CHAPTER 24

1.2K 274 83
                                    

[HAPPY READING]

"Kapan lo sadar? Lo terobsesi, bukan karna cinta!"
-Zidan Al-Athar Nugraha

Seminggu kemudian...

Zidan sudah tidak se omongan lagi dengan Stella, dan Stella juga menghindari Zidan, teman-teman Zidan dan Stella sedikit heran ke dua sejoli itu, biasanya neraka beradu bacot tapi sekarang sudah tidak.

Sekarang hari Minggu, Stella sedang memasak di dapur dan ayahnya sedang membaca koran di meja makan sambil di temani dengan sebotol wine.

"Huek! Huek!" Perut Stella tiba-tiba merasa mual dan ia segera mendekati wastafel dan ia hendak memuntahkan isi perutnya namun yang keluar hanya cairan bening saja.

Vano melirik Stella lalu mendekati putrinya "Kenapa kamu?" Tanya judes sang ayah.

Stella membasuh mulutnya "Gak pa-pa yah, kayak nya Stella cuma masuk angin," Ucap Stella

"Hm, jangan lupa minum obat," Ujar Vano

"Saya mau pergi ke luar, besok baru pulang," Lanjut Vano lalu meninggalkan pekarangan rumah Stella.

Senyuman manis tercetak di bibir Stella, ia merasa senang bahwa ayah nya masih perhatian pada dirinya.

"Kenapa gue tiba-tiba mual ya? Apa gue– enggak-enggak, gak mungkin itu terjadi," Monolog Stella.

"Tapi gue terakhir haid di bulan kemarin, hiks mama, Stella takut," Batin Stella sambil menangis.

Kini Stella berjalan ke apotik yang terletak di depan komplek nya untuk membeli tespek, ia akan membuktikan kalau ia hamil atau tidak.

Selama perjalanan menuju apotik, batin Stella terus menerus bilang 'Gue gak mungkin hamil'

Sesampainya ia di apotik itu "Mbak, mau beli tespek nya dua," Ucap Stella, dan penjual itu memberikan dua tespek.

"Terimakasih," Ujar Stella setelah membayar tespek itu, dan ia segera kembali kerumahnya.

Tiba di rumahnya ia langsung berlari ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya dan langsung menggunakan respek itu.

Mata Stella berkaca-kaca saat melihat hasilnya, ya! Ada garis merah dua di kedua tespek itu.

"Hiks, maafin Stella Mah. Stella gak bisa jaga diri hiks, Stella takut Mah," Lirih Stella dan dirinya terduduk di ubin kamar mandi.

"Stella benci sama Zidan! Gue benci hiks!"

"D-di perut Stella benar ran a-ada dedek bayi?" Ucap Stella sambil mengelus perutnya yang masih rata.

"Stella b-bakalan jaga dedek bayi sendirian?" Tanya Stella entah pada siapa.

"Stella sayang sama dedek bayi," Gumam Stella lalu pandangan nya menggelap dan ia langsung pingsan di dalam kamar mandi.


Keesokan harinya Stella sudah berada di sekolah dengan wajah pucat namun ia tutupi dengan sedikit make up.

Ia menduduki bokongnya di kursi miliknya dan menenggelamkan wajahnya di tangannya.

Zidan memasuki kelasnya dan matanya langsung melirik ke arah Stella, ia hendak mendekati wanita itu tapi mengurungkan niatnya, pasalnya dulu saat ia mendekati nya, Stella langsung melempar isi tasnya ke arah Zidan, itu yang membuat Zidan tak mendekati Stella.

ZIDAN AL-ATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang