Di malam hari dengan jalannya yang licin tak membuat banyak orang tetap mau berjalan-jalan keluar. Gerimis kecil yang tidak menghalangi walau udaranya sedikit dingin daripada biasanya.
Dexter berdiri di depan toko baju, setelah beberapa menit mempertimbangkan akhirnya ia masuk ke toko itu. Saat masuk pelayan toko langsung menyambutnya dan menawarkan bantuan tapi Dexter menolak.
Berjalan sendiri mencari dimana bagian sweater dan cardigan berada. Ini adalah toko baju unisex, jadi Dexter tidak perlu mengeluarkan banyak waktu.
Dexter memutuskan membeli beberapa pakaian disana.
°°°°
Pagi ini di hari libur yang hujan membuat Geo enggan beranjak sedikitpun dari atas ranjangnya, asik bergelut dibalik selimut hangatnya. Geo paling tidak tahan dengan dingin.
Sampai pintu kamarnya diketuk oleh Nenek Alia, Geo menguatkan dirinya untuk bangun dan membukakan pintu kamarnya. "Ah.. nenek kira kamu sakit, habisnya ga keluar-keluar."
"Aku cuma kedinginan nek, hujan dari semalem bikin aku begadang jadi masih ngantuk. Nenek kenapa ngetuk?"
"Oh itu ada yang mau ketemu kamu, katanya sepupu kamu."
Lagi dan lagi Jiorel datang kesini, Geo benar-benar malas bertemu tapi Jiorel seperti keras kepala. Dia sering datang kadang membawakan makanan, sekedar ngobrol biasa atau kadang Geo benar-benar menolak bertemu dengannya.
"Udah kamu temuin dia, dia udah usaha terobos hujan kesini. Hargai usaha dia." Saran dari Nenek Alia. Kalau sudah berkata begitu Geo terpaksa menerima demi Nenek Alia. Dia menutup pintu kamarnya dan berjalan ke ruang tamu.
Jiorel nampak senang melihat Geo mau datang kepadanya. Jiorel langsung berdiri dan tersenyum ke Geo, Geo langsung duduk saja.
"Kata Nenek Alia kayaknya kamu belum makan, jadi aku kesini bawain makanan. Soto ayam, pas banget hangat-hangat. Makan ya?"
Demi menghargai usahanya, Geo menerimanya. Jiorel bahkan dengan semangat menyiapkannya mangkok, sendok dan nasi hangat. Jangan terkejut mengapa Jiorel tahu tata letak rumah ini. Saat tahu Jiorel adalah sepupunya dari Arini, Nenek Alia jadi begitu dekat dengan Jiorel.
Kembali dengan sepiring nasi hangat. "Besok check up ke Dokter Chandra kan?"
"Iya, tapi.. males."
"Jangan! Udah besok aku temenin."
"Ga usah Ji, gw ga mau."
Jiorel menatap Geo yang makan dengan ogah-ogahan. Tidak ada semangatnya sekali, Jiorel paham, ini adalah masa sulit bagi Geo dengan kondisinya.
"Ge.. berhenti kerja ya?"
"Gw butuh uang dan gw ga mau uang cuma cuma dari lu Ji."
Selama belasan tahun tidak mengobrol panjang lebar baru kali ini keduanya menyadari bahwa keduanya sama-sama keras kepala jika sedang dalam keadaan hati yang buruk.
"Kondisi kamu ge.. kamu terlalu kerja keras sampai melebihi batas. Jangan memperparah kondisi ge."
Jiorel mungkin lupa Geo agak sensitif jika menyangkut dengan kondisinya. Geo langsung berdiri dengan emosi tertahan membuat Jiorel langsung siaga menahan tangan Geo, memintanya untuk duduk kembali.
"Ge.. sumpah, aku ga akan pernah lelah untuk selalu meminta maaf. Percaya sama aku kalau aku sayang banget sama kamu. Aku mau istirahat ge, aku bakal cari uang hasil sendiri buat kamu. Please..."
Percayalah bahwa apa yang baru saja terucap oleh bibir Jiorel adalah ketulusan dan kejujuran. Sejak awal yang salah adalah keluarga mereka, mereka berdua hanya tidak saling memahami keadaan masing-masing saat dulu. Tapi setelah kini paham, setelah Geo menyelematkan nyawanya. Jiorel cuma mau memperjuangkan Geo di dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...