Ternyata kabar yang beredar tentang kecelakaan kemarin menimpa pada Woi. Kondisi laki-laki itu sekarang sudah membaik dan sadarkan diri. Mendengar kabar tersebut, Killa kalap dan langsung mendatangi rumah sakit. Woi hanya tinggal bersama Papanya, namun ia jarang di rumah karena sibuk bekerja. Mamanya telah meninggal sejak ia masih SMP.
Papa Woi tidak ada di sana. Dia sedang ada urusan di luar kota. Dan sekarang, di dalam ruangan tempat Woi di rawat hanya ada Killa yang menemani laki-laki itu.
Untungnya saat tragedi berlangsung Woi memakai helm. Kepalanya terlindungi namun kakinya dinyatakan patah tulang dan tidak bisa berjalan dalam waktu yang cukup lama.
"Killa,"
Killa berdecak. "Apa! Mau kebut-kebutan lagi! Untung cuma kaki yang patah, bukan kepala!"
Woi tersenyum. "Aku gak ngebut. Namanya juga musibah gak mungkin ada yang tau."
"Emang gak ada yang tau! Makannya hati-hati!" Killa mendelik. Mengambil mangkuk bubur di nakas lalu menyuapi Woi dengan sendok di depannya.
"Makan."
"Gak mau. Gak suka bubur."
"Makan! Mau gue lempar ke muka lo!"
Woi menarik napas pelan. "Kamu kenapa sih, Kil? Marah-marah terus sama aku. Kalo kamu ngerasa terpaksa datang ke sini yaudah pulang aja. Toh, kamu udah gak ada rasa sama aku kan?" Woi tersenyum.
"Aku bisa makan sendiri. Yang patah kaki, bukan tangan." Woi mengambil sendok dan bubur di tangan Killa lalu mulai memakannya sendiri.
Killa terdiam. Merasa bersalah saat Woi mengatakan itu. Kenapa sikap Woi tidak pernah berubah meski Killa berbuat semena-mena padanya. Tidak, tidak mungkin Killa pergi meninggalkan Woi begitu saja.
"Woi!"
"Tuh kan, ngegas lagi."
"Astaga... Nama kamu kan, Woi?" Killa melembutkan suaranya.
Woi mengangguk singkat. "Kenapa?"
"Aku mau minta maaf..."
"Soal?"
"Udah mutusin kamu gitu aja."
"Yaudah."
"Kamu maafin aku?" Killa menatap Woi yang tengah memakan bubur.
Woi mengangguk. "Cuma hubungan yang putus. Bukan rasa aku buat kamu."
Yaampun.
Kenapa laki-laki seperti Woi harus bertemu dengan perempuan modelan Killa? Kasian sekali mental cowok itu. Setia dibalas luka. Walaupun sama-sama good looking tapi kalo hubungan gak sehat buat apa. Nothing!
"Kamu masih suka sama cowok yang kemarin?" Woi bertanya.
Killa mengangguk. "Lumayan. Dia udah benerin laptop aku."
Woi tersenyum. "Kenapa gak minta bantuan aku?"
"Kan lagi caper sama dia. Jadi minta tolongnya harus sama dia."
BRAK!
Woi menaruh keras mangkuk bubur tersebut. "Pergi."
"Hah?"
"Pergi sebelum aku marah, Killa."
Killa mengernyit. "Kenapa? Kamu cemburu?"
Woi memandang Killa dengan senyum kecil. "Pergi sebelum aku bener-bener berhenti."
☘
"Ujian kapan selesainya?" Tina bertanya pada Amma.
"Jumat, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
JALUR HALAL [TAMAT]
Teen Fiction"Ma, Rere harus tanggung jawab!" "KAMU HAMILIN ANAK ORANG?!" "Rere udah pegang tangan perawan, Ma!" *#* "Kamu tidur dimana?" "Kata Mama sepasang suami istri harus tidur berdua. Kalo pisah ranjang nanti dosa." "Aku gak mau," Birendra menarik tangan...