25

1.7K 121 3
                                    

Maya berhasil melepas borgol meski kedua pergelangan tangan Maya berdarah, untuk borgol di kakiny dia buka menggunakan jepit hitam yg dia pakai di rambut lalu menyusul ke ruangan Zal. Maya tidak bisa bisa menghubungi Zalina karena ponsel miliknya tidak bisa ditemukan, laptop, computer, bahkan telpon rumah. Semua alat komunikasi sengaja diputus oleh Radit. 

Maya mengecek semua pintu keluar bahkan jendela. Maya memasukkan angka di seluruh pintu, tetap saja tidak bisa.

Access denied

Access denied

Maya memukul pintu dengan kesal, Radit mengurungnya sehingga Maya tidak bisa kemana-mana.

"Berpiki-berpikir..." Maya berjalan mondar-mandir berpikir apa yang harus ia lakukan.

Maya mendengar deru mesin mobil, maya mengintip Radit memasuki rumah dengan Zalina yang berada di gendongannya. Maya bersembunyi, hingga terdengar bunyi pintu utama tertutup. Maya yakin Radit pasti membawa Zalina ke ruangan rahasia. Maya mengintip Radit memasuki ruang perpustakaan, tebakannya benar. Maya melirik meja bar, Radit selalu meletakkan ponselnya disana. Berlari tanpa suara, Maya mengambil ponsel Radit. Dia bersembunyi di balik meja bar, menekan deretan angka yang ia hapal.

Maya mengirim kode.

111
Send.

Maya tidak lupa menghapus riwayat pengiriman pesan sebelum mengembalikan ponsel Radit ke tempat semula.

Radit keluar entah kemana, Maya membawa pisau kecil dari dapur. Berlari menemui Zalina, ia harus mengeluarkan Zalina dari rumah ini.

---

Zalina terbangun dan dia merasa tubuhnya terikat benar saja ketika ia menatap ke arah bawah ia sedang terikat di sebuah kursi hitam. Kedua tangan Zalina terikat di belakang kursi yang ia duduki. Bersyukur mata dan mulutnya tidak ikut ditutup.

Ia diculik dan di tempatkan di sebuah ruangan aneh. Di depan Zalina terdapat sesuatu berbentuk peti namun ditutupi kain hitam, Zalina berada di tengah ruangan dan ia dikelilingi rak rak yang berisi berbagai macam anggota tubuh manusia yang mengapung di dalam toples kaca membuatnya menahan mual.

Ia tidak tahu siapa yang menculiknya, jika dalam kondisi biasa mungkin Zalina tidak akan terlalu panik namun tidak dengan kondisinya yang sekarang! Dia sedang hamil! Ada nyawa lainnya yang berada didalam bahaya saat ini. Zalina harus segera keluar dari tempat ini meskipun ia tidak yakin apakah dia bisa lolos.

Zalina mencoba melepaskan ikatan di tangannya dan sialnya ikatan itu begitu kencang hingga pergelangan tangannya terasa perih. Terdengar suara langkah kaki membuat jantung Zalina berpacu dengan cepat. Ia menatap satu satunya pintu ber cat merah itu terbuka dengan perlahan. Zalina dan insting bertahan hidup ia memutuskan untuk pura pura tidak sadarkan diri.

Bunyi daun pintu yang tertutup secara perlahan membuat Zalina semakin waspada dan menajamkan pendengarannya. Langkah kaki ringan namun cepat seperti seseorang yang berlari mendekat.

"Mbak...bangun mbak!" Maya berusaha membangunkan Zalina.

"Maya? Kamu diculik juga? Kenapa bisa ada disini?" Zalina terlihat kaget, Maya tidak punya banyak waktu.

"Ceritanya panjang mbak, yang paling penting saat ini adalah keselamatan mbak Zalina." Maya membawa pisau kecil yang ia sembunyikan dibalik dress selututnya lalu memotong tali yang mengikat pergelangan kaki Zalina.

"Maya, kamu tahu siapa dibalik penculikan ini?" Maya tidak menjawab pertanyaan Zalina dan matanya berkaca-kaca.

"Nanti mbak keluar langsung ke lift ya! Terus nanti mbak akan sampai di ruangan baca. Mbak harus berhati hati jangan sampai 'dia' menemukan mbak! Please mbak aku mohon...mbak harus selamat! Aku nggak mau hidup dalam penyesalan."

AGENT 111 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang