36

2K 159 8
                                    

"Oh no..." Maya menutup mulutnya kaget, tubuhnya meluruh di atas rumput.

"What? What happened? Is there something wrong? Is she alright?" Radit mengguncang tubuh Maya.

Radit membantu Maya berdiri, Maya menatap Radit.

"Cia hilang Dit!" Maya bergerak gelisah.

"Kamu yakin Ay? Mungkin Cia cuma bermain di sekitar sini?"

"Cia tidak pernah pergi tanpa memberitahu aku terlebih dahulu Dit, what if something bad happen to her?" Nada khawatir tidak dapat tertutupi, pikiran Maya sedang kacau.

"Kamu tenang Ay, kamu cari di dalam rumah biar aku yang cari Cia di perumahan sekitar serta di taman." Radit merangkum wajah Maya, Maya mengangguk pelan.

Radit segera pergi meninggalkan Maya, Maya masuk ke dalam rumah mencari Cia.

"Cia sayang." Panggil Maya, ia sudah memeriksa kamarnya serta kamar Cia.

"Cia dimana?" Maya membuka pintu kamar mandi serta ruangan bawah tanah rumahnya.

"Cia, Daddy sudah datang. Cia pasti suka kado dari Daddy!" Bujuk Maya yang tidak mendapatkan balasan apapun, ia telah memeriksa semua ruangan, lemari penyimpanan tapi Maya tetap tidak bisa menemukan Cia.

"Cia? Cia jangan tinggalin Mommy..." Maya terduduk lemas di ruang tengah, ia melihat ruangan yang ia dekorasi untuk perayaan ulang tahun Cia. Seharusnya hari ini hanya dipenuhi dengan tawa bahagia tetapi malah airmata yang mengalir di pipi Maya. Maya terisak, kepalanya tertunduk.

Bunyi pintu terbuka, Maya mengadahkan kepalanya. Radit kembali dengan keadaan yang sudah acak-acakan tidak jauh berbeda dengan kondisi Maya saat ini. Maya melihat kedatangan Radit yang seorang diri, Radit yang memahami pandangan Maya ia hanya bisa menggeleng kepala.

Radit sudah mencari di sekitar, ia bahkan mengetuk pintu tetangga menanyakan apakah mereka melihat Cia. Bahkan ketika Radit mendatangi gerombolan anak-anak yang dulu mengejek Cia di taman, mereka bilang tidak melihat Cia.

"Aku tidak bisa menemukan Cia dimanapun." Radit menggeleng pelan.

"I've been check every inch of this house..." Tangis Maya semakin berderai, Radit menghampiri Maya dan memeluknya.

"Calm down Ay, kita pasti bisa menemukan Cia. Aku akan menghubungi bawahanku." Radit berdiri menjauhi Maya, ia menelpon Rasyid. Radit memijat keningnya, sejujurnya Radit saat ini ia juga tidak bisa berpikir jernih. Bagaimana bisa ia bersikap tenang ketika putrinya hilang. Radit juga panik namun, ia tidak boleh terlihat rapuh di depan Maya. Jika ia rapuh lalu siapa yang akan menguatkan Maya?

"Find my daughter!" Ujar Radit penuh penekanan. Maya melihat Radit yang berbincang di telpon, Maya memberi kode pada Radit yang dibalas dengan anggukan.

"I'll call 911." Maya menekan deretan angka di ponsel miliknya, tidak butuh waktu lama suara operator terdengar.

"911 긴급 상황은 무엇입니까?"
911 gingeub sanghwang-eun mueos-ibnikka?
(911 what's your emergency?)

"내 딸이 없어졌어."
nae ttal-i eobs-eojyeoss-eo
(My daughter is missing.)

"당신의 주소는 어디입니까?"
dangsin-ui jusoneun eodiibnikka?
(Dimana alamat rumah anda?) Maya memberitahu alamat rumahnya agar dicatat oleh operator.

"딸의 이름은?"
ttal-ui ileum-eun?
(Nama putri anda?)

"그녀의 이름은 알리시아 노바."
geunyeoui ileum-eun allisia noba.
(Namanya Alicia Nova.)

AGENT 111 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang