantau seperti yang lain, Nenek Alia begitu baik terkadang memasakkan dia makanan dan segala ramah-tamahnya yang lain.
Andaikan saja Nenek Tina melakukan hal yang sama dengan Nenek Alia.
Seperti Sabtu pagi ini, Geo sedang mencuci sepatu sekolahnya. Dia ingin bersantai sejenak karena pekerjaannya baru akan dimulai nanti malam.
Di halaman samping dimana ia tengah menjemur sepatunya, ia melihat gerbang dibuka dan suara motor langsung terdengar dengan jelasnya. Dua motor hitam.
Galang dan Dexter.
Mengetahui itu, Geo tidak buru-buru menyapa. Masih ada ember berisi air yang harus ia kembalikan."Tumben banget sih kamu lang, jadi sering ngunjungin nenek."
Galang tersenyum agak canggung, biasanya memang kalau dia datang ke nenek kalau cuma mau minta uang aja. Tapi kali ini, disuruh Dexter. Ya mana berani toh dia nolak Dexter.
"Ketemu temennya galang, atuh nek.."
Mereka dipersilakan masuk. Kalau pagi kosan memang terlihat sepi, kalau penghuninya masih tidur atau ya karena sebagian dari mereka anak kuliah atau pekerja dari kantor yang didekat situ.
Sang nenek memanggil Geo yang habis dari kamar mandi belakang, keadaan Geo masih belum rapih ya kan dia emang belum mandi. Niatnya habis ini mandi eh malah datang mereka.
"Ey kamu masih belum mandi?"
"Ya kan tadi nenek manggil."
"Ah iya, ini toh dua temenmu. Nyariin kamu, nenek mau ke dapur dulu." Nenek Alia bangun dan langsung menuju dapur. Geo mengambil duduk di depan mereka.
"Ada apa?" Tanya Geo. Sementara dua orang didepannya masih diam aja.
"Kalau ga ada yang mau dibicarain, gw mau mandi dulu.."
"Eh tunggu!" Tahan Dexter. Geo yang hendak bangun langsung tidak jadi dan kembali duduk. Galang agak mendengus gemas dan malas dengan tingkah lamban dari ketua nya ini.
"Ini loh ge.., sekolah gua sama Dexter ada pameran atau bazar gitu. Acaranya bakal meriah jadi orang luar sekolah juga boleh masuk. Mau ikut.. gak?"
Geo engga paham. Mereka ini ngajakin dia.. ke pameran sekolah mereka? Kenapa harus dia..?
Ajakan mereka mungkin bermaksud baik namun Geo hanya tidak paham mengapa hubungan mereka seperti sudah dekat."Jangan bingung, pusing dan gelisah gitu ge. Niat gw sama dex itu baik. Mau gak? Acaranya jam 9 nanti."
"Boleh, tapi gue lihat-lihat aja. Terus ga bisa lama karena gue juga harus kerja."
"Ga masalah, Makasih ge.."
Setelah dirasa tidak ada yang dibicarakan lebih lanjut, Geo izin pergi ninggalin ke kamarnya untuk bersiap-siap. Diruang tamu Galang menatap sinis ketua sekaligus temannya ini.
"Apaan?" Dexter risih ditatap begitu oleh Galang. Galang malah menunjukkan wajah penuh ledek dan penuh sebal. Galang emang takut sama Dexter, tapi dia juga bisa jadi teman yang pembangkang.
"Lu yang ajakin geo, tapi yang ngomong gua itu maksudnya apa heh?heran.. kayak ga punya suara didepan geo."
"Bacot."
Makin menjadi kekesalan di hatinya yang tidak bisa ia lampiaskan. "Emang dasar! Awas aja dex!"
Sepuluh menit mereka menunggu, Geo keluar dan turun menghampiri mereka. Dengan pakaian dan penampilan yang lebih rapih tentunya. Tidak mau membuang waktu lagi dan langsung pamit dengan Nenek Alia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...