CHAPTER 11

1.9K 390 174
                                    

[HAPPY READING]

"Bun... Bundaa... Bunda nya Zidan? Bun Bun! Ndaa?" Panggil seorang anak laki laki yang baru saja bangun dari tidur nya dan menuju ke lantai bawah, ya orang itu adalah Zidan Al-athar Nugraha.

Di sisi lain, seorang paruh baya sedang memasak. Dengan lincah tangan nya memotong-motong bahan bahan untuk ia masak. Zahra selaku ibu dari Zidan dan adik-adiknya menoleh ke arah sumber suara "Bunda di sini sayang, Ada apa?" Ucap Zahra

Zidan memeluk bunda nya dari belakang dengan manja nya "Besok di sekolah bakalan ada acara perkemahan Bun, Zidan boleh ikut gak?" Tanya Zidan dengan mimik wajah lucunya.

"Tumben izin dulu, biasa nya juga pergi dari rumah mau nongkrong aja langsung main pergi," Ledek sang ibu pada anak nya

Zidan mencerutkan bibir nya lalu memeluk manja bundanya "Muka doang yang sangar, tapi hati nya hello Kitty." Tiba tiba Suara Raffa-adik Zidan terdengar menjengkelkan di telinga Zidan

"Diem deh Lo!" Ujar Zidan mengempit kepala Raffa di ketiak nya, yang membuat Zahra tertawa kecil

Raffa terus berusaha agar dirinya bisa lepas dari Zidan, tentunya usaha yang ia lakukan sia sia saja. Karna, tenaga Zidan lebih kuat dari pada dirinya

"Bang! Lepas, Ketiak Lo bau tau gak!" Kesal Raffa yang suara nya nyaris tak terdengar karna terendam di tubuh Zidan

Zidan sudah tak tega pada adiknya yang sudah hampir kehabisan nafas, lalu ia melepaskan Raffa dari pelukannya.

"Ck! Abang macam apa ini? Yang tega membiarkan adiknya yang hampir kehabisan nafas?! Kamu tega bang!" Ujar Raffa seraya memegang dada nya, bisa di bilang kalau laki laki itu sedang mendramatis

"Dih, Alay Lo!" Seru Zidan sambil bergidik ngeri melihat tingkah laku sang adik

"Hehe. Bang, pinjam motor dong,"

"Emang nya motor Lo kemana?" Tanya Zidan dengan mimik wajah bingung nya.

"Dia kemarin nabrak pohon karna ada mobil yang salah hidupkan lampu sein. Mobil itu nyalain lampu sein kanan malah belok ke kiri, dan terpaksa adik kamu banting stir motor dan nyaris nabrak pohon," Celetuk Zahra seraya berkutik dengan alat dapurnya

Mata Zidan membulat, lalu ia menoleh ke Raffa yang sedang cengar-cengir tidak jelas "Lo Gak Pa-pa kan?! Ada yang luka? Ada yang tergores?!" Tiga pertanyaan yang di lontarkan oleh Zidan pada adiknya, yang membuat Raffa memutar matanya nya malas.

Raffa menjauhkan dirinya dari Zidan, yang tadi tadi kakak nya itu memutarkan tubuh nya untuk mengecek apa ada luka atau tidak.

"Iihh gue gak pa-pa bang! Gue pinjam motor ya bang, kunci nya mana?" Tanya Raffa sambil mengulurkan tangannya seakan-akan hendak meminta sesuatu

"Di kamar gue, ambil sendiri Sono. Eh btw, Lo mau kemana?" Tanya Zidan balik

"Mau main, sekalian mau liat motor gue di bengkel. Udah selesai apa belum."

"Lah di Raffi gak di ajak? Biasa nempel Mulu, udah kayak perangko aja,"

"Masih molor tuh bocah, males gue bangunin nya, nanti juga bakalan nyusul sendiri," Ujar Raffa lalu menaiki tangga menuju lantai dua untuk mengambil kunci motor milik kakak nya.

***

Sekarang Zidan dkk tengah berada mall untuk membeli perlengkapan buat kemah nanti.

Mereka pergi ke mall menggunakan kendaran roda empat milik Zidan yang di belikan oleh ayahnya saat ia ultah ke 17 tahun.

"Sekarang kita beli apa lagi?" Tanya Alta sambil memandang troli nya yang sudah ada beberapa perlengkapan kemah.

"Barang-barang kan sudah semua, tinggal cemilan yang belum." Timpal Kenzo, dari tadi laki-laki itu hanya sibuk membuat insta Story.

"Kita makan dulu yuk, ntaran aja beli cemilan nya," Usul Raka. Kebetulan sekarang sudah masuk jam makan siang.

"Ayo lah, kita makan di situ aja," Ucap Zidan sambil menunjuk ke arah salah satu resto yang ada di mall.

Sedangkan kawan-kawan Zidan hanya mengangguk setuju, lalu mereka berjalan menuju resto Tersebut.

Zidan dkk mengambil Tempat di sudut, Zidan mengangkat tangan nya dan salah satu winters berjalan ke arah meja mereka.

"Silahkan kak pilih menu nya," Ujar Winters itu sambil meletakkan buku menu. Dan winters itu sudah siap dengan notebook mini untuk mencatat pesanan pelanggan.

"Kalian pesan apa?" Tanya Zidan sambil melihat menu yang tertera di buku menu.

"Spaghetti aja deh, minuman nya ice lychee tea," Sahut Raka

"Samain aja, biar cepat," Celetuk Naja

"Oke kak, kami pesan spaghetti nya lima, dan ice lychee tea lima juga ya," Ucap Zidan dan winters itu langsung menulis pesanan nya.

"Baik kak, di tunggu ya."

Mata Zidan melirik ruangan yang ada di dalam restoran tersebut, tak sengaja ia melihat sekelompok gadis sedang tertawa girang tapi tidak dengan salah satu dari gadis itu.

"Kayak kenal, tapi siapa?" Gumam Zidan sambil memandang punggung gadis yang tidak ikut tertawa bersama teman nya yang sedang membicarakan sesuatu yang lucu.

Di posisi lain...

Tiga orang gadis sedang menunggu makanan datang di sebuah restoran. Sambil menunggu pesanan nya datang, mereka menceritakan hal-hal lucu agar teman satunya tidak terus-terusan murung.

Gadis yang rambut terurai itu tidak menampilkan senyuman dari tadi, ia hanya murung dan matanya yang merah.

"Udahlah Stell, Ayo senyum. Gue yakin suatu hari nanti Lo bakalan dapat kasih sayang dari ayah Lo," Ujar gadis yang bernama Arabelle.

Bulan mengangguk setuju dengan ucapan yang di Lontarkan oleh Arabelle tadi "Iya bener, Berdoa aja Stell, semoga ayah Lo suatu saat bakalan sayang ke Lo," Timpal Bulan-teman Stella.

"Apa ayah bakalan sayang ke gue pas gue udah gak ada?" Batin Stella

"Besok kita mau lihat Lo tersenyum, jangan murung terus. Nanti gak cantik lagi lho," Canda Bulan

"let's smile friends!" Ujar Arabelle dan Bulan bersamaan lalu mereka memeluk Stella.

[TO BE CONTINUE]

Hai, ada yang kangen aku gak? :D

Maaf banget baru update sekarang, makasih yang sudah nunggu cerita Zidan up

Lanjut gak nih?

Spam next di sini!!

See you all

ZIDAN AL-ATHAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang