H A L A L 47

9.4K 1.6K 55
                                    

Mungkin terdengar janggal, bahkan aneh dan tidak mudah dipercaya. Mana mungkin ada seseorang yang rela menikahi perempuan hanya karena tak sengaja menyentuh tangannya semata. Apakah setiap perempuan yang tak sengaja ia sentuh tangannya akan langsung dijadikan istri? Tentu saja TIDAK! Merasa sangat berdosa dan tidak suci selalu menghantui hingga dirinya bersedia untuk memantaskan diri. Apalagi perempuan yang tangannya telah ia toel adalah seseoranag yang selama ini dia tunggu-tunggu kehadirannya.

Jaga jarak satu meter bukanlah syarat agar tidak tertular virus corona ataupun omicron. Melainkan suatu bentuk perlindungan diri dari hal yang tidak diinginkan. Alhamdulillah, sangat bersyukur karena selama belasan tahun ini dirinya mendapat rekor langka karena tak pernah berdekatan dengan perempuan yang bukan mahramya melebihi batas aman yakni satu meter.

Sebagian orang memang menganggapnya aneh dan kurang wajar. Tak jarang mereka mengira bahwa tindakan tersebut adalah bentuk suatu phobia. Namun jika orang-orang yang telah mengenalnya lama menganggap semua hal itu wajar-wajar saja.

Amma namanya, perempuan yang telah membuat Birendra ketergantungan dengan pelukan nyamannya. Awalnya memang mereka malu-malu jenaka namun semakin lama tinggal dalam satu rumah yang sama keduanya menjalin hubungan lebih dekat seketika. Seperti saat ini, Birendra terus memeluk Amma sejak beberapa menit yang lalu. Setelah mendapat info tentang keberangkatannya besok, Birendra terus menempeli Amma kemanapun ia pergi. Pernah Amma membentaknya sebab kesal saat Ingin menjahit pakaian. Alasannya karena Birendra tak Ingin melepaskan pelukannya.

Sekarang mereka berdua tengah berada di ruang tamu seraya menonton film kartun kesukaan Amma. Hening tercipta sebab keduanya sama-sama menikmati animasi yang tengah dilihatnya.

Berbaring nyaman dengan paha Amma sebagai bantalan, mata Birendra terpejam merasakan usapan lembut dari jemari perempuan yang sangat ia cintai setelah Tina. Gelak tawa Amma yang terdengar, menambah rasa yang kian menjadi-jadi terhadap pemiliknya. Ah, baru kali ini Birendra merasakan kisah asmara yang sebenarnya. Menyenangkan, apalagi seseorang itu adalah dia yang kita selalu sebut namanya dalam doa.

Birendra membalikkan tubuhnya, berhadapan langsung dengan perut Amma yang tertutup kaos hitam panjang. "Amma."

"Iya?"

"Kamu selalu menjadi yang pertama."

"Hah?" Amma mengernyit.

"Baru kali ini saya bisa manja-manjaan sama perempuan selain Mama. Kamu gak boleh bosen sama sikap saya yang sering berubah-ubah ya." Birendra tersenyum, memandang wajah Amma dari bawah. Hidung yang tak terlalu mancung dengan pipi yang agak berisi membuat Birendra gemas melihatnya.

"Dan maaf, saya gak bisa ganti panggilan itu."

Amma tersenyum. Mengusap lembut pipi Birendra sesekali mencubitnya perlahan. "Gak pa-pa senyamannya kamu aja. Dan soal yang pertama, aku gak pernah bosen, Re. Mau gimana pun tingkah kamu, aku gak pernah mempermasalahkan itu."

"Kamu tuh limited edition. Gak boleh sembarang orang punya. Pokoknya cuma boleh aku yang kamu mintain ikan asin sampe ngambek." Amma memeluk gemas kepala Birendra hingga laki-laki itu meronta.

"Amma, kayaknya punya anak kembar seru ya?" Birendra terkekeh.

Amma mengernyit. "Alasannya?"

"Ya... Enak aja gitu. Sekalinya di kasih langsung dua. Nanti saya kasih nama Bismillah, Alhamdulillah."

"Ya Rahman, Ya Rahim. Itu juga bagus."

"Pokoknya harus ada arab-arabnya." Birendra terkekeh.

Amma mengangguk. Gimana di kasihnya aja. Apapun jenis kelaminnya nanti pasti mereka terima dengan gembira. Tapi itu masih lama, Birendra mengerti dan tidak mungkin memaksa untuk kebaikan bersama.

JALUR HALAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang