Maya mengerjapkan matanya, menyesuaikan kontras cahaya lampu yang asing. Matanya bersibobrok dengan dada bidang Radit, tato yang familiar karena pria itu tidur bertelanjang dada. Maya melihat sekeliling, kamar bernuansa abu-abu tua. Tidak perlu menebak karena sudah dipastikan mereka sedang berada di rumah Radit.
"Morning." Suara serak Radit membuat Maya mendongak.
"Lepasin gue Dit!" Pinta Maya.
"No." Radit semakin mengeratkan pelukannya, dirinya memang memeluk Maya erat. Dengan kata lain Maya berbaring di lengan Radit.
"5 menit please." Kini gantian Radit yang bersembunyi di cerucuk leher Maya. Mendusel-dusel membuat Maya geli.
5 menit berlalu
Tidak-tidak lebih tepatnya 8 menit berlalu tapi Radit masih belum melepaskannya.
"Dit lepasin, gue mau pulang. Gue harus kerja." Maya berusaha melepaskan dirinya dari lintah neraka yang menempelinya.
"Nggak mau!" Rengek Radit.
"Gue mau pulang."
"KALAU GUE BILANG ENGGAK! YA ENGGAK!" Teriak Radit.
"Dit." Cicit Maya pelan.
"Nggak Ay! Tempat lo itu disini! Di samping gue! Lo itu milik gue! Gue nggak suka berjauhan dengan milik gue Ay! You belong to me!"
"Tapi ini bukan rumah gue."
"I'm your home now." Ucapan Radit memelan, menandakan emosinya sudah turun.
"Gue bukan barang dit, gue bukan milik siapa-siapa."
"I don't care! Do as i said!" Radit pergi menuju kamar mandi, Maya dapat mendengar tetesan air dari dalam kamar mandi.
Maya memandangi langit-langit kamar. Radit seperti memiliki kepribadian ganda. Ia akan berprilaku manis ketika kondisi normal tapi akan berperilaku seperti iblis ketika ia marah. Radit bahkan tidak segan-segan bersikap kasar padanya, Juna benar. Radit terlalu bahaya untuk didekati, tapi hati Maya tidak rela jika harus berjauhan apalagi berpisah.
Yang Maya pelajari dari sikap Radit sekarang. Maya bahkan menamainya dengan kamus Radit.
Kamus Radit
Aku-kamu = Normal
Lo-gue = iblis
---
Maya memang sudah tidak lagi tinggal di rusun, melainkan di rumah Radit. Hal ini langsung diketahui Juna, bisa ditebak bagaimana reaksi pria itu? Marah? Tentu saja! Bahkan Juna dengan gilanya meminta Maya untuk mundur dari misi. Tapi Maya yang keras kepala serta ambisius jelas menolak dengan lantang.
Terlebih lagi Radit sering memergoki mereka berdua, demi menjaga identitas serta jalannya misi. Juna dan Maya akhirnya Sepakat untuk menjaga jarak. Meskipun begitu Maya tidak semerta-merta melupakan tujuan utamanya. Selama Maya tinggal di sini, Maya tidak menemukan tanda-tanda kehidupan. Itu artinya Korban tidak selamat, tapi Maya tetap bergerak mencari bukti-bukti.
Sialnya rumah Radit begitu bersih dan rapi. Maya belum menemukan hal yang mencurigakan, bahkan dia tidak bisa menemukan sidik jari Korban. Radit tidak memiliki asisten maupun pembantu di rumahnya, semuanya ia bersihkan sendiri. Dan kini pekerjaan itu menjadi pekerjaan Maya, dengan dalih Maya tinggal gratis.
Lagian salah siapa menculiknya kemari? Radit bahkan menolak ketika Maya ingin mengambil barang-barangnya yang tertinggal di rusun. Alhasil semua barang yang Maya kenakan adalah barang baru yang Radit beli sendiri. Rumah besar bertingkat yang luasnya sudah lebih dulu membuat kepala Maya pusing. Bagaimana bisa Radit membersihkan ini semua seorang diri? Mungkin supaya pergerakannya tidak diketahui orang lain. Lalu kenapa sekarang ia malah membawa Maya tinggal di sini? Ah sepertinya Radit hanya memperalat Maya sebagai cleaning service.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGENT 111 [TAMAT]
Romantik*Spin-off My Baby* [Maya] Agent 111 "apa yang salah dengan jatuh hati pada target sendiri?" ~AGENT 111~ [Radit Novaldy] "Aku mencintainya dan ini bukan sekedar Obsesi...camkan itu!" ~MR.X~ Radit gagal menjadikan Zalina miliknya, ia tertangkap oleh a...