H A L A L 49

7.8K 1.5K 163
                                    

Tarik nafas dulu yuk...

Konfliknya gak seberat rasa terima kasihku buat kalian kok:))

Btw, terima kasih banyak yang masih setia dan bertahan sampai part ini!!! Kalian jaga kesehatan ya! Jaga diri baik-baik! Yang masih sekolah, ayok semangat! Yang udah kerja, harus lebih semangat lagi!

Mood banget komennya. Bikin perasaan nano-nano. Komen kalian lebih menarik daripada chat doi, da emang urangmah teu boga doi wkwk. Jujur balikin mood banget>3

Btw, iya diriku orang sunda. ADA YANG SAMA GAKK?

Rere poligami seru deh😍

Astagfirullah! Yakali masih smk punya istri 2. Gak ngotak ya😭

Nikmatin aja say~

Ambil baiknya, kubur buruknya.

Oiya. Jangan lupa buang napas.






"Astagfirlah!" Tino menghampiri Birendra yang tengah menahan tubuhnya dengan tangan bertumpu pada tembok. Mendengar suara seseorang mulai mendekat, Birendra berjalan cepat menghampiri Papanya. Memeluk Tino erat, Birendra meneteskan air matanya di bahu pria itu. Sungguh, dirinya merasa sangat kotor saat ini. Walaupun tak terjadi apa-apa antara dirinya dan Killa sebab ia tersadar dan langsung berlari keluar, namun tetap saja batas satu meter yang telah ia jaga kesuciannya ternodai seketika. Amma, hanya itu yang terlintas dalam benaknya kala menyadari kesalahan yang menimpa saat ini.

"Kamu kenapa? Bajuya kenapa berantakan gini? Kenapa bisa ada di sini?" Tino mendorong Birendra yang tengah memeluknya. Wajahnya kian megernyit kala melihat air mata yang jatuh dari pelupuk mata anaknya. "Kenapa sih, Re? Kamu kenapa nangis?"

Menunduk, Birendra tak kuasa membuka suara.

"Pa, maafin Rere...."

"Kenapa sih?"

"Kenapa Papa gak bilang kalo di sini ada alkohol?"

Tino mengenryit. "Lupa. Kamu minum? Siapa yang nawarin? Papa udah bilang kan jangan kalo mau minum ambil akua gelas aja."

"Tadi pusing banget, Pa. Terus..."

"Terus?"

"Aku ketemu temen cewek,"

"Terus?" Tino memandang Birendra intens.

"Terus aku dipaksa ditarik ke kamar sama dua orang laki-laki. Dan...."

"Terus?"

"Tiba-tiba aku di dorong ke ranjang terus temen cewek Rere masuk dan dia--" Birendra menunduk seraya mengatur nafasnya agar tetap tenang.

"Dan?" Tolong, rasanya jantung Tino ingin lepas dari tempatnya seketika.

"Tiba-tiba kita tidur---"

BRAK!

Pintu ditutup dengan sangat kencangnya. Killa keluar dari kamar dengan tampilan masih acak-acakan. Birendra melotot, mengabaikan rasa pusing yang terus menerpa, ingin rasanya membentak Killa sekeras-kerasnya.

"Kamu anaknya Burhan kan?"

Killa mengangguk. Melirik Birendra yang melengos ke arah lain. Tiba-tiba saja ia menangis, menunjuk Birendra dengan tangan gemetar dan isakkan yang mulai terdengar. "Dia...."

JALUR HALAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang