[HAPPY READING]
Jam 14:00 Wib, Siswa-siswi tengah berkumpul di depan tenda nya masing-masing, mereka semua sedang menunggu pak Bowo untuk membagi tugas buat memasak makan malam nanti.
"Baik bapak sudah memutuskan nya, yang mencari kayu bakar adalah Zidan, Naja, Dan Raka. Yang bagian memasak, Stella, Bulan dan Arabelle. Sedangkan yang lainnya tolong bantu jika teman kalian memerlukan bantuan," Ucap Pak Bowo
"Baik pak!"
"Oh ya, ini peluit buat kalian. Kalau ada apa-apa, tiup kuat-kuat ya, masalahnya kalau kalian mau bawa handphone ke dalam hutan sana, tidak bakal ada sinyal sama sekali," Ujar pak Bowo seraya membagikan peluit pada Zidan, Naja dan Raka.
"Terimakasih Pak, Kami pergi ya pak," Ujar Zidan mewakili teman-teman nya.
"Iya, kalau matahari sudah mau terbenam, kembali lah ke sini. Ingat, jangan terlalu ke dalam hutan," Peringat Paka Bowo lagi.
Zidan, Naja, dan Raka hanya mengangguk lalu mereka memasuki hutan untuk mencari kayu buat api unggun dan buat memasak.
"Lo ambil kayu dan ranting sebelah sana, dan Lo Ka ambil yang di sana. Kalau gue di bagian situ," Titah Zidan sambil menunjuk bagian yang terdapat beberapa ranting.
"Siapp!" Jawab Naja dan Raka bersamaan.
"Segini cukup?" Tanya Raka sambil menunjukkan ranting yang telah ia ambil tadi.
Zidan menggelengkan kepalanya "belum, kita cari lagi, biar besok-besok gak usah cari rating lagi," Ujar Zidan
"Kuy kita cari lagi," Ucap Raka sambil berjalan duluan lalu di susul oleh Zidan dan Naja.
"Di sini bau mela–" Ucapan Naja terpotong karna Zidan yang tiba-tiba menyela pembicaraan nya.
"Shttt gak usah di bilang, cukup di pendam aja, Disini emang banyak makhluk yang tak kasat mata, gue bisa ngeliat nya," Potong Zidan dengan suara kecil
"Emang nya ada hantu di siang bolong kayak gini?" Tanya Naja penasaran.
"Gak semua hantu bakalan muncul dimalam hari doang, ada juga kok yang datang di siang bolong," Jelas Zidan sambil berjalan dan sesekali ia mengambil ranting yang telah jatuh ke tanah.
Seketika Naja dan Raka bergidik ngeri "Duh, gue jadi merinding," Ucap Raka sambil memegang erat kayu yang sudah ia ambil tadi.
"Selagi mereka gak ganggu Lo pada, gak usah takut," Ujar Zidan
***
Di sisi lain, Stella dkk sedang menyiapkan bahan-bahan lalu memotongnya.
"Stell, Gue ngapain lagi nih?" Tanya Arabelle yang baru saja selesai memotong sayur lalu mencucinya.
"Kupas bawang terus Lo potong kecil-kecil yah," Ucap Stella seraya memotong cabai.
"Oke sipp!" Jawab Arabelle dengan mantap.
Tak terasa hari sudah mau gelap, Stella dkk sudah dari tadi selesai memotong bahan-bahan, siswa-siswi yang lain juga sudah merasa lapar.
"Mereka kemana sih? Dikit lagi udah waktu makan malam," Gerutu Stella dengan mimik wajah yang khawatir.
"Tunggu aja Stell, Mungkin mereka kesusahan bawa kayu nya," Sahut Bulan.
Huft...
Stella menghembuskan nafas kecil nya "Mungkin aja," lirih nya
Matahari sedikit lagi akan terbenam, Zidan dkk belum juga balik dari dalam hutan yang membuat Stella khawatir sampai sekarang.
"Pak, kenapa mereka belum juga kembali? Apa perlu kita cari nya pak?" Tanya Stella pada pak Bowo
"Tidak perlu Nak, kalau mereka sedang bahaya pasti ada suara peluit yang bapak kasih tadi," Ujar beliau
"Gimana kalau mereka sedang berada di dalam hutan yang jauh? Gimana kalau peluit bapak kasih tadi suara nya tidak terlalu kencang?" Tanya Stella beruntun dengan mimik wajah khawatir.
"Tenang lah nak, yakin pada bapak, kalau mereka sekarang sedang baik-baik saja," Ujar pak Bowo yang berusaha menenangkan salah satu siswinya itu.
"Stella mau nyusul mereka!" Seru Stella tanpa mendengar kan siswa-siswi yang sedang berteriak memanggil nama nya.
"Stella!" Teriak Arabelle dan bulan.
"Gue yakin kalo Stella itu sayang sama Zidan," Gumam Kenzo yang pastinya di dengar oleh Alta.
"Gue juga berpikir kayak gitu," Ucap Alta sambil memandang ke arah Stella berlari, gadis itu sudah tidak terlihat lagi.
"Astaga anak itu," Gumam pak Bowo seraya menggeleng kan kepala nya.
Selang beberapa menit kemudian, dari sebelah kanan mereka terdengar suara langkah kaki dan diiringi dengan tawa.
"Haha, masa Lo sama ulat kecil kayak gitu aja takut Ja," Ledek Raka sambil tertawa.
"Geli tau gak!" Galak Naja
Jawaban dari Naja membuat Zidan dan Raka tertawa terbahak-bahak. Pasalnya, saat mereka menuju ke tempat tenda berada, Raka menemukan ulat kecil di ranting ia temukan tadi. Dengan jahilnya ia taruh ulat tersebut di tangan Naja, seketika laki-laki itu menjatuhkan kayu yang telah ia ambil dan langsung berteriak.
"Dih Cowok kok takut sama hewan kayak begituan," Ledek Raka yang membuat Naja mencibir pelan.
"Loh kalian?" Celetuk Alta dengan wajah bingung nya.
"Kenapa? Ada yang aneh?" Tanya Zidan saat melihat wajah teman-temannya yang khawatir, Kaget, kebingungan menjadi satu.
"Astaga, sudah bapak bilang pada Stella kalau kalian itu gak lama lagi bakal kembali ke sini," Ucap pak Bowo.
"Emang ada apa sama pengharum ruangan?" Tanya Zidan yang membuat Naja refleks memukul pundak Zidan.
"E-eh maksud Zidan, Ada apa sama Stella?" Tanya ulang Zidan seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Stella tadi pergi ke dalam hutan buat cari kamu Zidan dan teman-teman mu, tapi kalian kembali saat Stella sudah berada di dalam hutan," Jelas Pak Bowo
Dengan spontan Zidan menjatuhkan kayu yang ia ambil di dalam hutan tadi dan berlari kencang ke dalam hutan tersebut untuk mencari keberadaan Stella, karna sekarang sudah hampir malam, ia takut sesuatu hal bakal terjadi pada gadis itu.
***
[TO BE CONTINUE]
Hai Hai!
Kalian apa kabarnya?
Target kali ini 50 votes dan 100 komentar! Ayo tembusin!
Jangan lupa follow akun wp nya author dulu ya! Biar dapat notifikasi kapan author akan update!
Lanjut gak nih?!
Spam next di sini!!
See you all!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN AL-ATHAR [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Note: Cerita ini tidak semuanya tergantung ke cerita Zergan, jadi kamu bisa membacanya Tanpa harus membaca cerita Zergan terlebih dahulu Update sesuai mood! ✿ ✿ ✿ ✿ Hai nama gue Zidan Al-athar Nugraha, gue bocil nya a...