Minggu pagi ini Barata mengajak Geomara untuk datang dan mengunjungi lagi Keluarga Pram. Geomara sempat menolaknya dengan alasan ia ingin berhenti bekerja disana. Tapi barata membujuknya dengan nama Tasya.
Geomara tidak khawatir sama sekali dengan tasya ataupun pram, yang ia takutkan hanyalah reaksi dari nyonya arini dan... Dexter? Entahlah sepertinya dexter juga tidak peduli apapun tentangnya. Mengapa ia harus repot memikirkan reaksi dexter.
Sesampainya disana seperti dugaan Pak Pram lah yang menyambutnya dengan baik, Tasya bahkan sampai berlari dari tangga dan menubruk tubuh Geo. Geo sedikit meringis karena tasya menabrak perutnya. Tapi dia menyembunyikannya.
Dilihat dari ekspresi mereka sepertinya om nya ini sudah memberitahu. Nyonya Arini menatapnya dan memukul pundaknya pelan. Dia hanya mengucapkan, "Jangan pergi lagi.."
Geo berhasil dibuat bingung, mengapa keluarga ini repot-repot menyiapkan banyak makanan hanya karena kedatangannya? Seperti menyambut saudara lama.
Dalam pembicaraan kecil yang mereka buat tak hentinya tasya memintanya untuk tetap bekerja disini. Tasya bahkan membujuk orangtuanya agar menaikkan bayaran Geo jika bisa.
Pram dan Arini tidak bisa berbuat banyak, karena sebenarnya dalam hati mereka juga ingin Geo tetap ada. Geo menatap pasangan ini. "Tidak perlu seperti itu, aku.. ga akan kemana-mana. Aku tetap bekerja disini."
Mendengarnya semua merasa senang. Beberapa menit kemudian Pram, Arini dan Barata membicarakan sesuatu sementara Geo menemani Tasya ke taman bunga belakang.
Beberapa pembantu yang lain menyapa geo, mereka senang melihat geo kembali. Karena tidak biasa bagi mereka tidak melihat Geo yang selalu bersama dengan Tasya. Dan juga Nona muda mereka yang tidak lagi merengek.
Ditengah asik menceritakan kegiatannya selama ini ada seseorang yang mendekati mereka berdua dari belakang. "Kembali..?"
Geo menoleh sedikit walau sebenarnya dia kenal suara siapa ini. Suara Dexter. Dia hanya diam tak berniat membalas pertanyaan itu.
"Gw nanya loh ini... Suara lu kemana?"
Masih bukan Geo yang membalas tapi kali ini Tasya. Tasya menatap tajam kakaknya, bertolak pinggang. "Jangan ganggu kita."
"Gw ga ganggu! Gw nanya baik-baik."
"Biasa aja kenapa sih nadanya! Nanya kok kayak ngajak ribut."
Geo masih diam mendengarkan sepasang kakak adik ini beradu mulut. Mengingatkannya dengan Gendis. Gadis itu entah bagaimana kabarnya, Isi kepala Gadis itu pasti hanya cinta dan kesenangan. Tidak mungkin memikirkan adiknya ini.
Tidak mau memperpanjang, geo berusaha menjawab sebisanya. Orang kayak dexter emang harus di ladeni baru puas.
"Iya gw balik, kerja lagi disini. Lu.. ga suka ya ada gw disini?"Dexter hanya diam. Ya harusnya dia ga suka kan sama kehadiran Geo? Tapi entahlah sekarang untuk menjawabnya iya dia jadi ragu. Dexter hanya berbalik arah, jalan meninggalkan geo dan tasya.
-o0o-
Sebenarnya setelah operasi baik Geomara ataupun Jiorel tidak bisa lepas dari pengawasan begitu saja. Mereka masih harus beradaptasi dan mengecek kesehatan masing-masing.
Itu salah satu alasan Barata susah mengabulkan keinginan Geo yang ingin hengkang. Barata masih tau diri, dia tidak mau main-main dengan nyawa anak ataupun keponakannya.
Seperti pagi ini, Barata yang orang kantoran rela datang sangat pagi untuk menyiapkan sarapan di Apartemen Jio.
Disaat Barata sibuk dengan urusan dapurnya, ada dua sepupu yang tidak bersuara sama sekali ini. Jio sibuk dengan hpnya dan Geo yang hanya menatap bosan televisi. Sesekali pikirannya berkelana, jika ia sudah bebas nanti. Ia akan mengambil kerja part time dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough
Teen FictionWarn : Ini mengandung beberapa adegan bromance/love platonic, Not BL. Jadi yg msh merasa kurang nyaman atau ga suka, silahkan tinggalkan. "Katanya Keluarga adalah kebahagiaan segalanya, katanya keluarga adalah tempat teraman, tempat berbagi suka ci...