[HAPPY READING]
Zidan, Zeline dan Safaira berjalan menuju lantai bawah untuk keluar dari rumah Zidan. Sebenarnya Zeline dan Safaira bisa saja langsung keluar dengan cara menembuskan diri ke dinding rumah, hanya saja mereka ingin ikut-ikutan Zidan.
Kaki Zidan telah memijakkan kaki nya di lantai satu di rumahnya. Dan terlihat Sosok perempuan yang sedang mencuci piring. Ya! Itu adalah bunda nya Zidan, Zahra.
"Bunda, Zidan pergi ke rumah Stella ya?" Izin Zidan seraya memakai sepatu nya.
"Iya, hati-hati di jalan," Ucap Zahra tak mengalihkan pandangan nya dari piring-piring yang menumpuk di wastafel.
Zidan mengangguk Walaupun bundanya tidak melihat "Ayo kita pergi!" Seru Zidan sambil mengangkat kedua tangannya ke udara lalu menuju ke pintu keluar rumah.
Mendengar anaknya yang berseru, Zahra mengalihkan pandangan nya "Kita? Mungkin Zidan punya teman hantu yang baru lagi," Gumam Zahra lalu melanjutkan mencuri piring.
Zidan, Zeline dan Safaira sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Stella berada, suasana dalam mobil Zidan penuh dengan celotehan Yaang terlontar dari bibir Zeline.
Perjalanan menuju ke rumah Stella tinggal beberapa menit lagi, namun sesuatu hal terjadi dengan tiba-tiba–
Tubuh Safaira tiba-tiba ingin menghilang dengan tempo lambat "Nak Zidan, Tante titip salam sama anak cantik Tante ya, nanti malam bakalan ada bulan purnama di jam 00:00. Untuk sekarang Tante tidak bisa bertemu dengan Stella, namun Tante bakalan datang ke kamar Stella di jam 00:00 dengan wujud manusia dan Stella bakalan bisa melihat Tante, bilangin itu ke Stella ya nak. Tante pergi dulu," Ucap Safaira dengan cepat sebelum tubuhnya menghilang dari mobil Zidan.
Zidan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, dengan spontan ia melihat ke belakang dan tidak ada lagi Safaira di sana
"Lah Tan?" Ujar Zidan "Kok Tante Safaira bisa ngilang gitu aja?" Tanya Zidan pada Zeline yang terlihat biasa saja dengan hal seperti ini
"Udah biasa itu mah, hantu-hantu bakalan di tarik ke alam nya kalau hari tersebut bakalan ada bulan purnama." Jelas Zeline yang membuat Zidan bingung.
"Kok Lo kagak di tarik juga?" Tanya Zidan dengan lugu.
Ucapan Zidan membuat Zeline menatap tajam ke arah Zidan "Gak semua hantu bakalan di tarik Zidan ku sayang," Ucap Zeline dengan gemas.
Zidan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Ya mana gue tau kalo soal itu," Gumam Zidan yang masih bisa di dengar oleh Zeline.
"Hadeh! Buruan ke rumah Stella, gue kangen jahilin dia," Ujar Zeline sambil menunjukkan gigi ratanya.
Zidan memutarkan matanya malas saat mendengar ucapan Zeline "Ck, ingat! Jahilin nya jangan terlalu kelebihan!" Peringat Zidan dan Zeline hanya mengangguk lugu.
Yang membuat Zidan menatap ragu ke arah Zeline.
***
Zidan dan Zeline telah tiba di pekarangan rumah Stella, dan Zidan sedikit ragu untuk mengetuk rumahnya. Karna ia takut melihat wajah seram ayah nya Stella, Vano.
"Gue takut, gimana kalo om Vano yang keluar? Terus dia nunjukin wajahnya yang seram, di tambah datar lagi." Ucap Zidan yang membuat Zeline tertawa meledek.
"Alah gitu doang kok takut. Gue jadi ragu, Lo itu beneran laki-laki apa perempuan," Ledek Zeline
"Heh! Gue laki-laki ya!" Gertak Zidan lalu ia menghembuskan nafas nya dan ia mengetuk pintu rumah Stella
Sejujurnya ia sedikit khawatir dengan Stella, semenjak pulang dari kemah, handphone Stella tidak aktif lagi. Zidan sudah beberapa kali mencoba mengirim pesan namun hanya centang 1 saja.
Selang beberapa menit, pintu rumah Stella terbuka. Dan terlihatlah sosok gadis dengan penampilan jauh dari kata rapi dan terdapat memar di pipi putihnya.
"L-lo kenapa Stell?" Tanya Zidan dan tangannya terulur untuk memegang luka itu dengan pelan, namun Stella masih meringis kesakitan, sudah sedikit tertebak kalau luka nya itu baru saja ada di pipinya Stella.
Stella menurunkan tangan kekar Zidan dari pipi nya "Gue gak apa-apa, gue baik-baik aja, Lo tenang aja." Ujar Stella berusaha menenangkan Zidan yang wajahnya menggambarkan khawatir
"Mulut bisa berbohong, tapi gak sama wajah Lo Stella! Punya kotak P3K gak? Biar gue obatin," Ucap Zidan yang tak sengaja sedikit membentak Stella.
"A-ada di ruang tengah dekat tv," Tutur Stella yang membuat Zidan langsung nyelonong masuk ke rumah Stella, persetanan jika Zidan di cap tidak baik di rumah orang, yang utama itu adalah ia harus mengobati Stella.
Stella menutup pintu lalu menyusul Zidan yang tengah mengambil kotak P3K, Zeline yang berada di luar hanya menatap bengong ke pintu rumah Stella yang sudah tertutup rapat.
"Gue gak di ajak masuk gitu?" Gumam Zeline bertanya "Oh iya, dia kan gak bisa ngeliat gue, Eline! Kok Lo pikun banget sih?" Caci Zeline pada dirinya sendiri. Lalu ia masuk ke rumah Stella dengan cara menembuskan dirinya ke pintu rumah Stella.
"Ck, gak guna banget gue di sini. Mending pergi aja lah, cari cogan. Hitung-hitung cuci mata," Ucap Zeline dan pergi dari rumah Stella.
Dia adalah hantu pecinta cogan a.k.a cowok ganteng.
"Pelan-pelan ngobatin nya! Perih tau!" Ujar Stella sesekali meringis saat Zidan tak sengaja menekan lukanya.
"Ya maap! Kok Lo bisa gini sih? Gue chat juga gak di balas, gue samperin Lo eh tau nya Lo udah parah gini," Ujar Zidan sambil membereskan kotak P3K milik Stella.
"Biasa, di tampar ayah, dan masalah chat Lo gak gue balas, handphone gue sudah di hancurkan oleh ayah karna ketahuan gue lagi curhat sama Bulan Dan Ara di kamar," Jelas Stella yang membuat pergerakan Zidan melambat.
Zidan menangkup pipi Stella yang telah di banjiri dengan air mata "Maafin gue, gue sudah buat Lo nangis," Ujar Zidan sambil menghapus air mata Stella.
Stella menggeleng dengan cepat "No! Lo gak salah sama sekali Dan! Gue nya aja yang terlalu cengeng," Sendu Stella sambil menundukkan kepalanya.
Dengan segera Zidan memeluk tubuh Stella "Sstt, Jangan nangis lagi. Oh ya, nanti malam bakalan ada bulan purnama di jam 00:00, Mama Lo bakalan datang ke kamar Lo, dalam wujud manusia," Bisik Zidan
Dengan spontan Stella mendongak menatap mata Zidan "Mama? Dalam wujud manusia? Maksudnya mama gue saat ini adalah hantu?" Tanya beruntun dari Stella.
Zidan mengangguk dua kali "I-iya Stell, mama Lo meninggal saat usia nya 19 tahun, selengkapnya bakalan di ceritain oleh nya nanti malam saat jam 00:00, Puas-puasin Lo bertemu mama Lo nanti, karna bulan purnama biasanya terjadi 12 kali dalam setahun dan tiga kali untuk setiap musim," Jelas Zidan yang membuat senyuman lebar Stella tercetak di bibirnya.
"Stella gak sabar mau ketemu sama mama!" Seru Stella
"Mama juga gak sabar ingin bertemu sama Kamu sayang," Tiba-tiba ada suara namun tak ada sosok yang melontarkan suara tersebut.
"Itu pasti suara Mama! Stella makin gak sabar mau ketemu sama mama!"
[TO BE CONTINUE]
Jangan lupa vote nya ya teman!
Vote cover Zergan sudah di post di Intagram @/ cpm_argopuro, jangan lupa di pilih yaa!!
Follow Akun Intagram @/ chaerniazzrhputri
Alur nya makin seru gak nih? Apa makin membosankan?
Lanjut gak?
Spam Next Di Sini!!
See you all!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN AL-ATHAR [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Note: Cerita ini tidak semuanya tergantung ke cerita Zergan, jadi kamu bisa membacanya Tanpa harus membaca cerita Zergan terlebih dahulu Update sesuai mood! ✿ ✿ ✿ ✿ Hai nama gue Zidan Al-athar Nugraha, gue bocil nya a...