CHAPTER 38

1.2K 193 119
                                    

[HAPPY READING]

Tengah malam sudah tiba, namun Zidan belum tidur juga. Ia barusan selesai bermain game dan sekarang ia sedang melamun menatap langit-langit kamarnya.

Zidan mengambil benda pipih nya dan melihat kontak whatsapp sang pacar, terakhir dilihat belum lama. Sekitar 5 menit yang lalu.

"Gue telfon apa enggak ya?" Gumam Zidan

Zidan menggelengkan kepalanya "Gak usah deh, nanti ganggu. Mungkin aja pengharum mobil udah tidur," Lanjut Zidan lalu menaruh kembali hp nya di nakas.

Zidan kembali melamun, entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Apa ia sedang memikirkan nama untuk anak nya nanti? Entahlah, hanya dia sendiri dan tuhan yang tau

"Indra keenam gue udah ada, kenapa gue gak gunain buat melihat wajah anak gue setelah lahir nanti?" Gumam Zidan

"Ide yang bagus, gue coba dulu ah," Lanjut Zidan lalu menutup matanya seperti yang ia lakukan seperti dulu ketika ingin melihat kejadian di hari selanjutnya atau masa depan orang.

Zidan membuka mata nya dan mengerutkan keningnya nya "Kenapa gak bisa?" Gumam Zidan

"Apa gue cuma bisa ngelihat hantu doang?" Lanjut Zidan, ia tak mempermasalahkan hal itu. Mata Zidan melirik jam dinding di kamarnya, jarum pendek ny sudah berada di tengah-tengah angka 12 dan 1.

Melihat hari sudah mulai larut, Zidan Manarik selimut nya lalu menutup matanya dan tak lama dia sudah memasuki alam mimpinya.

Beberapa jam telah berlalu, pagi hari telah tiba. Kini Zidan masih bergulat dengan kasur dan juga selimut nya. Setelah ia solat Subuh Zidan kembali tidur karna ia sekarang tidak sekolah.

Didepan kamar Zidan, ada adik Zidan yang bernama Alsava. Ia sudah menggedor-gedor pintu sambil teriak-teriak namun tak dijawab oleh pemilik kamar itu.

"Abang bangun!" Teriak Alsa dari diluar kamar Zidan

Tangan mungil Alsa memegang kenop pintu dan menekan nya, pintu kamar Zidan terbuka dan hal itu membuat Alsa melongo

"Lah, kenapa Alsa gak dari tadi aja buka pintu kamar bang Zidan? Capek-capek teriak dari luar, eh pintu nya gak di kunci toh," Gumam Alsa lalu menepuk keningnya

Kaki mungil nya berjalan mendekati kasur dan terlihat seorang remaja laki-laki tengah asik dengan tidurnya.

Alsa menaiki kasur Zidan lalu mulai menjahili kakak tertuanya itu.

"Abang bangun! Bunda udah nyuruh Abang bangun loh dari tadi! Abang lagi simulasi jadi mayat kah?" Tanya Alsa namun gak dijawab oleh si empu.

"Iiih Abang ayo bangun!" Kesal Alsa, ia bingung kenapa Abang nya tidak mau bangun-bangun. Apa Abang nya itu beneran jadi mayat? Pikir nya.

Jari kecil Alsa memulai aksi nya. Seperti memencet hidung Zidan, membuka mata Zidan dengan paksa, dan memainkan telinga Zidan.

"Ck, tau ah. Alsa capek," Kesal Alsa lalu ia mengambil ancang-ancang untuk turun dari kasur Zidan namun sebuah tarikan tangan membuat Alsa terkejut.

Zidan memeluknya dengan erat sehingga Alsa tak bisa kemana-mana.

"Hua Abang! Alsa kaget tau!" Seru Alsa sambil memukul-mukul perut Zidan berkali-kali, namun yang di rasakan oleh Zidan hanyalah geli.

Zidan hanya diam sambil memeluk erat tubuh adek nya, dan ia ingin melanjutkan tidur paginya namun sebuah tarikan rambut membuat ia langsung membuka matanya dan mengaduh sakit.

"Sakit tau!" Sungut Zidan seraya melepaskan pelukan Alsa

"Abang sih! Udah pagi juga masih mau tidur. Abang di panggil bunda loh dari tadi, buruan turun, kalo Abang kena marah Alsa gak ikut-ikutan ya," Ujar Alsa lalu meninggalkan kamar Alsa dengan perasaan kesal.

Tangan kekar Zidan mengelus rambut nya sendiri "Jambak kan nya gak main-main, pedes cuy," Gumam Zidan tak lama ia bangun dari tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa saat kemudian, Zidan sudah selesai mandi dan kini ia sedang merapikan kasurnya "Kenapa dari Tadi di otak gue ada bayang-bayang seseorang tergeletak di aspal? Tapi wajah nya tuh gak bisa di lihat, dan dia gak tau tergeletak karna apa," Monolog Zidan

"Please, Pergi dari pikiran gue! Gue gak nyaman," Ucap Zidan sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

Zidan menghela nafas gusar

"Biarin aja deh, ntar juga bakalan hilang sendiri," Ucap Zidan lalu menemui bundanya dibawah tepatnya di dapur.

"Kenapa Bun?" Tanya Zidan saat ia sudah mendekati ruangan dapur dan terlihat sosok wanita cantik sedang memakai celemek dan tangan nya sedang memotong bahan-bahan masakan dengan lincah.

"Kenapa gak sekolah bang? Udah jam delapan ini loh," Ucap Zahra

"Kemarin Zeline datang Bun, kata nya Zidan gak boleh keluar rumah walaupun itu urusan penting," Jelas Zidan sambil menaruh dagu nya dipundak bunda nya.

"Patuhi omongan Zeline, kamu kalo melanggar lagi takut nya ada hal-hal gak enak terjadi sama kamu atau pun orang terdekat kamu," Peringat Zahra lalu dibalas anggukan kecil dari Zidan

"Iya bunda, Zidan bakalan ingat-ingat omongan Zeline," Ujar Zidan lalu mengecup pipi bundanya.

[TO BE CONTINUE]

Jangan lupa vote lu pada, Zahra udah niat-niatin buat update. Parah sih kalo gak vote apa lagi gak follow.

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WP ZAHRA YAA PREN, OTW 10K NIH HAHA.

Mau mutualan ig gak nih? Yok lah klo mau @/ chaerniazzrhputri, follback? DM yh.

Lanjut gak nih?

Spam Next Di Sini!!

ZIDAN AL-ATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang