[HAPPY READING]
Naja kini sedang berada di belakang sekolah tepatnya dibawah pohon rindang dan menatap kosong ke kolam kecil untuk ikan sambil mencabuti rumput lalu membuangnya ke depan.
Beberapa saat kemudian, seorang gadis duduk di samping Naja dan menatap ke kolam juga. "Lama-lama tuh rumput bakalan gundul karna ulah Lo," Gadis itu membuka suaranya dan aktivitas Naja terhenti lalu ia menenggelamkan wajahnya nya di lipatan tangannya.
"Kenapa Lo kesini? Gue lagi mau sendirian," Ujar Naja dingin, tak biasanya ia bersikap dingin seperti ini.
"Kenapa? Bukannya Lo suka kalo gue dekat Lo kayak gini?" Suka? Ya itu Bulan, gadis incaran Naja dari dulu namun cintanya belum dibalas juga olehnya.
"Hem, gue suka kalo Lo yang mendekati gue duluan. Tapi untuk sekarang gue lagi pengen sendirian, disini." Tutur Naja lalu mengangkat kepalanya kembali menatap kolam ikan itu.
"Sorry, kalo kedatangan gue disini bikin Lo gak nyaman. Gue tadi cuma mau keliling doang, tapi gak sengaja ngeliat Lo sini, jadi gue samperin. Gue balik ke kelas aja," Ujar Bulan lalu berdiri dari duduknya namun tangan nya di tarik oleh Naja.
Naja menggeleng lemah sambil menatap wajah Bulan "Tetap disini, gue gak mau ditinggalin lagi," Lirih Naja dan sebutir air mata turun.
Kedua tangan mungil Bulan menangkup pipi Naja dan mengelusnya pelan "Kalo ada masalah bilang sama gue, jangan di pendam sendiri," Ucap Bulan dengan lembut.
"Kenapa hidup gue gini Bul? Gue ditinggal pergi oleh tiga sekaligus teman dekat gue, apa gue gak bakal ngerasain apa itu bahagia Bul? Hidup gue menyedihkan, bukan?" Tutur Naja sambil memeluk tubuh Bulan dan menenggelamkan wajahnya nya di leher janjang Bulan.
Bulan dapat merasakan jika lehernya basah, itu artinya laki-laki itu sedang menangis tanpa suara. "Ssttt, jangan ngomong kayak gitu. Ikuti aja skenario dari Tuhan, moga aja kedepannya lebih baik lagi, dan stop mengeluh," Pesan Bulan seraya mengelus punggung Naja agar remaja itu sedikit tenang.
Naja mengangguk lemah lalu mengangkat kepalanya nya dan terlihat katanya yang memerah dan hidungnya juga merah.
Bulan melihat itu terkekeh, pasalnya ini adalah pertama kali melihat Naja menangis. Bisanya juga dia paling receh diantara teman-teman Zidan yang lainnya.
"Haha, wajah Lo lucu tau gak. Jadi pengen cubit," Gemas Bulan lalu mencubit pipi Naja
Naja mengerucutkan bibirnya "Sakit tau," Adu Naja dan tawa Bulan kembali pecah.
Inilah yang ia rindukan dari Naja, sifat manja ke dirinya itu membuat ia gemas dan sesekali risih jika Naja berlebihan.
"Umumu, gemes deh. Jadi pengen gaplok mukanya," Canda Bulan
"BulBul mah gitu," Ujar Naja ngambek sambil melipat tangannya nya.
"Haha, Canda ganteng,"
Detak jantung Naja berdetak sedikit kencang saat mendengar ucapan dari Bulan. "Bul...." Panggil Naja sambil memegang dadanya.
Raut wajah Bukan berubah menjadi khawatir "Kenapa? Dada Naja sakit?" Tanya Khawatir Bulan sambil memegang telapak tangan Naja yang masih stay di dada Naja.
Naja menggeleng polos "Enggak, Jantung Naja dag Dig dug," Ujar Naja dengan wajah polos nya.
"Iiih Lo bikin orang jantungan aja," Kesal Bulan lalu mengambil posisi awalnya.
Naja tersenyum dengan WATADOS (Wajah tanpa Dosa) nya lalu memeluk Bulan "Jangan tinggalin Naja ya Bul, Naja gak mau ditinggalin lagi. Naja sayang Bulbul," Lirih Naja
"Iya-iya,"
[SELESAI]
SATU KATA BUAT AUTHOR?
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN AL-ATHAR [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Note: Cerita ini tidak semuanya tergantung ke cerita Zergan, jadi kamu bisa membacanya Tanpa harus membaca cerita Zergan terlebih dahulu Update sesuai mood! ✿ ✿ ✿ ✿ Hai nama gue Zidan Al-athar Nugraha, gue bocil nya a...