(Please bgt para pembaca tersayang, bacanya sekalian play video di atas ya biar feel nya mantap jiwa.)
Happy reading, kita undangan virtual!
(Turning Page : Song by Sleeping At Last)
***
Maya dan Dad berjalan menuju pelaminan."Jangan biarkan aku jatuh Dad."
"Tidak, tidak akan."
Maya menarik napasnya dengan gugup, banyak pasang mata yang menatap kearahnya. Alunan musik mengiringi setiap langkah Maya, bouquet mawar kecil Maya genggam erat berharap dapat menyamarkan tangannya yang gemetar sementara tangannya yang lain bergandengan dengan Dad. Mengetahui putrinya gugup, Dad meremas pelan genggaman putrinya memberikan sedikit kekuatan.
Tibalah mereka di hadapan Radit. Radit beserta tuxedo tidak lupa mawar merah di jas yang ia kenakan. Dad melepas genggaman Maya dengan perasaan yang campur aduk, perasaan tidak rela ia melepas putri satu satunya. Tidak terasa bulir bening mengalir di sudut mata pria yang usianya tidak lagi muda itu, Maya menghapus jejak bulir bening itu dari wajah Dad.
"Please take a good care My daughter." Pesan Dad pada Radit.
"I will Sir." Radit menyambut tangan Maya, mereka menaiki panggung kecil.
Dari atas panggung Maya bisa melihat Dad, Mom, Juna, Cia, Rasyid beserta tamu-tamu lainnya yang tampak asing. Pandangan mereka semua tertuju pada calon pengantin yang tidak lama lagi akan mengucapkan janji suci.
Mom menatap putrinya terharu, Dad selalu siaga memberikan tissue pada Mom meski pada kenyataannya dirinya ikut menggunakan tissue untuk menghapus jejak-jejak air matanya.
Juna terlihat tegang entah apa yang ada di pikirannya, Maya rasa para tamu akan salah paham jika melihat ekspresi Juna. Juna terlihat lebih gugup dan tegang seperti calon pengantin pria dibandingkan Radit yang merupakan pengantin pria yang asli.
Alicia putrinya. Senyum indah tidak luntur dari wajah cantiknya. Cia sangat antusias saat berada di ruang make-up. Tidak henti-hentinya ia memuji betapa cantiknya Maya di hadapan banyak orang. Cia mengatakan bahwa Maya terlihat seperti Princess dengan gaun indah yang menawan.
Sentuhan ringan di punggungnya menyadarkan Maya. Radit menatap Maya dalam, Radit terlihat semakin tampan saat rambutnya tertata rapi.
"Cantik..." Ujar Radit.
"Terima kasih..." Jawab Maya malu-malu.
"Bukan kamu Ay, tapi Cia." Radit menoleh ke arah putrinya
"Dit!" Maya kesal merasa dipermainkan.
"Maaf...hanya bercanda Ay. You're the most beautiful bride I've ever seen Ay." Puji Radit.
"Ladies and gentlemen we gather here at a glorious day to witness the union Raditya Novaldy Nasution and Maya McKenzie." tutur pendeta.
('Tuan-tuan dan nyonya-nyonya kami berkumpul di sini pada hari yang mulia untuk menyaksikan persatuan Raditya Novaldy Nasution dan Maya McKenzie.')
"Please repeat after me!" Pendeta mengarahkan kedua mempelai untuk mengikutinya.
"I Raditya take you Maya to have and to hold." Ucap Radit.
"For better or for worse." Lanjut Maya.
"For rich or for poor." Sambung Radit.
"In sickness and in health." Sambung Maya.
"To love..." Ujar Radit dengan tulus.
"To cherish as long as we both shall live." Sambung Maya.
"For infinity." Sumpah itu diakhiri oleh Radit, Radit memasangkan cincin pernikahan di jari Maya. Cincin emas putih berlambangkan infinity.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT 111 [TAMAT]
Romance*Spin-off My Baby* [Maya] Agent 111 "apa yang salah dengan jatuh hati pada target sendiri?" ~AGENT 111~ [Radit Novaldy] "Aku mencintainya dan ini bukan sekedar Obsesi...camkan itu!" ~MR.X~ Radit gagal menjadikan Zalina miliknya, ia tertangkap oleh a...