CHAPTER 15

1.4K 307 126
                                    

[HAPPY READING]

Siswa-siswi yang mengikuti perkemahan sudah pulang ke rumah nya masing-masing sejak beberapa menit yang lalu, begitu juga dengan Zidan dan Stella.

Zidan di jemput oleh ayahnya yang kebetulan baru pulang kerja beliau menyempatkan diri nya untuk menjemput putra pertamanya di sekolahan.

Sedangkan Stella, gadis itu memesan ojek online untuk mengantarkan dirinya ke rumah nya.

Senyuman manis tercetak di bibir nya, "Kira-kira papa udah pulang belum ya?" Tanya Stella pada dirinya sendiri.

Tangan Stella terulur untuk memegang kenop pintu lalu memutar nya, pintu pun terbuka dan terlihat lah isi rumah yang sepi tidak ada suara apapun dari dalaam sana.

"Apa papa belum pulang? Pah! Papa! Stella pulang nih, Stella kangen sama papa!" Teriak Stella sambil menaruh ransel nya di sofa yang terletak di ruang keluarga.

"Papa, Stella mau cerita ten–" Teriakan nya terhenti karna suara barinton terdengar dari dapur.

"Berisik!!" Sentak laki-laki itu.

"Papa!" Seru Stella sambil berlari ke arah Vano, lalu dengan sigap ia memeluk tubuh kekar papa nya.

"Pa, papa tau gak? Tadi di perkemahan Stella kesasar di dalam–" Ucapan nya terpotong oleh papa nya.

"Berisik! Jangan ganggu! Mending kamu masuk kamar!" Titah Vano sambil menunjuk ke arah lantai dua, tepatnya ke kamar Stella.

"T-tapi pa, Stella mau cerita–" lagi-lagi ucapan nya di potong

"Masuk kamar!!" Gertak Vano membuat Stella melepaskan pelukan nya

"I-iya pa," Lirih nya lalu berlari kencang ke lantai dua, dan ia menghiraukan bagaimana bahayanya ketika berlari di tangga.

***

Di sisi lain, Zidan sedang di perjalanan menuju ke rumahnya bersama ayah nya yang baru pulang kerja, ia mati-matian menahan kantuk, percuma kalau ia tertidur di mobil karna sebentar lagi akan sampai di rumahnya.

"Gimana kemah tadi? Seru gak?" Tanya Zergan memecahkan kesunyian yang terjadi antara dirinya dan anak nya.

Zidan menoleh ke arah ayahnya yang sibuk menyetir mobil "Seru kok yah, ayah tau gak? Peng– eh maksudnya stella tadi di perkemahan ia kesasar di dalam hutan karna dia khawatir sama Zidan tidak teman-teman Zidan yang di kasih tugas buat cari kayu bakar," Ucap Zidan.

"Dia kira kalo aku dan teman aku itu ke sasar padahal enggak, dia masuk ke hutan buat cari kami eh malah dia yang kesasar," Lanjut Zidan lalu diiringi dengan ketawa kecil seketika ia melupakan bahwa ia tadi sedang mengantuk berat.

Zergan terkekeh kecil mendengar kejadian yang di alami anak pertama nya itu "Terus, siapa yang cari Stella di dalam hutan?" Tanya Zergan

"Zidan yang cari Stella ke dalam hutan, Zidan kan bisa mendeteksi keberadaan seseorang," Jawab Zidan.

Dan Zergan hanya mangut-mangut lalu kembali fokus menyetir.

Beberapa menit kemudian, Zergan dan Zidan sudah tiba di rumah miliknya berdua.

Zidan dengan sigap keluar dari mobil milik ayahnya lalu masuk ke dalam rumah, Zergan menatap anak sulung nya dengan tersenyum kecil, ia sudah terbiasa dengan sikap anaknya yang lebih lengket ke sang ibunda.

"Bunda!! Zidan kembali dengan selamat sentosa! Bunda ada dimana?! Kok gak sambut Zidan balik sih?!" Teriak Zidan sambil celingak-celinguk mencari bundanya–Zahra.

"Bunda lagi ada dibelakang, Lagi nyiram bunga," Celetuk Alsa yang baru saja keluar dari kamarnya, Alsa lebih tepat nya adalah Alsava, yang Merupakan adik Zidan yang ke 3.

Zidan menoleh ke arah sumber suara sejenak lalu berlari kearah halaman belakang rumahnya untuk menemui bundanya.

Kaki Zidan menginjak halaman belakang dan tak sengaja melihat sosok paruh baya yang sedang menyiram bunga lavender dengan iringi gumaman kecil terlontar dibibir indahnya.

Dengan pelan ia berjalan menuju bundanya berada, tiba-tiba ia memeluk tubuh bundanya yang membuat si Empu terperanjat kaget.

"Astaga!" Ujar Zahra dengan cepat, ia tak sengaja menjatuhkan selang yang dihubungkan ke keran air untuk menyiram Bunga.

"Haha, Assalamualaikum bunda..." Ucap Zidan dengan manja.

"Waalaikumsalam anak bunda yang ganteng," Jawab nya sambil menyodorkan kan tangan nya agar anak sulungnya itu menyalami nya.

"Aku ganteng kayak siapa Bun?"

"Uem... Siapa ya?"

"Mirip Manurios gak?" Tanya Zidan sambil memiringkan kepalanya dan menatap intens wajah bundanya yang terbilang awet muda.

"Iya, iya, mirip banget." Jawab Zahra dengan terpaksa yang membuat Zidan sedikit terkekeh.

"Dah, sana mandi. Ntar bunda siapin makanan," Titahnya sambil mengelus rambut Zidan yang mulai menutupi kedua alis nya.

"Siap bunda sayang,"

***

Setelah Zidan membersihkan diri dan merapikan barang-barang yang ia bawa ke perkemahan tadi, dengan segera ia turun ke bawah untuk makan bersama keluarganya. Jujur saja, ia sudah sangat kangen sama masakan bundanya.

"Bunda!! Bunda masak dendeng balado gak?!" Teriak Zidan sambil menuruni tangga.

"Iya sayang, bunda masak dendeng balado kok," jawab Zahra sambil menata makanan ke meja makan.

"Kok kamu panggil sayang sih?" Ujar seseorang yang baru Dateng dari taman belakang rumah nya.

"Aku panggil sayang sama anak kamu sendiri lho mas, kok cemburu?" Ucap Zahra diiringi dengan ketawa kecil.

Ya, orang tersebut adalah ayah dari Zidan dan suami dari Zahra, namanya adalah Zergan.

"Panggilan itu hanya boleh untuk aku, jangan ke orang lain!" Galak Zergan, bukannya Zahra takut tapi malah tertawa karna suaminya terbakar cemburu.

"Iyain deh,"

"Hu! Udah tua, bucinnya ngalahin ABG di luar sana!" Ejek Zidan sambil menjulurkan lidahnya

"Apa kamu?!" Gertak Zergan sambil berkacak pinggang.

"Wle!"

[TO BE CONTINUE]

Kangen aku gak? :D

Please, kalian tuh jangan ngilang dong, kalo ngilang aku kan jadi gak semangat buat lanjutin ceritanya :(

Jadilah Readers tetap ya guys ♡

Spam komen disini!!

See you!

ZIDAN AL-ATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang